Chapter 2

1.5K 217 47
                                    

"Selamat datang raja Terrence dan ratu Sophie," ucap Sean sambil menjabat tangan Terrence saat Terrence dan keluarganya datang ke kerajaan Laina. Sophie dan Illona saling berpelukan untuk menyapa satu sama lain.

Sedangkan Jewel yang berdiri di belakang orangtuanya hanya tersenyum canggung saat ditatap oleh Hoppe dan Javier. Illona yang menyadari Jewel belum menyapa raja, ratu, dan pangeran-pangeran dari kerajaan Keiran pun menyenggol sedikit siku Jewel.

"Selamat datang raja Terrence, Ratu Sophie, dan pangeran-pangeran," ucap Jewel sambil membungkuk lalu tersenyum. Terrence dan Sophie pun tersenyum membalas ucapan selamat datang Jewel.

"Ayo kita berbicara di ruangan saya," ucap Sean sambil membawa mereka ke ruang pribadi Sean yang cukup besar.

"Jadi apakah rencana kita jadi?" tanya Sean

"Ya, sudah lama aku menanti perjodohan ini," jawab Terrence

Sean yang senang pun memeluk Terrence yang membuat Terrence terkejut lalu terbatuk-batuk. Illona dan Sophie menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Sean yang kekanak-kanakan padahal umurnya sudah 41 tahun. Para pangeran melongo melihat tingkah raja yang terkenal ini, sedangkan Jewel menundukkan kepala saking malunya.

''Memalukan sekali," gumam Jewel yang membuat Javier menoleh lalu tersenyum sedikit.

"Jadi kapan kita akan menggelar pernikahan mereka? Kita undang berapa orang? Apakah raja dan ratu dari kerajaan seberang akan kita undang juga, Terrence?" pertanyaan beruntun dari Sean ini membuat Illona jengah sehingga memaksanya untuk minum air agar diam sejenak.

Sean pun tercengir seperti kuda, astaga dimana wibawa raja yang selama ini dia jaga? Menghilang sudah image berwibawanya selama ini hanya karena perjodohan anak kesayangannya.

"Tenang dulu Sean. Kita tanya Javier dan Jewel terlebih dahulu apakah mereka ingin berpacaran terlebih dahulu atau langsung menikah," ucap Terrence

Ucapan Terrence itu membuat Jewel yang sedang menatap menyelidik ke Keiran bersaudara tersentak lalu menoleh, mendapati mom and dad nya dengan raja Terrence dan ratu Sophie yang melihat ke arahnya.

Jewel tersenyum tidak enak, "Apakah tidak boleh di diskusikan terlebih dahulu, raja dan ratu?"

"Ya, kalian berdua berdiskusilah terlebih dahulu dan jika kalian sudah pasti dengan keputusan kalian beritahukan kepada kita," ucap Sophie lembut.

Jewel dan Javier pun pamit keluar ke taman untuk berdiskusi. Namun bukannya ke taman yang biasa diketahui orang-orang, Jewel justru berbelok ke arah kiri menuju ke sebuah lorong yang buntu.

"Bukankah taman seharusnya lurus saja?" tanya Javier gugup. Ya, dia gugup karena suasana di antara mereka sangat canggung.

Jewel tidak menjawab tetapi ia meletakkan tangannya di sebuah batu yang tertempel di dinding tersebut lalu terbukalah pintu rahasia yang menunjukkan sebuah hutan asri dengan banyak kupu-kupu indah yang beterbangan, membuat hutan itu tampak lebih indah walaupun mereka baru berada di pintu masuknya.

Javier yang takut ketinggalan mempercepat jalannya lalu memperhatikan Jewel yang sudah jauh di depannya. Akhirnya sampailah mereka di sebuah danau yang tampak sangat jernih airnya, sampai-sampai dasar danau itu terlihat bahkan ikan-ikan pun terlihat dengan jelas.

"Tempat apa ini?" tanya Javier kepada Jewel yang sibuk bermain dengan air.

"Tempat yang seperti surga yang berada di bumi," ucap Jewel sambil tersenyum menatap Javier. Javier tertegun saat melihat senyuman manis itu. Ia merasa familiar dengan senyuman itu namun ia tidak ingat dimana ia melihatnya.

KINGDOM || Bluesy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang