Episode 32 : Dimana Letak Kebahagiaan?

6 4 0
                                    

Assa berlari tak tau arah, setelah disakiti, dipukuli bahkan disalahkan oleh ibunya malah semakin membuat Assa muak untuk berada di dalam rumah. Ia lebih memilih keluar, meski harinya sudah larut dalam kesedihan.

Gadis itu menangisi dirinya sendiri. Matanya yang sembab, membuat pandangannya kabur. Assa tertatih di gelapnya malam sampai, ia melihat sosok Marvel sedang memukul sosok perempuan yang terduduk lesu.

"Vel?" panggil Assa menghambur ke arah mereka dan betapa terkejutnya ia, ketika menjumpai Meisya yang tersenyum kecut padanya, tengah menahan kesakitan tubuhnya akibat hantaman dari Marvel yang memukulnya.

"Pukul gue!"

Assa menggelenggkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan perbuatan Marvel. Marvel tak sedikitpun mengacuhkan panggilan Assa. Dia terus memukuli Meisya, mendorongnya, bahkan menampar pipinya, walaupun begitu, anehnya Meisya tak sama sekali melawan.

Meisya hanya tersenyum getir. Air mata Assa turun menggenangi pelupuk matanya, dia mendorong Marvel.

Marvel menatapnya dengan tajam.

"Lo pergi Sa!" perintah Marvel mengibaskan peluh yang menutupi penglihatannya.

"Gue gak akan pergi sebelum lo gak bersikap gila kek gini!" bentak Assa parau. Meisya malah menyahutnya dengan sebuah cengiran.

"Ngapain lo bela orang kaya gue? Gue pantas diginiin, lagipula gue gak sakit kok, rasanya kesakitan itu sungguh nikmat."

"Sekarang pukul gue!" sambung Meisya meraih lengan Marvel yang langsung menurunkan tangan untuk menghantam Meisya lagi, tapi Assa mencegatnya.

"Gue kecewa sama lo Vel, gue gak habis pikir kenapa lo ngelakuin semua ini!"

" GUE BENCI SAMA LO!" teriak Assa. Ia memukul dada Marvel.

"Gue sakit! Dan lo juga sakit, kita sama-sama sakit, tapi ketika lo pasrah, hidup lo gak ada artinya," bisik Assa terisak. Ingin sekali saat ini, ia mendekap Marvel untuk menenangkannya, tapi semua itu hanyalah kehaluannya semata. Semuanya dihampiri oleh rasa ragu. Assa tidak mengenal siapa Marvel lagi. Siapa Marvel?

Hidung Meisya mengeluarkan darah, tubuhnya dan wajahnya basah akibat keringat. Seragam sekolah abu-abunya sudah robek disana-sini.

"Gue yakin lo bukan Marvel." Assa menampar pelan dada Marvel. Lelaki itu tak menghalanginya, bahkan siap menahannya, jika Assa yang melakukannya lebih dari itu.

"Gue pantes mati. Gue gak pantas hidup, kalian gak ngerti sama apa yang gue rasa," kata Meisya bangkit, namun Marvel malah mengambil balok kayu di hadapannya dan detik itu juga dia mengayunkan balok itu ke arah Meisya.

"Lo gak pernah tahu rasanya gimana jadi gue sebelum kalian ngerasain apa yang gue rasa." Meisya menggigit bibir bawahnya, bersiap menerima pukulan Marvel yang mungkin kali ini akan membuatnya pingsan.

"Vel jangan."

Niatan Assa yang ingin menghalangi Marvel, malah ia yang akhirnya terkena membuat Assa jatuh lunglai. Marvel langsung panik dan menjatuhkan diri Assa ke pangkuannya.

"Lo bener. Seharusnya gue," bisik Meisya ketika menatap Marvel yang sedang menatapnya dengan marah.

"Kalau lo sampai ganggu Assa lagi, gue gak segan buat nyakitin lo lebih dari ini," ancam Marvel, dia mengangkat tubuh Assa. Meisya tersenyum getir dan badannya terhuyung-huyung.

"Yeah. Fuck boi!" kata Meisya mengacungkan jari tengahnya seraya memantikkan sebatang rokok dari balik pakainnya.

Marvel meludah di hadapan Meisya yang berjalan gontai menjauhinya.

KALOPSIA [ Selesai ] √Where stories live. Discover now