Episode 15 : Marvel Bucin

21 20 0
                                    

Marvel masuk ke dalam kelas, bak seorang pangeran yang siap menjemput tuan putrinya. Dari kejauhan saja Marvel sudah memandang ke arah Assa. Sejak resmi menjadi pacar dan tawanan Marvel, Assa jadi sering murung dan berdiam diri di dalam kelas.

Assa terlihat rajin belajar di mejanya, membuat Marvel tersenyum. Ia menghampiri Assa. "Pagi pacar," sapa Marvel dengan riang, sampai harus menunduk demi menatap Assa.

"Oh iya kerjain pr gue ya Sa. Halaman 75 latihan 6. Gue belum. Ya sayang?" Marvel mengacak-ngacak dengan pelan rambut Assa, sampai helain rambut gadis itu berjatuhan di depan wajahnya yang membuat Assa jadi memiliki poni.

Assa mengangguk, ia memaksakan tersenyum dan mengangguk."Pr yang lain masih ada yang belum? Biar gue kerjain sekalian," kata Assa lagi.

"Bucin banget deh pacar gue." Marvel menatap ke sekitar mereka.

"Vel, gue aja yang kerjakan."

"Gue juga bucin sama lo, seadainya jadi pacar gue."

Mereka bersorak ria. Marvel jadi objek halu wanita di dalam kelas itu.

"Lo kok tumben gak gerai rambutnya, padahal lo tambah cantik kalau gerai rambut, " celoteh Marvel dengan nakal, lalu ia melepas ikatan rambut Assa yang tadinya dikuncir kuda.

"Gue pengen aja, tapi kalau lo pengen gue gerai. Ya gak papa, " sahut Assa mulai akan mengerjakan pr milik Marvel.

Nana datang ke kelas dengan raut wajah kusut. Ia langsung duduk di kursinya dan berbalik sebentar menghadap ke arah Marvel yang kini duduk di samping Assa sambil memperhatikan Assa yang menyalin pr untuk Marvel. Nana melempar begitu saja buku latihanya di hadapan Assa.

"Sekalian gue Sa, " liriknya malas. Assa menggepalkan kedua lengannya di meja, lalu ia melempar buku itu ke depannya dan mengenai belakang kepala Nana. Gadis itu tak terima, jika direndahkan dengan Nana.

"Kerjain aja sendiri!" lantang Assa

Nana bangkit dari duduknya. Ia mendobrak meja dengan kakinya.

"Marvel itu sahabat gue. Jadi gue berhak dapat perlakuan yang sama dengan Marvel," kata Nana ketus. Assa menatap Marvel, berharap cowok itu mau membelanya, tapi Marvel malah mengelus surai Assa. "Kerjain aja." Ada nada penekanan disana, walau terdengar berbisik.

Assa pasrah. Ia mulai mengerjakan dengan cepat pr mereka berdua. Gadis itu memang bodoh, ia rela jadi budak Marvel, karena Marvel tahu rahasianya. Kesalahannya yang pernah mengenal sosok Marvel.

****

Jam istirahat berkumandang. Lebih gercap dari tukang tagihan kredit. Marvel datang dari kantin dan langsung menyodorkan minuman pada Assa.

"Minum dulu dong. Tanda terimakasih gue sama lo," kata Marvel terkekeh manis.

Perempuan-perempuan yang mengikuti Marvel dari kantin langsung menjerit, melihat Marvel sengaja membelikan minuman untuk ratunya. Mereka semua pada pengen ditatap, dimanja, dan diledek sama Marvel yang uwuw. Assa melirik sekilas ke minuman itu, lalu ia menoleh dan menatap Marvel.

"Makasih, " cicit Assa pelan. Minuman berwarna kuning itu Assa hisap melalui sedotan. Perasa Assa mulai bereaksi, ia mendadak mual dan terbatuk-batuk.

"Uhuk uhuk uhuk...."

Asss mual begitu saja. Ia menutup mulutnya, karena melihat Marvel menyeringai tajam. Assa melirik sekilas ke minuman dengan rasa aneh itu. Pahit, asam, dan kecut, semua bercampur menjadi satu. Assa tak tahan membuatnya keluar dari kelas.

Gadis itu pergi ke kamar mandi. Tangannya bertumpu di wastapel toilet sekolah. Ia meratapi nasibnya yang buruk, ketika harus berhadapan dengan Marvel. Kenapa ia menjadi perempuan bodoh.

KALOPSIA [ Selesai ] √Where stories live. Discover now