Sepuluh

8.5K 974 76
                                    

Jimin mengikuti Jungkook yang membawanya ke kamar.

"Ada apa, Jungkook? Kau ingin membicarakan hal serius apa?"

Jungkook berbalik dan menatap Jimin ragu.

"Aku tidak yakin kau akan menyetujuinya atau tidak."

Jimin memiringkan kepalanya, "Apa  maksudmu? Katakan yang jelas."

Jungkook menarik Jimin untuk duduk di pinggir ranjang bersamanya.

"Ratu, aku pernah bilangkan bahwa aku hanya akan memasukimu hanya jika kau siap?"

Jimin memgangguk. "Iya, kau pernah mengatakannya. Kenapa?"

"Aku selama ini tidak pernah mengingkari perkataan atau janjiku sendiri, Ratu."

Jimin mengangguk. "Kau raja yang baik.  Aku yakin kau selalu menepati janjimu."

Jungkook menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba merasa gugup. Melihat Jungkook yang tidak terlihat seperti biasanya membuat Jimin mengernyit.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Kookie?"

Panggilan itu tiba-tiba membuat Jungkook jadi lebih gugup. Ia mengerjap cepat.

"Kau masih belum siap, Ratu?" Tanya Jungkook pelan.

Jimin memiringkan kepala tidak mengerti. "Siap apa?"

Jungkook diam menatap dalam Jimin membuat Jimin mengerjap beberapa kali. Tiba-tiba Jimin menegang.

"Siap... maksudmu siap?"

Jungkook mengangguk. "Iya, siap itu."

Jimin berdiri dan melotot. "Aku tidak mau!"

Jungkook menatap Jimin yang tengah berkacak pinggang menatap marah dirinya. Sebenarnya itu sama sekali tidak seram hanya saja fakta bahwa dirinya telah membuat ratunya marah membuat Jungkook sedih.

"Kita harus melakukannya, Ratu. Segera."

"Tidak mau!"

"Ratu..."

"Aku tidak mau, Jungkook!"

BAM!

BAM!

Dentuman keras dari arah luar kerajaan membuat Jimin terlonjak kaget.

"Kau dengar itu kan, Ratu? Kerajaan kita diserang, kau juga sedang dalam bahaya. Kita harus melakukan itu segera."

Jimin melotot. "Apa hubungannya, Jungkook?! Kenapa kerajaan yang diserang kita harus begitu?"

"Memang tidak ada hubungannya dengan kerajaanku. Tapi ini berhubungan dengan keselamatanmu, Ratu."

"Keselamatanku bagaimana?!"

Jungkook menatap lembut mata Jimin yang terus berkilat marah. "Penyihir di luar sana menyerang istana ini dengan tujuan membunuhmu, mereka tidak mau kau mengandung penerusku. Untuk membunuhmu mereka akan menggunakan semua cara, salah satunya menyihirmu dari jauh."

Jimin mendengar dengan seksama lalu mendesah frustasi. "Lalu hubungannya dengan kita yang berbuat begitu apa, Jungkook?! Kenapa harus begitu? Aku kan belum siap!"

Jungkook menarik lembut tangan Jimin agar kembali duduk di dekatnya. "Sekarang kau tidak punya pelindung sihir apapun, itu sangat berbahaya, Ratu. Satu-satunya pelindung yang bisa aku berikan adalah anak kita. Jika ada anakku alias bagian dari diriku dalam tubuhmu maka sihir tersebut bisa dicegah anak kita."

"Bagaimana bisa janin bisa mencegah sihir?! Itu omong kosong."

Jungkook memicing tidak suka. "Omong kosong? Sihir, aku, kaumku dan dentuman yang terus terjadi di luar istana itu semua omong kosong bagimu, Ratu?"

Queen [Kookmin/Jikook]Where stories live. Discover now