8. Pembalasan

3 1 0
                                    


Adakah hal yang paling memalukan dari digombalin bocah SMK di kantin yang penuh dengan siswa? Jangan tanya rasanya. Bahkan untuk sekedar menarik napas pun rasanya tak sanggup, tetapi bukan 'Bila' namaku, jika karena hal itu saja aku pergi.

Bagiku mengisi perut yang sudah berdangdut lebih penting dari sekedar harga diri. Ya, untuk saat ini, hal itulah yang terpenting.

Aku segera menyuap bakso dengan suapan jumbo. Tak kupedulikan raut heran Ruga. Setelah ini aku yakin dia akan ilfeel dan tidak akan mengangguku lagi.

Usai bakso ludes, segera kuraih segelas es teh tawar dan meminumnya hingga tandas. Perutku terasa begah, mungkin akibat makan tanpa mempertimbangkan porsi.

Aku bersendawa keras, mengakibatkan beberapa siswa menoleh ke arahku. Namun, masa bodoh, yang penting aku kenyang dan Ruga .... Ah, bocah SMK itu masih terbengong di hadapanku.

Aku mengitung mundur. Tepat saat hitungan ketiga, Ruga membuka mulutnya. Lelaki berusia 18 tahun itu tampak menelan ludah berkali-kali.

Yes, kamu pasti menyesalkan Ruga?

Lama aku menunggu, tetapi tak satupun kata terucap dari bibirnya. Saat akan berlalu, Ruga memegangi tanganku seolah meminta untuk jangan pergi dulu.

"Kenapa?"

"Anu, itu." Lelaki itu menggaruk tengkuknya, membuat aku tak sabar menunggu kata apa yang akan terucap dari bibirnya.

"Apa, sih? Saya sedang buru-buru ini," ujarku seraya hendak pergi

"Hm, ibu ... hebat banget!" Ruga mengacungkan kedua jempolnya.

Aku membulatkan mata tak percaya.

"Iya, Ibu hebat banget. Saya baru kali ini liat perempuan makan tanpa malu-malu, apalagi dengan porsi jumbo. Warbiazah. Enggak salah saya suka sama Ibu!"

Aku menelan ludah. Usahaku ternyata gagal. Ruga bukannya ilfeel malah semakin ngefeel.

Alamak, tambah celaka ini!

"Bu, ibu tenang aja. Besok, kalo jadi istri gue, Ibu bisa bebas makan sebanyak apapun."

Ha?

Aku tambah terbengong. Apa katanya barusan. Jadi istrinya? Makan sepuasnya?

"Kamu, sehat?" tanyaku seraya menempelkan telapak tangan ke dahinya.

"Sehat, kok. Kalo pun gue sakit, pasti langsung sehat kalo diperhatiin kayak gini sama Ibu."

What the hell!

What the hell!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐾🐾🐾

Next?





Marry Me, Bu Guru!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang