Bab 42

1.2K 136 14
                                    


"Moon river, wider than a mile

I'm crossing you in style some day"

Aku tahu, lagu itu. Aku akan selalu mengingat lagu itu. Lagu yang diputar di radio pada malam sepi dan sunyi. Aku ingat, malam itu, Bandung diguyur hujan deras, dan aku sedang menyendiri di dalam kamar. Menyendiri untuk mengeluarkan jutaan rintik air mata.

Ya, aku tahu, aku tidak seperti manusia normal lainnya. Manusia biasanya selalu berusaha untuk bersosialisasi. Itulah sebabnya manusia disebut makhluk sosial. Tapi, ada yang aneh denganku, aku tidak bersosialisasi seperti manusia lainnya. Aku tidak bisa mengatakan isi hatiku pada siapapun juga. Tidak pada teman terdekatku, tidak pada keluargaku, tidak pada satupun orang di dunia. Sampai hari ini pun, tidak ada siapapun yang tahu, apa yang ada di dalam hatiku.

"Oh, dream maker, you heart breaker"

Ya, ya, ya, aku ingat. Sangat jelas. Ketika suara lembut Audrey Hepburn melantunkan kata-kata itu dengan lantunan petikkan suara gitar. That Man,  that dream maker, is the same person with the heart breaker.  Lelaki yang memberikan jutaan mimpi untuk perempuan polos sepertiku. Mimpi yang kupercaya akan menjadi masa depan kami berdua, tapi nyatanya, POOF.. ia menghilang, menghancurkan semuanya. Haruskah aku memohon pada pria itu untuk kembali padaku? Memohon pada pria yang kutampar di cafe sore itu?

"Wherever you're goin', I'm goin' your way"

Apakah aku harus memohon padanya? Memohon agar dia kembali padaku? Seumur hidupku, aku tidak akan pernah memohon apapun pada siapun. Aku juga tidak akan memohon padanya, walaupun hatiku sakit dan hancur. Aku tidak akan menghalanginya untuk pergi dalam hidupku. Atau lebih tepatnya, aku tidak bisa... tolong jawab pertanyaanku ini! Bagaimana caranya, aku mempertahankan seseorang yang sudah tidak ingin berada di sampingku? Nope, aku tidak akan pernah memohon padanya. Its' ok, wherever you're goin', I'm goin' your way.

"Two drifters, off to see the world

There's such a lot of world to see"

Aku tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Are you sure? There's such a lot of world to see? Dengan segala kepahitan dalam hati ini? Dengan semua luka ini? Adakah yang masih bisa kulihat di dunia ini? Setelah dia meninggalkanku? There's no two drifters, only one, only me.

"We're after the same rainbow's end

Waitin' 'round the bend

My huckleberry friend

Moon river and me"

Bullshit...c'mon, cut off this bullshit... Bajingan itu, tidak menginkan hal yang sama denganku. We're never after the same rainbow's end . Dia meninggalkanku, dan kurasa, tidak akan ada satupun orang yang akan menemaniku. I'm fine with it. Hari itu juga, setelah Tyo meninggalkanku, aku berhenti mengharapkan seseorang untuk menemani hidupku. Aku tidak akan berharap pada orang lain. Aku yakin, bisa melakukannya sendiri. Without my huckleberry friend. Aku bisa hidup dengan diriku sendiri.

" San..., Sandra...!"

"Hmmmm, ya???" tanyaku pada suara senyap yang memanggil-manggil namaku.

"Sandra, ayo bangun!! BANGUN!!!"

"YA??" ujarku terbangun kaget setelah mendengar suara seseorang meneriakkan namaku dengan sangat keras. Jantungku berdegup kencang, nafasku tidak karuan. Ah, sial, lagu itu, Moon river huh? Kenapa harus lagu itu yang diputar di mobil Steven malam ini?

Ms. Newbie, Mr. Boss, & Mdm. DevilWhere stories live. Discover now