Dua puluh satu

7.3K 930 96
                                    

"Aku adalah Tata, Jimin."

Jimin menjatuhkan rahang menganga tidak percaya akan apa yang telah dikatakan oleh pria tampan dihadapannya. Tata? Pria ini Tata?!

"Ka-kau, maksudmu..."

Pria yang mengaku sebagai Tata mengangguk membuat Jimin menggeleng.

"Jangan bicarasesuatu yang tidak mungkin." Elak Jimin.

Pria itu menghela napas. "Kau tidak merasa kehilangan sesuatu? Maksudku, dimana boneka kayumu sekarang?" Tanyanya.

Jimin meraba-raba dirinya mencari keberadaan boneka kayu temannya sejak kecil. Hasilnya nihil. Tidak ada. Jimin tidak menemukan bonekanya.

"Boneka milikku terjatuh di suatu tempat."

Pria itu mendesah. "Boneka itu tidak jatuh. Boneka itu tengah berdiri di hadapanmu sekarang."

Jimin menatap pada pria tampan yang memang sudah berdiri tepat di hadapannya. Jimin kembali menggeleng. "Tapi bagaimana bisa?"

Pria itu menunduk. "Aku boneka itu. Tentang bagaimana bisa dan hal lainnya kurasa kau tidak perlu tahu. Yang perlu kau tahu aku boneka itu."

Jimin menggeleng. "Kau pria asing yang tiba-tiba masuk rumah ini dan mengaku sebagai boneka kayu. Maafkan aku tapi aku harus pergi."

"Kenapa kau harus pergi sendiri jika kita bisa pergi bersama seperti sebelumnya?"

Jimin yang berjalan terseok itu berbalik. "Kita pergi bersama? Apa maksudmu?"

Sedikit membersihkan debu yang mengotori lututnya pria itu berjalan mendekati Jimin. "Serigala besar yang membawamu ke sini itu juga aku."

"Hah?"

"Sejak kau kecil aku tidak pernah jauh darimu, Jimin. Kemanapun kau pergi aku selalu bersama dengan dirimu. Bagaimana bisa kau akan pergi sendiri meninggalkanku di sini?"

"A-apa?"

"Aku Tata. Percaya padaku jika aku ini Tata, boneka kayu serigala milikmu. Aku serigala besar yang membawamu ke sini. Aku Kim Taehyung."

Jimin menyentuh kepalanya yang berdenyut pusing. Merasa semua ini tidak masuk akal manusianya. Bagaimana bisa pria ini mengatakan dongeng sebegini meyakinkannya. Atau malah ini memang bukanlah dongeng. Ini nyata?

Bruk

"Jimin!"

Pria itu--Kim Taehyung-- mengangkat Jimin yang terjatuh. Digendongnya Jimin menuju ke dalam kamar tempat ia mengganti pakaian tadi.

Jimin yang masih sadar itu hanya diam menatap pada seisi kamar yang nampak sederhana itu. Ia diam saat berada dalam jarak yang teramat dekat dengan pemilik mata tajam keemasan tersebut. Tampan.

Taehyung sangat tampan Jimin akui itu. Tapi, walau ketampanan Taehyung mencapai tingkat tidak manusiawi lagi Jimin tidak tertarik. Menurutnya Jungkook jauh lebih dari segi apapun dibanding siapapun.

Teringat akan Jungkook membuat Jimin mendesah. "Aku merindukan, Jungkook." Gumamnya sedih.

Taehyung yang tengah memilih baju miliknya yang sekiranya pas di tubuh mungil Jimin berbalik. "Kau merindukan suamimu?"

Jimin mengangguk. "Iya."

Jimin menatap pada pakaian aneh yang Taehyung sodorkan untuknya. Pakaian yang sama sekali tidak keren menurut Jimin.

"Pakai ini. Daripada pakaianmu yang robek itu lebih baik pakai ini saja. Sudah pakai."

"Tapi ini jelek."

Queen [Kookmin/Jikook]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora