11. Bocah Bucin

4 1 0
                                    

Aroma petrichor masih menguasai bumi tatkala aku menginjakkan kaki di sekolah hari ini. Aku melangkah menuju ruang guru, menyusun beberapa buku pelajaran yang akan kugunakan untuk mengajar dikelas. Sekian lama tak mengajar, rasanya begitu rindu. Terutama akan siswa kelas XII Marketing 2.

"Pagi, Bidadariku!"

Suara Ruga terdengar dari ambang pintu. Aku menoleh ke arahnya dan mendapati ia tengah tersenyum manis ke arahku.

"Oh, Pagi. Tumben pagi banget kamu datangnya?" tanyaku seraya melirik jam di dinding ruang Guru. Masih jam enam lewat lima belas menit. Biasanya hanya siswa yang sedang piket yang datang di jam ini. Namun ada juga beberapa siswa yang datang untuk tidur di kelas.

"Kayaknya kita sehati deh, Bu. Entah kenapa hari ini saya pengen datang cepet. Eh, ternyata ketemu sama Ibu. Emang ya, kalo jodoh itu enggak akan ke mana."

Aku memutar bola mata kesal. 'Mulai lagi bocah ini.'

"Bu, saran aja ya. Jangan sendirian di ruang guru. Ba-ha-ya," bisiknya seraya memberikan penekanan pada kata terakhirnya.

Tiba-tiba bulu kuduk terasa meremang. Udara dingin berhembus pelan. apalagi setelah mengingat rumor yang sempat beredar di sekolah ini tentang sosok yang katanya bunuh diri. "Me-mangnya kenapa?"

"Soalnya, kalo ibu sendirian ... gue takut khilaf pengen nemanin.

Segera kutimpuk wajah Ruga dengan buku. Padahal aku sudah beneran takut, bisa-bisanya aku masuk dalam jebakan bocah SMK ini.

"Argh, ampun-ampun!" Ruga mencoba melindungi wajahnya agar tak terkena pukulan. Aku tersenyum puas.

"Bu, sebenarnya gue tu udah suka sama Ibu saat pertama kali ketemu," ujarnya lagi.

Aku menatap Ruga, mencoba mencari kebohongan pada setiap kata-kata yang ia ucapkan. Namun, sialnya, manik matanya seolah menyiratkan kesungguhan.

"Waktu Ibu ngenalin diri jadi pengganti Bu Marta waktu itu, bikin jantung gue deg-degan, parah banget sampai badan panas dingin. Tangan gue gemetar," ucapnya lagi.

Sesaat jeda tercipta. Ruga menatap mataku sembari mengulas senyum manisnya.

'Duh, jangan baper Bila. Jangan baper.'

"Gue kira, karena gue begitu jatuh cinta sama Ibu, makanya kayak gitu. Ternyata .... karena gue belom sarapan."

Hah!

🐾🐾🐾

Wkwk dasar Ruga🤣 Next?

Marry Me, Bu Guru!Kde žijí příběhy. Začni objevovat