Part 6

1.8K 22 0
                                    

Keesokan paginya kira-kira pukul 6.30 pagi, Kirman dan Tuti pun berangkat kerja seperti biasa ke rumah Winda. Butuh waktu 30 menit untuk sampai kesana. Hari itu, kerjaan mereka seperti biasanya, Tuti mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, membereskan rumah dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Kalau hari kerja, Winda memang terbiasa bangun agak pagi dan membuat sarapan yang simple seperti roti panggang dan sejenisnya. Sehingga Tuti tidak perlu harus datang pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Hanya saja pagi ini dia kembali memetik bunga melati dan lidah buaya tanpa sepengetahuan majikannya. Begitupun dengan Tuti, saat sedang membereskan kamar tidur majikannya, diam-diam dia mencari rambut sang majikan yang rontok di lantai maupun yang tertinggal di sisir, Tuti pun mendapatkan beberapa helai rambut majikannya lagi. Hari itu tidak ada hal berarti yang terjadi. Begitu waktu menunjukkan pukul 5 sore, mereka pun pulang tanpa harus menunggu majikannya pulang. Karena sudah bekerja lama dengan Winda dan pekerjaan mereka bagus dan disukai oleh Winda, setelah 2 tahun bekerja, Winda pun mempercayakan kunci duplikat rumahnya kepada Tuti. Jadi mereka bisa datang di pagi hari tanpa harus membangunkan majikannya, dan pulang tanpa harus menunggu majikannya. Ini merupakan tahun ketiga Tuti dan Kirman bekerja pada Winda.

Hari berikutnya, ketika mereka sudah tiba di rumah Winda sekitar pukul 6 pagi hari, mereka melihat majikannya sedang bersiap-siap mau berangkat dengan membawa 1 koper pakaian. Mereka berpikir majikannya akan pergi selama beberapa hari.

“Mba Tuti sama Mang Kirman, aku mau pergi dinas keluar kota selama 3 hari, kurang lebih jumat sore baru pulang. Tolong dibersihin ya mba mang selama Winda pergi. Ga perlu dateng pagi atau pulang sore, santai aja, cuma beberes ini.”

“oh Non Winda mau pergi keluar kota toh, pantesan bawa koper segala. Iya Non selama Non pergi, nanti mba sama mang Kirman ngeberesin rumah non, jangan khawatir non.”

“makasih ya mba Tuti, mang Kirman.” Kata Winda sambil pergi meninggalkan mereka berdua. Ketika majikannya sudah pergi meninggalkan rumah, mereka pun menutup pintu pagar dan masuk ke dalam rumah.

“Tut, pas banget ini non Winda pergi keluar kota 3 hari. Kita bisa ngejalanin rencana kita Tut.”

“iya mas, selama 3 hari kedepan aku bisa berpura-pura menjadi non Winda. Pas banget ya mas, pucuk dicinta ulam pun tiba.”

“iya Tut, kalau gitu ayo kita buat ramuannya Tut, mumpung sepi. Kamu bawa kan gulungan kertasnya.” Tanya Kirman.

“yaah ga aku bawa mas. Aku taro di tas aku, bawa aja sama tasnya mas.” Jawab Tuti, lalu Kirman pulang kembali ke rumahnya guna mengambil tas istrinya dan bahan-bahan yang mereka perlukan. Sesampainya kembali ke rumah majikannya, mereka pun membuat ramuan tersebut. Kira-kira pukul 8 tepat ramuan tersebut jadi, lalu Tuti pun meminumnya. Tidak lama tubuh Tuti terasa sakit dan panas. Dia pun meringkuk menahan rasa itu. Sekitar kurang lebih 5 menit setelahnya Tuti pun sudah berubah menjadi majikannya, Winda. Melihat hal itu, Kirman pun langsung menghubungi Jupri untuk melaksanakan idenya.

“bang, lu dimana? Lagi kerja ga?”

“Dirumah man, masuk jam 7 malem gue. kenape?”

"kemarin kan bang Jupri bilang mau ngentotin majikan gue, gue udah ngomong sama majikan gue, asal abang bener setuju dan janji ga ngelanggar sama persyaratan yang gue jelasin kemarin, majikan gue mau bang.”

“ahh yang bener lu man? Iya man gue janji ga akan ngelanggar persyaratannya.”

“majikan gue berbaik hati bang ngasih waktu 8 jam ke abang. Abang disuruh dateng jam 10n nanti ke rumahnya. Tapi bang Jupri juga jangan lupa janjinya sama gue”

“waah mimpi apa gue semalem jadi bisa ngentotin majikan lu man, oke man, gue cicipin dulu majikan lu baru gue ikhlasin utang lu lunas. Haha.” Kata Jupri sambil mematikan handphonenya.

Changing PotionWhere stories live. Discover now