Part 15

1.2K 21 5
                                    

Melihat kedatangan Sandy yang secara tiba-tiba seperti itu dan memergoki mereka berdua, Kirman dan Tuti sedikit panik.

“eu, mas Sandy kok bisa ada disini..? Ga ada apa-apa kok mas Sandy.” kata Kirman sedikit gugup.

“udah lah jangan bohong, lu kira gue anak kecil, udah jelasin, atau mau gue laporin ke mba Winda?.” kata Sandy.

“ga ada apa apa mas Sandy, ga ada yang terjadi, lagipula emang mas Sandy punya buktinya kalau mau ngelaporin ke non Winda..?” tanya Kirman yang lalu berdiri dan mengajak Sandy untuk berbicara empat mata dengannya di luar.

“eeu,, i..itu,, gue kan ngeliat sendiri dengan mata kepala gue, gue jelasin aja pasti mba Winda ngerti. ” jawab Sandy.

“haha, mas Sandy, saya rasa non Winda ga akan percaya sama ceritanya mas Sandy. Nanti yang ada malah mas Sandy dikira halusinasi, ngigo, aneh, atau mungkin bisa dianggap gila lho mas.” jawab Kirman yang tahu bahwa Sandy tidak memiliki bukti kejadian yang terjadi dan hanya melihat dengan matanya sendiri saja. Sandy pun terlihat sedikit bingung karena dia hanya melihat kejadian tersebut seorang diri, dan dia juga jadi berpikir tentang perkataan Kirman kepadanya.

“begini aja mas Sandy, kita damai aja, saya ada penawaran nih, biar sama-sama untung, sama-sama enak.” Kata Kirman yang punya sedikit ide di benaknya karena mengetahui bahwa Sandy kerja di sebuah hotel ternama di daerahnya.

“penawaran apaan yang bikin sama-sama enak di lu sama gue?” tanya Sandy.

“gini aja, mas Sandy ga usah pusingin apa yang mas Sandy liat barusan, yang mas Sandy liat barusan itu halusinasi doank, mungkin mas Sandy capek, kepanasan, hehe, saya ada penawaran yang bisa buat kita sama-sama enak, yang penting mas Sandy juga bisa dapet enaknya, saya dan istri saya juga bisa dapet enaknya juga. Gimana? Daripada mas ngelapor hal yang tidak masuk akal, nanti malah mas Sandy dibilang aneh atau gila.” jawab Kirman.

Sandy pun berpikir sedikit realistis, daripada dia melaporkan ke Winda atau ke polisi atau ke orang lain tanpa bukti, nanti malah dia yang dikira ngigo, aneh atau bahkan gila, dia pun menerima penawaran Kirman dan mulai tidak memusingkan apa yang dilihatnya barusan.

“hmm.. Okey, gue ga akan mikirin apa yang gue liat barusan dan ga akan ngelaporin ke siapa pun daripada gue dianggap aneh atau gila, tapi apa penawaran yang lu kasih ke gue mang?” tanya Sandy yang mulai tertarik dengan penawaran yang ditawarkan Kirman padanya.

“begini mas, berhubung mas Sandy memilih jalan ‘damai’ yang saya harapkan juga demikian, mas Sandy bisa nyicipin tubuhnya non Winda dan mungkin wanita lain yang mas mau juga mungkin kalau beruntung mas juga bisa nikmatin tubuh artis yang datang dan menginap di hotel tempat mas bekerja, tapi kalau mau nikmatin tubuh artis yang lagi nginap dihotel tempat mas bekerja, mas harus kasi tau saya dulu, kalau mas mau, tanpa non Winda marah. Ataupun wanita lain yang mas Sandy mau nyicipin tubuhnya juga bisa. Hehe. Mau ga mas?” tanya Kirman.

“maksudnya gimana mang?”

“hehe, udahlah mas ga usah pura-pura bingung gitu, saya tau, mas Sandy pengen ngerasain tubuhnya non Winda juga kan, hehe, saya bisa bantu juga kok. Hehe, gimana mas?” tawar Kirman.

“hmm,, okey,, gue terima penawaran mang Kirman.” jawab Sandy.

“nah begitu kan lebih enak mas, hehe, tapi saya ada sedikit permintaan nih ke mas Sandy. Ga berat-berat banget sih mas dan ge ngerepotin juga saya rasa.”

“mau minta apaan mang Kirman, kan saya udah setuju dengan penawaran mang Kirman, saya juga udah mutusin ga akan ngelaporin ke siapa pun dan ga akan mikirin yang saya liat barusan, saya anggap aja saya lagi halusinasi.” jawab Sandy dengan mudahnya karena mulai memikirkan dan tergiur dengan penawaran Kirman.

Changing PotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang