história de amor

219 40 1
                                    

història de amor

cerita cinta

27 Agustus, pukul 10.56

Tokyo, Jepang.

Resort di dekat Ogasawara kini ditempati oleh [name] dan ibunya, menikmati makanan ringan sambil berceloteh tentang apa saja. Jemari [name] sibuk menggali isi dari bungkus makanan ringan, memastikan apa isinya masih tersisa atau sudah habis dimakannya. Berbalik terbalik dengan sang ibu yang tengah mengganti saluran televisi demi mencari drama kesukaan beliau.

"Bagaimana pekerjaanmu beberapa minggu ini?"

"Sama seperti biasanya."

Tangan sang ibu mengelus pelan surai [h/c] milik [name] sembari bercakap-cakap. Menanyakan perihal keadaanya ketika pergi keluar untuk bekerja, bagaimana kabar kedua temannya--Tatsumi dan Kotoha. Terlihat simpel, namun itu bermakna bagi keduanya. Mungkin suatu hari mereka tidak dapat melakukannya lagi.

Keduanya terdiam untuk sementara waktu.

Desir angin masuk melewati jendela, menciptakan bunyi yang terkesan lembut. "[name]," panggil sang ibu. "Iya, kenapa, bu?" [name] mengalihka atensinya ke eksistensi sang ibu, yang masih berkutat pada layar televisi. Alih-alih menjawab, sang ibu malah terdiam. Seolah hanya iseng memanggil anaknya. "Bu?" [name] mengeryit heran dengan tingkah laku ibundanya, tampak dibebani banyak pikiran.

"[name], apa alasanmu untuk jatuh hati pada Nanami?" Sang ibu bertanya. Wajahnya ia hadapkan kepada [name].

"Eh?" Pekik [name] sebab terkejut dengan pertanyaan yang spontan tersebut.

"Apa ya, mungkin aku punya tempat berlabuh selain dengan ibu."

[name] ikut terdiam. "Memangnya kenapa?" [name] kembali membuka suaranya ketika merasa ruangan itu terlalu hening. "Tidak, ibu rasa ibu hanya bernostalgia ketika melihatmu bercerita tentang Nanami beberapa waktu lalu," Ada nada pahit dan manis ketika mengucapkannya. Sebagai anak ia paham bagaimana perasaan sang ibu.

Punggung sang ibu yang tengah duduk di dekat sofa sedikit membungkuk lantaran faktor usia. Dari situ, terlihat sosok yang kesepian atau bahkan juga larut dalam kesedihan.

[name] paham betul kenapa sang ibu berkata begitu.

Sosok itu masih belum bisa melepas sang mantan suami. Yang menceraikannya dengan alasan yang terlampau tidak masuk akal baginya. Bagaimanapun, perceraian itu bukanlah suatu hal yang diinginkan seseorang dalam kehidupan pernikahan.

Waktu yang lalu, ketika [name] menceritakan dirinya pada Nanami, ia banyak menabur kebohongan. Tentangnya dan juga keadaan keluarganya. Bohong ketika ia bilang kedua orangtuanya bercerai tanpa ia tahu alasannya.

Karena [name] yang terlahir dengan keadaan kekurangan itulah yang mendorong sang ayah untuk menceraikan ibunya, dengan alasan menginginkan anak yang sempurna dari pernikahannya itu, brengsek, ya? Wanita yang sudah bersusah payah untuk menjaga pernikahannya agar tetap terjalin mendapat pukulan terberat dalam hidupnya.

Pria tak tahu terima kasih itu pergi entah kemana, meninggalkan dua orang tanpa berat hati.

Dan sang ibu tidak rela jika anak semata wayangnya itu mengalami hal yang sama dengannya. Sudah cukup jika dirinya yang pernah merasakan hal serupa. Kehidupan sang putrinya harus lebih baik dari kehidupannya, setidaknya Kumiho berpikir seperti itu.

"Tentang ayah?"

"Iya.."

"Tidak ada baiknya jika ibu masih memikirkannya."

[name] berkata demikian selagi menatap layar televisi. Terdengar mudah saat mengucapkan, 'lupakan saja orang itu, tidak ada baiknya jika kau menyisihkan waktu yang ada hanya untuk itu', tapi sulit jika kau melakukannya.

"Bagaimanapun, ibu masih belum bisa melupakannya," sanggah sang ibu.

[surname] Kumiho. Berakhir menjadi single parent untuk sang anak. Ia tak keberatan jika ia mengemban tugas ini sendirian, tetapi ia amat berat hati ketika mantan suami meninggalkannya begitu saja dengan alasan yang bahkan tidak terpikirkan sebelumnya.

Ketika sang wanita mendamba kehidupan manis, terkadang sang pria datang membawa sesuatu yang menghancurkan rasa manis itu. Namun terkadang, apa yang didambakan sang wanita akan terkabul oleh pria yang tepat.

"Ketika kamu jatuh cinta, jangan terlalu menaruh harapan padanya," ucap Kumiho pada [name]. Ada nada menyayangkan dan kecewa saat Kumiho mengucapkannya.

Setelah menghela napas, ia membuka mulutnya. Di sisi lain, [name] siap mendengarkan dengan seksama. Mata Kumiho terlihat memantulkan cahaya televisi karena berair.

"Soalnya itu bisa membunuh jiwamu." Kalimat yang diucapkan dengan getir itu menjadi penutup percakapan.

[name] tahu itu, dan dia tak tahu kapan dibunuh oleh rasa cinta yang kejam.







to be continue.

___________________


minggu ini makin parah, AAAAAAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


minggu ini makin parah, AAAAAAAA.

saya kembali setelah Asesmen Nasional, TO dan PTS. jadwal akhir-akhir ini makin padet karena sekolah saya ngambis parah (sayanya engga ambis, huehuehue).

mungkin pendek ketimbang chapter sebelumnya. setelah saya pertimbangkan, kemungkinan besar saya update lagi adalah bulan depan.

selanjutnya juga akan update sebulan sekali. dengan tanggal berbeda-beda, ini dikondisikan sesuai jadwal saya. kalau saya sudah senggang dan tidak ada tugas atau ulangan dikemudian hari, saya akan update sesegera mungkin.

berhubung ini sudah semester dua dan sekitar 2-3 bulan lagi akan ada PAS (sebenernya terhitung masih lama) tapi saya harus mempersiapkan materi jauh hari supaya tidak keteteran.

tacenda、 nanami kento.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang