Tiga puluh

7.1K 928 127
                                    

"JIMIN!"

***

Jungkook melesat cepat meninggalkan kekacauan akibat perang dan membawa Jimin yang berada dalam gendongannya kembali ke istana vampir.

Diletakkan oleh Jungkook secara perlahan di kasur miliknya dan mengusap keringat dingin yang membasahi kening istrinya, "Kau mencapai batas kekuatan mu, Sayang." Ujar Jungkook khawatir.

Jungkook mengusak rambut Jimin yang berubah warna menjadi perak, ia tatap pria tercintanya yang tengah memejamkan mata. Dalam lubuk hatinya ia senang juga merasa lega karena setelah perpisahan yang terasa amat berat bagi Jungkook itu akhirnya mereka kembali dipertemukan.

"Aku hampir gila, Ratu. Kau membawa perasaan aneh seperti takut dan khawatir tidak bisa bertemu dengan mu lagi, aku tidak suka perasaan seperti itu." Bisik Jungkook putus asa, menunduk memeluk Jimin erat.

Sungguh dirinya sangat takut tidak bisa bertemu dengan orang yang sudah ditakdirkan untuk dirinya ini. Perasaan gembira dan senang saat Jimin membuat lelucon garing atau membuat hal konyol yang membuat ia tidak habis pikir dan kesal benar-benar membawa warna baru dalam hidupnya yang terlalu sepi itu. Jungkook sudah sangat mencintai Jimin dengan segala keunikan dan keindahan pria dalam pelukannya.

"Hoseok bilang perasaan takut kehilangan dan merasa kau adalah segalanya setelah kerajaan dan kaum ku adalah bukti jika aku sudah mencintaimu, sepertinya aku memang telah mencintaimu, Ratu." Gumam Jungkook masih memeluk Jimin.

"Maafkan aku karena tidak becus menjagamu sampai kau harus diculik dan dibawah pergi oleh orang-orang itu, aku sangat menyesal membawamu ke dalam bahaya."

Pelukan Jungkook eratkan, "Aku sangat merindukan mu, Ratu."

Jungkook mengubah posisi ikut berbaring di samping Jimin dan kembali memeluk erat pria mungilnya, dengan ini mungkin panas Jimin menurun dan akan lebih cepat siuman.

Jungkook tersenyum tipis, "Aku tentu tidak melupakan mu, terima kasih sudah menjaga ibumu." Ucap Jungkook pelan mengusap lembut perut datar Jimin, tempat dimana anak mereka berada sekarang.

Tangan lembut dan hangat menyentuh tangan dingin Jungkook, Jimin menggenggam tangan yang berada di perutnya.

Jungkook diam menatap pada Jimin yang sekarang juga tengah menatap dirinya dengan mata perak indah milik Jimin, "Apa aku pingsan terlalu lama?" Tanya Jimin.

"Jika lebih lama dari ini mungkin aku sudah kehabisan akal, Ratu."

"Maafkan aku," ucap Jimin memeluk Jungkook erat. Sungguh, lebih dari apapun sekarang ia sangat bahagia bisa bertemu dengan Jungkook nya lagi.

Jungkook membalas tidak kalah eratnya, keduanya melepaskan kerinduan yang terasa menyiksa lebih dari apa yang pernah Jimin baca di novel romantis miliknya dulu. Dulu Jimin pikir sang pengarang sangatlah berlebihan mengatakan jika rindu itu sesuatu yang terasa berat tapi ternyata itu benar, sangat berat tidak bisa bertemu dengan orang yang dicintai.

Akhirnya Jungkook dan Jimin kembali bertemu.

Di tempat lain, masih di kerajaan penyihir Vyan melolong sedih menunduk di hadapan peti mati kedua orang tuanya. Lolongan Vyan membuat semua serigala yang ada di sana juga ikut melolong, suasana sedih merasa jika ia sudah kehilangan orang tua membuat Vyan dan Taehyung sangat hancur.

Untuk para penyihir sendiri sudah Vyan kalahkan, mereka Vyan ikat di tiang tempat mereka mengikat Jimin. Mengingat jumlah mereka yang sedikit dan Vyan yang mencapai kekuatan penuh karena gerhana bulan merah membuatnya mudah mengalahkan para penyihir. Dan kaumnya yang tadinya menentang Taehyung sebagai Alpha pack sekarang menunduk patuh saat melihat kekuatan luar biasa serigala besar itu. Mereka tidak berani melawan Vyan.

Dalam hati Vyan panas merasa ingin balas dendam dan menyerang kaumnya yang bukannya melindungi ayah dan ibunya malah lebih memihak Gong Yoo dan Jiyeon, namun Taehyung menenangkan memberikan Vyan pengertian agar tidak melakukan hal itu.

Sebuah tangan kecil tiba-tiba menyentuh lembut kepala Vyan membuat Vyan mendongak. Pria mungil dengan kulit putih pucat dan mata kucing tengah menatap padanya, hati Vyan dan Taehyung bergemuruh, mereka tahu siapa pria ini.

"Ma-mate." Ujar Taehyung tidak percaya membuat pria di hadapannya tersenyum tipis.

Pria itu, yang tinggi tubuhnya sama dengan tinggi tubuh serigala Vyan mengusap telinga dan tubuh luka-luka Vyan seperti tengah mengusap anjing peliharaan yang jinak, Vyan sendiri diam memejamkan mata menikmati setiap usapan mate nya dan Taehyung.

Pria misterius yang tiba-tiba datang entah darimana dengan penampilan elegan khas bangsawan membuat Taehyung mengerti jika mate nya bukanlah orang sembarangan, pasti ia orang yang sangat berpengaruh sehingga ia dikutuk menjadi monyet dulu.

Pria itu tetap diam meski tahu apa yang tengah dipikirkan Taehyung akan dirinya. Daripada menjelaskan siapa dirinya, ia menunduk lebih memilih menatap pada kedua orang tua Taehyung.

Pria itu menunduk menyetuh kening Namjoon dan Seokjin lalu memejamkan mata, ia nampak fokus membaca sesuatu yang Taehyung tidak tahu apa itu.

Setelah beberapa saat pria itu membuka matanya lagi dan tersenyum senang saat kulit sedingin es Namjoon dan Seokjin sekarang sudah berangsur menghangat selayaknya suhu tubuh manusia biasa.

Pria itu berbalik dan menatap senang pada Vyan yang menatapnya tidak percaya juga tidak mengerti apa yang terjadi.

"Aku berhasil membawa jiwa mereka kembali, Mate." Ucap pria itu senang. Taehyung menatap senang kedua orangtuanya yang masih memejamkan mata tersebut.

"Tapi,"

Kata 'Tapi' dari mate nya membuat Vyan menatap pada pria itu.

"Aku hanya bisa membawa jiwa mereka ketempat semula tidak dengan membangunkan mereka. Orang yang bisa membangunkan mereka hanya Jimin, Mate."

Taehyung mengerti, setelah ia membereskan kekacauan ini dan kembali ke istana nya ia akan segera menemui Jimin dan Taehyung, segera.

***

Hentakan terakhir dan Jungkook segera mencabut miliknya membuat cairan putih membasahi perut Jimin yang berada di bawahnya.

Dengan napas yang masih tersengal Jimin menatap Jungkook cemberut, "Kenapa tidak di dalam saja?"

Jungkook menunduk dan mengecup sekilas bibir tebal yang tengah mengerucut lucu, "Aku takut anak kita kenapa-kenapa."

Jimin berdecak, disinggung soal dirinya yang tengah mengandung membuat ia kesal.

"Dibanding mengetahui jika aku sekarang tengah hamil aku lebih senang saat akhirnya bisa bertemu denganmu lagi, Jungkook. Hamil itu menjengkelkan, bagaimana jika nanti aku gemuk? Atau bagaimana caranya aku melahirkan nanti, Jungkook?!" Ujar Jimin cemas membuat Jungkook diam sabar mendengarkan, Jimin nya kembali.

Jungkook terkekeh mengecup bibir tebal mengerucut yang terus menggodanya, ia kecup berkali-kali membuat Jimin menatap Jungkook semakin jengkel.

"Hentikan Jungkook bibirku masih kebas gara-gara mu."

Jungkook berbaring di samping Jimin mengangkat selimut menutupi tubuh bagian bawah mereka yang tidak tertutup kain apapun itu. Ia menatap Jimin, "Aku tidak peduli jika kau bertambah gemuk, Ratu. Dan tentang persalinan mu, nanti saat sudah memasuki bulan ke sembilan kita akan ke rumah orangtuamu di dunia manusia, kau akan melahirkan dengan prosedur dari dokter yang ada di sana."

"Kau sudah memikirkan sampai sejauh itu?"

Jungkook mengangguk, "Tentu saja. Apapun demi kau dan anak kita aku harus memikirkan nya dengan matang. Sudah sekarang tidak usah khawatir dan tidur saja kau pasti kelelahan."

Jimin mengangguk lalu masuk dalam pelukan Jungkook mencoba menyelami mimpi.

"Selamat tidur, Ratuku sayang."

TBC



Rada pendek tapi GPP ya segini aja dulu. Maaf juga kalo update nya kelamaan.

Oh ya walaupun ini masih tanggal 31 Desember 2021 tapi aku udah mau ngucapin selamat tahun baru 2022 semua, semoga tahun baru ini lebih baik dari tahun sebelumnya, covid hilang  dari muka bumi dan kita semua juga Bangtan sehat selalu gak sakit-sakit. Happy New Year <3

Queen [Kookmin/Jikook]Where stories live. Discover now