Chapter 13

649 110 38
                                    

Emrys come backkk~!

Yang kemarin-kemarin ngira aku up :") ehehe maap nih, aku berasa ngasih harapan palsu 🥲

Kali ini beneran up :v

Yang belum baca prolognya udh aku up ya :))

Happy reading <33

Setelah Javier pergi, Jewel bersama dengan Nico dan Johvan melanjutkan perjalanan ke kawah gunung Mauna Loa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Javier pergi, Jewel bersama dengan Nico dan Johvan melanjutkan perjalanan ke kawah gunung Mauna Loa.

Semakin jauh mereka memasuki wilayah gunung berapi itu, langit terlihat semakin gelap seperti akan terjadi hujan deras. Dengan petir yang muncul beberapa kali dengan suara yang menggelegar.

Suara petir terdengar bersamaan dengan Johvan yang mulai memelankan kepakan sayapnya.

"Petir itu bahaya, putri. Berpegangan dengan kuat karena saya akan menerobos rintangan ini, putri!" ucap Johvan

Bila ada seseorang yang terkena petir itu, maka orang tersebut akan berubah menjadi batu dan terbakar. Anehnya, abu dari orang itu tidak dapat ditemukan, seperti hilang begitu saja.

Jewel menuruti ucapan Johvan, dia memeluk leher Johvan dengan erat. Johvan pun segera menerobos petir-petir itu. Jantung Jewel berpacu dengan cepat karena ia takut.

Beberapa kali Johvan memiringkan badannya karena petir yang tiba-tiba muncul di depannya. Untung saja mereka tidak terkena petir itu.

"Sudah aman putri," Jewel membuka matanya perlahan-lahan dan menghela nafas lega saat melihat langit yang lebih terang dari sebelumnya.

"Apakah ada banyak rintangan selama perjalanan ini, Johvan?" tanya Jewel

"Iya putri. Pangeran Javier juga menghadapi lima rintangan di gunung Spectre," jawab Johvan

Diam-diam Jewel mengkhawatirkan Javier. Bagaimana bila Javier terluka? Apakah mereka akan berhasil sampai dengan selamat di gunung Spectre?

"Putri terlihat mengkhawatirkan pangeran Javier," Jewel tersentak kaget mendengar ucapan Johvan.

"T-tidak. Aku dan Javier be-belum sedekat itu," Johvan hanya terkekeh mendengar respon gugup Jewel.

"Tidak usah gugup seperti itu putri," canda Johvan

"Kamu sama saja seperti dad. Sering menggodaku," gerutu Jewel

"Tentu raja sering menggoda putri karena putri adalah anak satu-satunya raja Sean," ucap Johvan

"Sudah, lanjutkan saja perjalanannya," ucap Jewel dengan muka yang sedikit merah.

Setelah bercanda sebentar, Johvan kembali memasuki tempat bertarung.

KINGDOM || Bluesy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang