BAB 14 'SEMUT-SEMUT PEMBUNUH'

38 9 5
                                    

18/09/2021

.

.

-------------

Jupiter menegangkan diri, menunggu pukulan yang diperkirakannya pasti akan menghajarnya. Sepatu orang-orangan itu membentur tanah di sisi kepalanya. Tapi makhluk itu ternyata terus lari menerobos semak belukar, meninggalkan Jupiter terkapar di tanah, ia tidak diapa-apakan! Jupiter gemetar, ia berlutut, lalu menggapai-gapai alat walkie-talkie yang tadi terlepas dari tangannya. Begitu ditemukan, ditekannya tombol lalu berbicara dengan suara bergetar karena tegang.

"Pete! Bob! ia kemari tadi. Aku melihatnya. Ganti!"

Jupiter melepaskan tombol yang ditekan selama ia masih berbicara Terdengar bunyi berdetik, disusul suara Bob.

"Di mana kau sekarang?"

"Di lereng bukit, di tengah hutan ekaliptus." kata Jupe. "Kurasa orang- orangan itu lari ke atas, menuju rumah besar."

Sekali lagi terdengar bunyi berdetik.

"Yang jelas, ia tidak kemari," kata Pete. Suaranya terdengar aneh. "Aku selama ini mengintai seseorang yang mencurigakan, tapi bukan dia orang-orangan itu. Tidak mungkin, karena sampai beberapa saat yang lalu ia masih ada di dalam rumah tua. Kemudian ia harus mengejar truknya yang tahu-tahu meluncur turun. Begitu terkejar, ia langsung pergi dengannya."

"Kau sempat mencatat nomor mobilnya?" tanya Bob.

"Tidak," jawab Pete. "Sorry, tapi aku tak mampu tadi."

"Kau cedera, Pete?" tanya Jupe.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Cuma jatuh saja tadi."

"Nah, berjaga-jagalah-siapa tahu orang-orangan itu menuju ke tempatmu. Dan Bob, kau awasi rumah besar, ya?"

"Kau sendiri mau ke mana?" tanya Bob. Terdengar jelas dari suaranya, bahwa ia merasa cemas.

"Aku hendak melacak orang-orangan itu," jawab Jupe.

"Hati-hati, Jupe!" kata Pete.

Sudah jelas Jupiter berhati-hati. ia menyelinap di bawah pohon-pohon ekaliptus, sambil mereka-reka apa yang akan dilakukan olehnya jika dia orang-orangan itu. Ke manakah larinya jika tahu-tahu ada yang memergoki, sehingga harus cepat-cepat bersembunyi?

Jupiter memasang telinga Hanya bunyi jengkrik saja yang terdengar, ia berada di pinggir hutan kecil itu, dan dari situ ia bisa melihat rumah besar yang terletak di sebelah atas bukit Jendela-jendela yang menghadap ke teras nampak terang. Dan di dalam rumah, di belakang jendela-jendela itu, para penghuninya sedang melakukan kesibukan mereka sehari-hari. Mereka bermain backgammon, dan menyortir foto- foto. Tapi di luar, di lereng bukit yang gelap, ada orang-orangan yang, kini menyembunyikan diri.

Ladang jagung berada di belakang Jupiter. Tidak mungkin orang-orangan tadi bersembunyi di sana. ia pasti lari menuju tempat yang lebih terbuka di belakang rumah. Jupiter berjalan ke arah itu, sambil memandang ke kanan dan ke kiri. ia tidak melihat sesuatu yang bergerak di halaman belakang, ia terus berjalan, mengitari kerumunan pohon ek yang tumbuh di sebelah bawah rumah besar. Dari situ ia bisa melihat sebuah rumah kecil berdinding papan yang terletak lebih jauh lagi ke arah bawah, di suatu cekungan, sehingga tidak gampang terlihat. Jupe menduga bahwa pasti itulah pavilyun di mana Woolley bertempat tinggal.

Jupiter tetap berdiri di tempatnya berada saat itu. ia berpikir-pikir. Mungkinkah orang-orangan tadi masuk ke tempat tinggal Woolley? Di sanakah dia sekarang, menunggu sampai Jupe menuju ke arah situ atau mungkin juga lewat?

Jika Jupe ternyata lewat, apakah yang akan dilakukan makhluk itu? Menyerang? Atau lari menuruni bukit, menuju Rock Rim Drive? Atau mungkinkah sementara itu ia sudah menemukan tempat bersembunyi di lereng bukit yang penuh dengan semak belukar?

Jupiter maju pelan-pelan, menghampiri rumah kecil itu. Sampai di sana, ia naik ke serambi. Mulanya secara berhati-hati, tapi dengan segera tidak lagi. ia merasa bahwa tidak ada gunanya berhati-hati. Jika orang- orangan itu ada di dalam, ia pasti sudah melihat Jupe datang.

Jupiter mengetuk-ngetuk pintu dengan sikap biasa, seolah-olah menyangka Charles Woolley ada di rumah.

"Dr. Woolley?" serunya. "Ini saya, Jupiter Jones!"

ia mengetuk-ngetuk lagi, lalu dicobanya membuka pintu, ia terkejut, karena pintu itu ternyata bahkan tidak tertutup rapat. Tombol pegangannya langsung bergerak ketika disentuhnya. Jupiter-mendorong, dan pintu itu terbuka.

ia menunggu sebentar, lalu berbicara seolah-olah pada dirinya sendiri ketika tidak dilihatnya ada sesuatu yang bergerak di dalam rumah. "Kutinggalkan saja surat untuk dia," katanya dengan suara agak keras. Tangannya diraba-rabakan ke dinding di sebelah pintu sampai ia menemukan sakelar. Ditekannya sakelar itu, dan beberapa buah lampu menyala.

Jupe melihat bahwa ia berada di ambang pintu ruang duduk yang kecil tapi nyaman. Perabotan dIsitu bergaya daerah pedesaan. Tempat perapiannya terbuat dari batu. Dapur terletak di sebelah kanan. Wujudnya terbuka, hanya dibatasi oleh semacam bupet. (sejenis lemari makan gto)

Tidak mungkin orang bisa bersembunyi di situ, kata Jupiter dalam hati. Karenanya ia lantas menghampiri sebuah pintu yang terdapat di seberang ruangan. Di belakang pintu itu ada semacam serambi dalam yang kecil sekali ukurannya, lalu kamar mandi, dan kamar tidur dengan dua buah ranjang. Tidak ada orang bersembunyi dalam bilik pancuran di kamar mandi, begitu pula di bawah ranjang, atau di dalam lemari dinding, atau di balik pintu. Tidak ada siapa-siapa di rumah itu.

Jupiter berbalik, hendak kembali ke ruang duduk. Tapi sesampai di serambi dalam, ia tertegun, ia teringat pada kata-kata Charles Woolley tentang semut tentara.

"Bayangkan banjir semut yang bergerak dalam barisan yang lebarnya lebih dari satu meter." kata Woolley waktu itu. "Bayangkan mereka bergerak, seperti gelombang, memakan habis segala-galanya yang mereka jumpai! Mereka bahkan menyerbu masuk ke rumah-rumah!" Saat itu Jupiter tidak perlu membayangkannya lagi, karena di depannya nampak semut bergerak membanjir melewati ambang pintu. Beribu-ribu jumlahnya, merayap dalam barisan yang lebar, melintasi lantai dan menjalar ke perabotan yang ada di ruang duduk. Sebuah kursi sudah tidak kelihatan lagi wujud aslinya, karena terselubung semut yang kelihatannya seperti permadani hidup yang bergerak-gerak. Sekali lagi terlintas kata-kata Dr. Woolley dalam ingatan Jupiter.

"Mereka juga menyerang dan memakan segala jenis makhluk hidup," kata sarjana itu.

"Ah, omong kosong!" kata Jupiter pada dirinya sendiri. "Mereka ini kan bukan semut pembunuh yang di Afrika!"

Tapi kemudian ia teringat lagi bahwa koloni-koloni semut di daerah perbukitan itu jenis baru. kemungkinannya salah satu jenis lama yang mengalami perubahan. Bahkan Dr. Woolley pun belum banyak mengetahui tentang mereka. Tiba-tiba terbayang dalam benak Jupiter semut-semut itu merayapi tubuhnya sambil menggigiti, memakan dagingnya secubit demi secubit. (aku tak suka hal-hal seperti itu juga).

Jupiter berpaling dengan cepat lalu lari ke kamar tidur, ia bergegas ke jendela dan mencoba membukanya. Tapi tidak bisa. Macet!

ia menyentakkan sepatunya yang sebelah dan mengacungkannya tinggi- tinggi. Maksudnya hendak memecah kaca jendela. Tapi tidak jadi.

Takkan ada gunanya! Saat itu barulah terlihat olehnya bahwa jendela- jendela di rumah itu semuanya diamankan dengan terali besi.

Dengan cepat ia berbalik. Dilihatnya barisan semut itu sudah mulai mengalir masuk ke serambi dalam yang terdapat di luar kamar tidur. Jupiter terjebak!

-------------

(30) MISTERI BONEKA BERINGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang