Bab 29

1.3K 117 11
                                    

Dugdug...dugdug...dugdug...

Tik...tok...tik...tok...

Tuk...tuk...tuk...tuk...

Sret..sret...sret...

Aw, man, kenapa telingaku tiba-tiba berubah menjadi super tajam? Kenapa aku bisa mendengar detak jantungku sendiri, detikan jam yang entah di mana, ketukan tangan di atas meja, hingga suara guratan ballpoin pada secarik kertas? Apa pikiranku sudah mulai tidak normal? Atau hanya perasaanku saja.

Harus kuaikui menunggu bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi menunggu hasil voting yang menentukan masa depanku. Menurut jam tangan digitalku, kini denyut jantungku sudah hampir menyentuh angka 125 per menit. Yang itu berarti, sudah hampir sama seperti atlet marathon yang sedang berlari. Atau kita anggap saja, aku sedang berolahraga? Aku tidak menolak jika presentasi hari ini mampu membakar kalori hingga membuat tubuhku sedikit ramping. Tetapi, apa itu sehat? Kurasa tidak, hahaha.

Kulihat lagi pemandangan pada setiap sudut ruangan ini. Para staff Om Santa yang sedang mengumpulkan seluruh kertas voting dari semua orang di ruangan ini. Kulihat Bu Anna yang sedang asyik menyeruput kopi panas sambil membaca sebuah buku novel karangan Agatha Christie. Steven? Entahlah, dia tampak sibuk dengan handphonenya. Hanya ada satu pasang mata yang tampak melirikku sejak tadi, dan sialnya, ia adalah satu-satunya orang yang tidak ingin kupandangi.

Benar sekali, Tyo memperhatikanku sejak tadi, hingga membuatku sedikit risih. Aku bahkan tidak berani pergi ke toilet, karena aku yakin ia akan mengikuti kemanapun aku pergi. Aku sedang malas untuk meladeninya, so...no drama today, please. Lebih baik aku menahan diri ke toilet daripada aku harus berhadapan dengannya.

"Baiklah, kita akan mengumumkan hasil voting desain dari biro Ruanna," kata sang moderator yang membuat detak jantungku berdegup lebih kencang lagi dari sebelumnya.

"Sama seperti presentasi dari desain Sebelumnya, voting dilakukan dari 25 orang yang hadir di sini. Dan nilai dari Ruanna harus melebihi 8,9 untuk memenangkan tender proyek showroom hari ini. Dan kami sudah menghitung seluruh suara yang sudah dikumpulkan. Nilai dari presentasi Ruana architecture adalah..."

"9...9..., kumohon, hanya 9..." bisikku dalam hati.

"9,1" teriak sang moderator.

"Aku menang? Aku menang? Ini sungguhan ini bukan mimpi? Yey..Aku Menang!" Aku mengacungkan kedua kepalan tanganku di udara. Hampir saja aku berteriak sambil menari-nari riang, tetapi tatapan tajam mata Steven dan Madam Devil meredam kebahagianku. Bukankah seharusnya mereka bahagia juga? Aku memenangkan pertarungan ini juga untuk kesuksesan mereka berdua. Ayolah, minimal high five juga aku terima, tetapi sepertinya itupun tidak akan kudapatkan.

"Baiklah, dengan hasil ini, pihak Audi Indonesia memutuskan untuk menggunakan desain showroom dari biro Ruanna."

Pengumuman yang dibanjiri tepuk tangan itu membuat hatiku lega. Ow, yeah, Sandra batal jadi penggangguran hari ini. Yes, yes...kau lihat, Tyo, jangan macam-macam dengan perempuan sepertiku. Kuharap kamu menyesal telah bertemu denganku sama seperti diriku yang sangat menyesal karena telah bertemu sampah seperti kamu.

"Baiklah, sebagai penutup, kami akan mendengarkan sepatah dua patah kata dari bapak CEO dari Audi Indonesia, pak Carol Noel, kami persilahkan. Hei, aku tidak pernah menyangka jika namanya memang cocok dengan julukan yang kuberikan untuknya. Baiklah, kalau begitu, mulai saat ini, dan seterusnya, aku akan tetap memanggilnya Om Santa.

"Salam sejahtera bagi kita semua, pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kehadiran saudara semua di Audi Indonesia. Di hari yang indah ini, izinkan saya untuk meminta maaf, khususnya kepada kedua biro yang mempresentasikan karya indahnya hari ini, baik dari Ruanna maupun dari Tyo.Jo. Maaf yang sebesar-besarnya atas keputusan dari perusahaan kami yang membuat hubungan pekerjaan menjadi kurang nyaman. Tetapi, atas kerja samanya, kami ucapkan terima kasih banyak. Dan, sebagai akhir dari pertemuan sore ini, sesuai dengan kesepakatan, maka kami memilih untuk menggunakan desain rancangan Showroom dari Ruanna. Bu Anna, mohon kerja samanya ke depan."

Ms. Newbie, Mr. Boss, & Mdm. DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang