BAB 8 'GEDUNG HARTA'

53 11 0
                                    

Selamat membaca

-----------------------

.

.

.

Hidangan makan siang disajikan di ruang makan Wisma Radford.

Mrs. Chumley tetap duduk di kursi rodanya, pada bagian kepala meja makan yang panjang, sementara Letitia Radford mengambil tempat duduk di ujung seberang. Gerhart Malz duduk di sisi kanan Mrs. Chumley. ia bercerita dengan asyik tentang Museum Mosby.

"Kami punya sebuah lukisan Vermeer yang benar-benar hebat" katanya pada Jupe serta kedua temannya.

Pria itu memakai kaca mata berbingkai emas. Matanya biru cerah, sedang rambut pirangnya yang dipangkas pendek begitu muda warnanya sehingga bisa dibilang putih. Warna kulitnya segar kemerah-merahan, dan urat-urat darah membayang kebiruan pada bagian pipi dan batang hidungnya.

"Vermeer itu pelukis yang luar biasa," sambungnya. "Salah satu pelukis Belanda yang terhebat. Mrs. Chumley sangat mengaguminya. Ya kan, Mrs. Chumley?"

Wanita itu mengangguk.

"Mrs. Chumley memiliki sebuah copy lukisan Vermeer yang ada dalam koleksi kami," kata Malz lagi.

"Judulnya, Wanita dengan Bunga Mawar. Copy yang dimilikinya itu dibuat oleh seorang mahasiswa seni rupa. Orang-orang yang ingin mempelajari teknik-teknik para pelukis besar zaman dulu kami izinkan datang dan membuat tiruan lukisan-lukisan terkenal. Tapi tentu saja sebelumnya mereka harus izin dulu. Selain itu, lukisan copy yang dibuat tidak boleh sama ukurannya dengan yang asli."

"Copy yang kumiliki lebih besar dari aslinya," kata Mrs. Chumley.

"Coba kalau sama, tidak bisa dibedakan mana yang asli dan mana yang tiruan." Sementara itu ia sudah selesai makan, ia meletakkan serbetnya di atas meja, lalu berkata lagi,

"Kalian mau melihat lukisan itu?"

Gerhart Malz tidak menunggu anak-anak menjawab ia langsung berdiri, lalu mendorong kursi roda Mrs. Chumley pergi dari situ. Letitia, begitu pula Jupe dan kedua temannya mengikutinya ke sebuah ruang duduk berukuran kecil yang terdapat di seberang serambi dalam. Di ruang duduk itu ada jendela-jendela yang menghadap ke pekarangan belakang yang ditumbuhi rumput Lewat sebuah pintu yang terbuka anak-anak melihat bahwa di sebelah ruangan itu ada kamar tidur.

"Kamar-kamar ini dulu khusus untuk ibuku," kata Letitia. "Aku senang di sini, karena nyaman di musim dingin apabila perapian dinyalakan."

"Kalau kau menghendakinya, aku tidak harus tinggal di kamar-kamar ini, Letitia," kata Mrs. Chumley.

"Di bagian rumah tempat para pelayan masih ada satu kamar tidur yang kosong. Aku bisa pindah ke sana."

"Jangan begitu, Mrs. Chumley," kata Letitia. "Anda sama sekali tidak perlu pindah dari sini."

Setelah itu ia menunjuk ke sebuah lukisan yang tergantung di atas perapian.

"Itu dia copy lukisan Vermeer yang diceritakan tadi," katanya.

Anak-anak memandang lukisan itu tanpa mengatakan apa-apa. Lukisan itu menggambarkan seorang wanita muda dengan ukuran sama besar seperti manusia. Wanita itu memakai gaun berwarna biru, sedang kepalanya ditutupi semacam tudung yang terbuat dari kain renda, ia berdiri di depan sebuah jendela sambil memandang ke luar. Tangannya memegang bunga mawar berwarna kuning.

"Indah sekali, kan?" kata Malz.

Mrs. Chumley memutar letak kursi rodanya, menghadap Malz. "Siang ini Anda tidak akan kedatangan tamu yang ingin melihat-lihat koleksi Mosby." katanya pada pria itu.

(30) MISTERI BONEKA BERINGASWhere stories live. Discover now