Episode 1 : Tiba-Tiba Cinta Datang

149 78 19
                                    

"Hello guys. Sebagai penyayang netizen yang budiman, gue mau ngajak kalian nih ke stasiun radio fm yang lagi hitz-hitznya itu. Yuk, langsung aja kita masuk." Dilan mengangkat ponselnya ke atas untuk mengarahkan followersnya agar mengikuti langkahnya untuk masuk ke dalam ruangan siaran radio, tapi sebuah suara berhasil menyetop kaki Dilan yang seketika menegang. Dikira Dilan, cuman ia sendirian disini. Eh ternyata ada kunti kalee, nyempil. Dilan bergidik ngeri.

"Hitz lo bilang. Emang gue obat nyamuk!" Seorang gadis dengan pakaian casual yang bertopi putih menarik kerah leher Dilan yang menyelonong masuk ke ruangannya, tanpa izin terlebih dahulu.

"Syett dah. Lepasin gue! " elak Dilan. Kakinya menari-nari di lantai.

"Lo kenapa masuk? mau mencuri lo?" Gadis itu menatap lekat lelaki di depannya.

"Lo?"

"Hah, elo?" Alis Assa bertautan. Dilan membuka suaranya. "Harusnya gue yang tanya. Kenapa lo disini? mau request lagu 'selamat tinggal ospek lu'," cetus Dilan sambil mengangguk, lalu berkata lagi.

"Mentang-mentang sudah ospek yah lo, berani sama gue. Oh jangan- jangan lo?" Dilan mengitari badan Assa.

"Gue mau siaran."

"Lo?" Netra Dilan melebar. "Elo penyiar?" tanyanya sekali lagi, karena tidak percaya.

Assa mengangguk dan langsung disodori oleh Dilan yang mencubit telinganya. Gadis itu terjingkrak parah. Sebelah kakinya melayang dengan pincang, sambil Dilan mengomel tidak jelas.

"Gue gak ngerti ka. Lepasin gue ka." Assa meringis, seraya menatap Dilan.

"Eh lo adek kelas. Ngaku gak lo. Lo kan yang tiap malam minggu siaran 'jomblo- jomblo'. Hah?"

"Kenapa?" Assabelle menyahut polos.

"Gara gara lo."

Flasback

"Kali ini gue yang menang Lan. Liat aja lo." Laga temannya, seraya memegang remove playstationya dengan cekatan, karena takut dikalahkan Dilan dengan begitu mudah seperti hari-hari sebelumnya.

"Heleh. Gue," sentak temannya satu lagi.

Mereka bertiga bagai orang kesetanan. Main PS tidak ingat waktu. Dunia serasa milik berdua. Angin, matahari, dan langit cuman numpang lewat di bumi.

"Selamat malam para jomblo yang malam mingguan dengan game. Apa kabar? Bahagia aja lo semua punya hidup? Hehe."

(Bunyi Siaran Radio)

"Bahagia lo hidup Lan? Gue jadi ragu sama lo?" celetuk temannya yang terkekeh, karena mendengar siaran radio di hari minggu suci ketiga pemuda pemalas itu.

"Diam lo. Gak liat apa gue bahagia," elak Dilan. Lengannya bergoyang kesana- kemari, mengikuti gerakan reaksi dari otaknya dalam bermain game.

"Bahagia dengan dunia online." Tawa temannya membludak. Dilan mencoba fokus, tapi gak mampu. Selalu gagal.

"Udah ah. Gue mau jalan sama cewek gue dulu." Jojo berdiri.

Dilan menatap teman yang satunya lagi, sambil berharap kengenesan hidup ini berakhir dengan mendapatkan sahabat sejati. Merasa dilirik, Badrol menoleh pada Dilan.

"Tenang Lan. Suatu saat nanti lo pasti punya pasangan. Gue ngga jomblo, gue punya gebetan. Bluuuu." Badrol menjulurkan lidahnya.

"Sialan lo. Itu namanya jomblo."

"Mending daripada lo. Gebetan gak ada apalagi pacar. Hahahaha."

Flasback off

Assa tertawa renyah, karena mengingat cerita Dilan yang mengaduk perutnya. Ya, Dilan di film gak jauh beda kok sama Dilan di dunia nyata. Sama-sama suka ngelawak, tapi sayangnya Dilan Andra, kalau ngelawak selalu garing. Beda sama Dilan 1990 yang selalu buat orang jatuh cinta dengarnya.

KALOPSIA [ Selesai ] √Where stories live. Discover now