saamhorigheid

157 23 1
                                    

saamhorigheid

kebersamaan

3 September, pukul 22.47

Tokyo, Jepang.

Pertemuan tak rutin ini kembali diadakan secara spontan oleh kedua pihak. Nanami merasa tak masalah meluangkan waktunya untuk wanita ini. Batinnya mengatakan pada raganya, supaya menyampaikan apa yang ia inginkan.

Cafè kecil itu dimuat tiga orang, akan tetap sama walau keadaan di luar berubah sekalipun. Jumlahnya akan tetap stabil. Lampu remang-remang itu tidak pernah diganti entah apa alasan dibaliknya oleh sang pemilik toko.

"Ternyata bertemu lagi dengan Nanami-san!"

[name] datang lebih lambat dari sebelumnya, ia datang sambil melambai. [name] dengan percaya diri tetap melambai pada Nanami yang tengah menunggu kehadiran [name].

"Agak lama, ya?"

"Tidak begitu, duduklah."

Begitu Nanami berkata demikian, [name] melangkah menuju kursi di depan Nanami. "Ini, aku sudah memesannya untukmu," Nanami meletakkan secangkir teh earl grey. Sedikit mendorongnya menuju tempat strategis disisi meja [name]. "Waah! Terima kasih banyak!" ucap [name]. Tangan mungilnya meraih gagang dari cangkir tersebut.

Menunggu kepulan uap mereda sebelum menyesapnya sedikit. Rasa kuat dan menenangkan mengalir ke kerongkongan, membawa rasa rileks ke pikiran. Menghela napas setelah merasa cairan itu cukup membasahi kerongkongannya.

"Bagaimana hari ini, semuanya lancar?" Nanami bertanya setelah selesai menyesap ocha.

"Hm.. bisa jadi, aku tak begitu yakin hari ini berjalan lancar sesuai ekspektasi," jawab [name] kemudian mengetuk permukaan meja.

Suasana menjadi hening beberapa saat, tetapi mereka tampak menikmati keheningan tersebut. Tanpa ada percakapan seolah sedang mengirim sinyal lewat pikiran. Mereka merasa nyaman tanpa percakapan.

"Tapi setidaknya hari ini lebih baik daripada kemarin," tambah [name] setelah puas berdiam diri.

Nanami mengangguk, lalu menyesap ochanya lagi dalam diam. Tak banyak yang mereka bicarakan saat itu, hanya keseharian mereka yang akan tetap sama juga keluh kesahnya. Bagi mereka tak begitu mempedulikannya seberapa membosankan topik itu yang mereka ulang terus menerus tiap bertemu.

Karena mereka hanya menjadi 'rumah' bagi satu sama lain. Tanpa ada kejelasan status serius. Dan akan kembali ketempat asal, begitu mereka selesai mereka secara alami akan kembali ketempat itu dan pergi meninggalkan 'rumah'.

Mungkin suatu saat mereka akan kembali ketempat asal tersebut.

Berakhir menjadi orang asing, sama seperti awal pertemuan.

Seolah terhubung, mereka merasakan hal yang sama serentak.

"Nee.. Nanami-san apa keinginan Nanami-san?" Sedikit mencondongkan tubuh ke depan. [name] memiringkan kepalanya sedikit, ia ingin mendengar keinginan dari seseorang yang ia sukai.

"Mungkin... menghabiskan waktu di negara yang memiliki biaya hidup rendah. Itu saja, tak lebih," ucap Nanami.

Jujurlah, aku tahu itu sebuah kebohongan.

Sama seperti waktu ia hendak berangkat menjalankan misi. Bisikan itu kembali terdengar. Sebenarnya apa dan kenapa bisikan itu tertangkap telingaku? Nanami berpikir.

"Begitu ya, kalau aku.. aku ingin bisa bersama Nanami," [name] hanya membuka mulutnya membentuk kalimat tersebut, tidak sampai mengeluarkan suaranya.

"Akan tetapi aku tidak yakin itu bisa terjadi," [name] bergumam.

[name] mengulas senyum, walau Nanami tak akan melihatnya ia tetap melakukannya.

"Tapi sisi lainku berpikir, mungkin suatu saat nanti itu akan terkabulkan."

Momen kebersamaan yang diliputi status rumit dalam kalbu masing-masing ini tampaknya sulit berjalan jika mereka tak saling mengungkapkannya.

Hei, suatu hari itu kapan?

Ataukah itu adalah saat yang tidak akan pernah terjadi?


to be continue.
_______________________

hari ini saya update, besok pun--atau mungkin nanti malem--juga bakal update.

karena saya kelas terakhir di sekolah saya, saya harus mulai fokus belajar sama ngejar nilai buat masuk tingkat selanjutnya nanti, mungkin bakal jarang tapi sesekali saya double update di satu hari--entah kapan itu.

akhir-akhir ini saya juga jarang buka wattpad, biasanya buka ToT kalo pas istirahat belajar.

silakan ditunggu nanti malam atau besok untuk kelanjutannya.

tacenda、 nanami kento.Where stories live. Discover now