Episode 6 : Cerita kita

57 47 2
                                    

"Sialan!" Cihh," cetus cowok bersurai coklat yang sedang berdiri menantang di hadapan Dilan yang matanya melotot tajam. Baru pertama kali ini rasanya Dilan terpancing emosinya untuk meladeni teman sekelasnya untuk berkelahi.

"Gue udah tahu jawaban lo, mending lo lakuin apa yang gue minta!" tegas Marvel. Ia berdiri menatap ke arah Assa yang menjauhkan diri. Mendengar suara Marvel yang tegas membuat Assa ketakutan, Marvel lantas menyeringai.

"Gengsian lo."

"Tunggu Ka."

"ANJING!" Sumpah serapah itu disematkan untuk Dilan yang tiba-tiba ditampar oleh Rendy, membuat badannya memundur. Tak cukup sampai disitu, Dilan kembali merasakan hantaman keras mengenai perutnya dan tak sengaja menabrak belakang Assa, sontak gadis itu berteriak kaget dan langsung meraih pinggang Marvel yang ingin berbalik badan.

Mata Assa terpejam. Ia hanya merasakan bagaimana rasanya tak sengaja memeluk Marvel dari belakang.

"Assa," tegur Marvel. Perlahan, tapi pasti tangan lelaki itu meraba tangan halus milik Assa, lalu ia pegang, namun Marvel berbalik seketika membuat badan Assa yang belum siap menerima balikan badannya mau jatuh, tapi dengan sigap Marvel mengambil langkah untuk meraih lengan Assa.

"Gue jatuh lo masih sempat-sempatnya mesra-mesraan. Emang temen gak ada akhlak kalian." Sesekali Dilan meringis mendapati sudut bibirnya yang membiru dan sedikit mengeluarkan darah.

Napas Rendy memburu. Ia melangkah mendekati Dilan yang sudah terduduk dan kelihatan lemas. Marvel segera membantu Dilan untuk berdiri.

"Vel. Pelan-pelan, ketek gue ke angkat anjing!" Dilan mencoba mengangkat tungkainya yang sudah gemetaran.

"Kok lo gak ngelawan," tanya Assa ambigu.
Ia menatap kasihan dengan Dilan yang membenarkan kerah seragamnya sambil menggumam tak jelas.

"Pengen aja," cuek Dilan. Marvel mendorong pelan Dilan ke arah Assa.

"Lo urusin dia, biar gue urusin Rendy," tukas Marvel menjauh, sedangkan Assa cuman terdiam melihat tingkah Dilan.

"Elo kenapa? Ngerasa bersalah," cetus Dilan tanpa menatap ke arah Assa membuat ia semakin dihampiri rasa kurang enak. Bagaikan masakan tanpa garam.

"Gue mau kok maafin lo, asal lo jadi pacar gue." Dilan dengan wajah resenya cengegesan juga, ketika mendapati netra Assa menyipit.

"Makan nih cinta ka," dorong Assa membuat Dilan jatuh di badan Ocha yang sengaja lewat di kantin, karena mendengar keributan. Ia mendapati wajah Dilan yang belagu membuat Ocha kembali mendorong Dilan ke arah gadis lain dan gadis itu adalah, ralat. Bukan gadis, tapi kepala sekolah hasil reinkarnasi guru besar di kartun upin-ipin, alhasil Dilan memilih untuk pingsan.

****

Assa memasang wajah miris, tatkala Dilan menaruh kepalanya di bawah ketiaknya yang sok akrab, menggandengnya dengan gaya anak milineal ala Dilan. Gadis itu berusaha melepaskan Dilan dengan segala cara mulai dari joget-joget gak jelas, nahan napas, sampai nari india, tapi tetap aja gak berhasil membuat Dilan tertawa renyah menyadari sikap Assa padanya.

"Assa," goda Dilan.

Assa hanya menarik napas panjang, ketika ia harus bernasib sebagai junior dimana senior selalu benar dan, kalau salah balik lagi ke pernyataan awal. Assa hanya lemas ditatap Dilan. Ia tidak membayangkan jika Marvel yang melakukanya bisa terkena serangan stroke si Assa.

"Kak jangan sok akrab deh!" cetus Assa. Dilan masih membawanya pergi entah kemana, tentunya dengan sebuah paksaan.

Gerombolan gadis-gadis mulai menyerbu ke ruangan di sekolah yang berbentuk lapangan basket, karena bakal ada permainan basket dari cowok most wanted. Dilan memboyong badan Assa. Lagi-lagi gadis itu hanya meniup helain rambutnya yang sudah kusut, karena sudah di otak-atik Dilan.

KALOPSIA [ Selesai ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang