BAB 3 'KISAH ANEH'

61 11 2
                                    

"Pokoknya, aku cuma tahu bahwa dari sini ke belokan di Rock Rim Drive itu lebih dari lima mil jauhnya," kata Pete, "dan boleh dibilang menanjak terus. Nah, kenapa aku harus setengah mati menggenjot sepeda pada saat hari sedang panas-panasnya begini, padahal di sana hanya akan sekali lagi melihat orang-orangan itu?" (Realistis sekali, he)

Saat itu beberapa jam setelah ketiga remaja itu mengalami petualangan di lereng bukit yang merupakan tanah milik Radford. Pete, Jupe, dan Bob duduk makan es krim di sebuah restoran, Sea view Cafe, di Rocky Beach, sambil bercakap-cakap tentang kejadian-kejadian yang mereka alami pagi itu. Jupiter baru saja menceritakan bahwa ia sudah minta izin agar tidak usah pergi mendatangi rumah yang terletak di Pegunungan Santa Monica, yang pemiliknya hendak menjual segala harta bendanya.

Paman Titus sendiri yang akan ke sana, karena Jupe ingin kembali ke ladang jagung yang baginya menimbulkan berbagai tanda tanya. Tapi Pete dan Bob tidak bisa dibilang gembira dengan perubahan rencana itu.

"Kau tidak punya perasaan ingin tahu, ya?" tukas Jupe kepada Pete. (beda tipis sama kepo kan yah, hahaha)

"Kau tidak ingin menyelidiki orang-orangan aneh itu?"

"Apanya yang aneh?" balas Pete menukas. "Kan cuma orang-orangan biasa yang dibungkus pakaian bekas!"

"Baiklah-tapi kalau begitu kenapa Charles Woolley menyerang aku tadi?" tanya Jupe. "Kenapa aku dikiranya orang-orangan yang hidup?"

"Kurasa kau ini membesar-besarkan persoalan sepele," kata Bob. "Itu terjadi karena kegugupan Woolley saja."

Jupiter menggeleng.

"Tidak, bukan cuma itu saja." katanya. "Reaksinya tadi terlalu gugup! Berapa banyak orang yang begitu beringas seperti dia tadi, menghadapi orang tak dikenal yang masuk tanpa minta izin? Woolley tadi menggenggam batu. Jika aku dipukulnya dengan batu itu, kurasa tulang kepalaku bisa retak karenanya.

"Padahal, menurutku ia sebenarnya berwatak lembut. Begitu menyadari siapa aku, ia langsung bersikap biasa, ia marah sekali, hanya karena mengira aku bukan manusia. Ingat, aku disebutnya "Benda sialan!" Itu kan aneh. Kalau aku tadi dikatakannya penjahat atau semacam itu, aku takkan merasa heran. Tapi aku disebutnya Benda!" Kemudian, ketika minta maaf, ia mengatakan bahwa aku disangkanya orang-orangan."

Pete terkekeh."Mana mungkin! Badanmu terlalu gendut," katanya.

Seorang pria yang masih muda, berkemeja lengan pendek dan bercelana warna gelap, berdiri sambil minum kopi di meja panjang yang terdapat pada salah satu sisi restoran itu. ia berpaling, memandang Jupe.

"Kau memang terlalu gempal, tidak mungkin kau orang-orangan itu," katanya. "Dan terlalu pendek."

Ketiga remaja jtu menoleh ke arahnya sambil melongo. Orang itu mengambil cangkir kopinya, lalu mendatangi meja mereka. Pete menggeser duduknya sedikit, memberi tempat bagi orang itu. "Mudah-mudahan saja kalian memang sedang bicara tentang orang- orangan yang di Chaparral Canyon Road," kata orang itu. "Yang gentayangan di tanah milik Radford. Kalau ternyata ada lebih dari satu orang-orangan yang suka gentayangan di bumi ini-wah, gawat!"

"Maksud Anda, orang-orangan itu memang benar bisa berjalan?" kata Jupe.

Orang itu mengangguk. Nampak bahwa ia senang melihat tanggapan anak-anak terhadap kata-katanya tadi.

"Aku pernah melihatnya," katanya. "Namaku Conklin, Larry Conklin. Aku bekerja untuk perusahaan Safe-T-System. Perusahaanku membuat peralatan pengaman terhadap pencuri, dan sekaligus memasang serta membetulkan kalau adayang rusak. Sistem pengaman Museum Mosby di Chaparral Canyon, itu kami yang membuat."

"Aku kenal tempat itu," kata Jupe sambil mengangguk.

"Hebat, ya?" kata Larry Conklin. "Kudengar jutawan tua Mosby yang membangunnya, menginginkan rumahnya itu lebih kokoh daripada benteng. Tapi itu memang perlu, karena tempat itu penuh dengan lukisan-lukisan hebat dari segala penjuru dunia. Kami memperlengkapinya dengan sistem pengaman yang benar-benar jempolan. Dan kami memeriksanya paling sedikit seminggu sekali, untuk memastikan bahwa semuanya beres."

(30) MISTERI BONEKA BERINGASWhere stories live. Discover now