Episode 36 : Dua Garis Biru

10 5 0
                                    

Happy reading yall
Boleh kasih semangat dulu?
Vote ya and komentar

*****


Assa berlari ke kamar mandi, disana ia memuntahkan beberapa makanan yang barusan ia makan. Assa tertahan, lalu dia menatap pantulan wajahnya di cermin. Kepalanya pusing, dan Assa hampir terjatuh, jika tidak berpegangan pada bathub kamar mandi. Perutnya mulas, sampai akhirnya ia berpikiran negatif mengenai tubuhnya.


"Jangan-jangan gue? Sialan," ketus Assa berlari dari kamar mandi dan menuju ke kamar untuk mencari pregnancy test atau biasa disebut dengan tes kehamilan.

Assa masuk ke dalam kamar mandi, seketika lututnya lemas saat melihat dua garis biru kehancuran hidupnya terbentang, Assa syock, ia menggeleng dan tak percaya, tapi mau dikatakan apa, takdirnya berbelok untuk menghantam dirinya.

"Kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini?"

"Kenapa gue harus jadi korban disini. Kenapa?"

Assa tertuduk di tembok kamar mandi, sambil terisak. Ia memeluk dirinya sendiri, hanya untuk berusaha menenangkan dirinya.

Dengan keadaan mengandung anak dari hasil jebakan Assa terpaksa membuat keputusan besar, mengiyakan ajakan Shen dan pasrah pada keadaan yang sungguh memberatkan.

Bibir yang pucat dan badan kurus yang lunglai melingkupi wajah Assa.

"Gue hamil!"

Shen berbalik badan. Ia menatap tajam ke arah Assa, lalu melemparkan vas bunga ke bawah kaki Assa.

"Akibat perbuatan kamu. Kenapa kamu marah? Saya sudah merelakan semua hal buruk yang kamu buat pada saya," kata Assa. Jantungnya berdegup dengan kencang dan persendiannya melemas.

"Saya terjebak bersama gadis bodoh seperti kamu. Saya tidak suka kamu," sahut Shen, lalu dia pergi dan meninggalkan Assa.

"Kamu harus bertanggung jawab. Gue mohon!" ucap Assa tegas, ia sampai berteriak. Shen hanya bisa mengacak pelan rambutnya.

"Baik. Baik, stop mengeluh!"

****

Pernikahan Shen dan Assa berlangsung dengan sederhana dengan hanya mengundang beberapa tetangga yang mulai berbisik-bisik, saat ijab kabul berlangsung.

"Kasihan pak Shen ya, anak buahnya yang berbuat malah dia yang harus menikahi gadis tidak tahu diri itu."

"Sudahlah, mereka juga sudah sah. Tidak perlu dibicarakan keburukannya."

Setelah para tamu undangan berpulangan Shen segera mencengkram tangan Assa, lalu mendorong badannya sampai terjerembab ke lantai, sontak Assa merasakan ngilu di tubuhnya.

"Apa salah aku?" kata Assa menangis.

"Kenapa kamu menangis, membuat malu saja. Saya juga tidak sudi menganggap kamu sebagai istri saya. Ingat ini, kamu cuman numpang di rumah ini! Cih," Shen berdecih, lalu dia merenggut rambut Assa, dan menariknya. Dagu Assa diremasnya, agar menatapnya.

"Keterlaluan!" Assa menampar pipi Shen, membuat Shen marah. Dia berdiri dan menarik lengan Assa dan menguncinya di kamar.

"Buka!" teriak Assa, tapi tidak diindahkan oleh Shen. Assa meratapi kemalangan nasibnya. Menikah dengan orang yang umurnya jauh lebih tua dan ditinggalkan oleh orang terkasih. Assa selalu berharap hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini. Matanya sudah berkaca-kaca, ia mengambil foto di laci, lalu mendekapnya ke dada. Foto bersama Marvel, membawanya tidur dan berkhayal bersamanya.

KALOPSIA [ Selesai ] √Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu