Chapter 9: Father

17.8K 1.8K 27
                                    

Nadine membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kamar yang sangat dikenalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadine membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kamar yang sangat dikenalinya. Tidak lama kemudian matanya berkaca-kaca, dengan bibir bergetar.

"Ayah."

Nadine baru saja bertemu ayahnya, dia melihat papanya tersenyum bahagia tanpa beban.

"Ayah titip bidadari ya sayang, jaga dirimu baik baik dan berbahagialah."

"Tersenyumlah, putri ayah sangat cantik bila tersenyum."

"Hiks.... hiks."

"Queen!"

Lano membuka pintu kamarnya dengan panik, semakin panik ketika melihat Nadine menangis sesenggukan.

"Sayang, apa yang terjadi denganmu?" Lano menarik Nadine kedalam pelukannya.

"Hiks.... hiks..."

"Bercerita lah sayang, kau membuatku sangat khawatir."

Nadine masih belum membuka suara, gadis itu sesenggukan didada Lano. Membasahi jas mahal Lano, tapi pria itu tidak masalah sama sekali.

"Lano buat dia berbicara, aku merindukan suara merdunya." ucap Luis frustasi.

"Diam kau membuat suasana semakin keruh."

"Sial."

Lano mengecup bibir Nadine singkat, kemudian mengecup rambut gadis itu beberapa kali. Tangannya tidak berhenti mengusap lembut punggung Nadine.

"Ayah hiks..."

Lano melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata Nadine. Mata gadis itu memerah dan sedikit bengkak dengan hidung sedikit memerah.

"Kau ingin berkunjung kemakamnya?" tanya Lano tersenyum menenangkan.

Nadine mengangguk.

"Mandi dan bersiaplah, kau tidak mungkin keluar seperti ini bukan?" goda Lano.

Nadine mengerucutkan bibirnya sebal, memukul dada Lano dengan sebelah tangannya. "Kau menyebalkan!"

*****


Setelah mengunjungi makan Glen dan berbicara dengan mamanya, Nadine tampak sedikit lebih berekspresi, tidak semurung sebelumnya.

Lano selalu berada di sampingnya dan menghiburnya. Sampai mengabaikan pekerjaannya dan membuat Nadine mengomelinya panjang lebar. Bukannya tersinggung Lano malah tersenyum senang, melihat Nadine hingga terlihat seperti orang gila.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" bingung Nadine.

"Aku senang kau kembali seperti semula." Lano menarik Nadine hingga duduk diapangkuannya.

"Aku berjanji tidak akan membiarkan wajah cantikmu ini tertutupi kesedihan. Berjanjilah padaku untuk selalu berbahagia, karena aku hadir bukan untuk melihat kesedihanmu, tetapi mengukir kebahagiaan di wajahmu."

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Where stories live. Discover now