Chapter 1: Mate

54.1K 3.7K 98
                                    

Nadine berjalan santai menuju kelas barunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadine berjalan santai menuju kelas barunya. Dia mahasiswi jurusan Arsitektur semester dua.

Sepanjang lorong banyak pria yang terpesona oleh kecantikan Nadine yang memilih paras bak Dewi. Rambut coklat karamel yang panjang terikat rapih, dengan kulit putih bersih tanpa noda, bulu mata lentik, alis yang terukir cantik berwarna senada dengan rambutnya yang sedikit kehitaman dan bibir ranum berisi berwarna kemerahan. Tubuh tinggi semampai dengan lekuk tubuh yang ideal hanya saja terhalang kardigan panjang.

Para wanita yang berada di lorong itu pun memandang Nadine kagum dengan rasa iri yang ketara.

Seorang gadis dengan paras cantik dan menawan menarik perhatiannya. Membuat Nadine langsung menghampirinya dan duduk disamping gadis itu.

"Hai! Boleh aku duduk disini?" tanya Nadine tersenyum manis.

Gadis itu menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Nadine untuk duduk.

"Nadine!" Nadine menyodorkan tangannya.

"Ane!"

"Aku mahasiswi baru! Salam kenal."

Ane tersenyum tipis. "Pantas aku merasa baru pertama kali melihatmu." Nadine membalas dengan senyum simpul dengan rona kemerahan di pipinya.

Ane mencuri curi pandang pada Nadine, entah kenapa dia merasakan aroma yang berbeda dari tubuh Nadine. Tapi sayangnya Ane tidak tahu aroma apa itu karena sangat samar.

"Apa apa?" tanya Nadine bingung melihat keanehan dari teman sebangku barunya.

"Gak papa." balas Ane kikuk, dia tidak mungkin mengatakan apa yang dipikirkannya pada Nadine.

Nadine terlihat sangat polos menurutnya.

*****

Nadine menunggu bus di halte dekat kampusnya. Hari ini cukup melelahkan karena saat selesai jam kelas pertama, Nadine di datangi banyak mahasiswa yang mengaku menyukai Nadine. Mereka berbondong-bondong meminta nomor ponsel Nadine dan berusaha mencuri perhatiannya.

Namun, untung saja ada Ane yang membantunya, sehingga dirinya bisa bebas dari para pria itu. Mereka sebenarnya memiliki wajah yang tampan. Ah, jika saja memiliki pacar itu tidak merepotkan, maka Nadine akan memilih salah satu diantara mereka untuk dijadikan kekasih.

Ane sebenernya mengajak Nadine untuk pulang bersamanya, tetapi mereka baru kenal dan Nadine tidak ingin merepotkannya.

Kenapa busnya lama. Batin Nadine kesal.

Nadine merasa simpati, ketika matanya melihat seekor kucing yang menjilati sisa makan yang dibuang orang dijalan raya. Kucing itu terlihat kelaparan dengan tubuh yang ringkih dan menghawatirkan. Seingatnya Nadine memiliki sebuah sosis di dalam tas ransel yang berada di punggungnya. Gadis itu mengambilnya dan menghampiri kucing yang berada ditengah jalan itu.

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Where stories live. Discover now