Chapter 11: Pagi Yang Indah

18.1K 1.6K 33
                                    

Nadine terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal mencapai lehernya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadine terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal mencapai lehernya. Gadis-- salah wanita itu bersemu ketika mengingat kejadian semalam, tidak menyadari jika dirinya diperhatikan oleh seorang yang sedang duduk bersandar, di sofa yang berada dikamar besar itu.

Tubuh bagian atas Lano terekspos jelas, memperlihatkan otot yang membentuk kotak diperutnya, sedangkan bagian bawahnya tertutup celana panjang. Lano memperhatikan Nadine dengan senyum miring.

Malam tadi terasa sangat panjang dan menggebu. Rambut Nadine terlihat berantakan dan di lehernya terdapat bercak merah sedikit keungguan karena ulahnya. Belum lagi, Lano benar benar tidak membiarkan Nadine menutup mata, sampai wanita itu tertidur pulas karena kelelahan akibat pergulatan mereka.

Saat menyadari dirinya diperhatikan, Nadine melebarkan matanya dan langsung menutup kepalanya dengan selimut, sehingga mambuat sebuah gundukan kecil ditengah tempat tidur besar itu. Astaga malu sekali!

Lano perlahan berjalan mendekati tempat tidur dan membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Nadine. Tetapi wanita itu menahannya, sehingga terjadilah tarik menarik diantara keduanya. Eh! Dikira tarik tambang!

Lano mengalah, pria itu melemparkan tatapan menggoda ketika Nadine memperlihatkan kepalanya sampai hidung. "Kau malu? Padahal aku sudah melihat semuanya."

Nadine mengendus kesal. "Badanku sakit karena ulahmu."

Lano tertawa renyah. "Maaf sayang, lain kali aku akan bersikap lembut." ucap Lano ambigu. Nadine tidak salahkan, jika salah fokus!

Mendengar perkataan Lano membuat pipi Nadine terasa panas. Untung saja pipinya masih tertutupi oleh selimut, jadi Lano tidak melihatnya. Nadine menyandarkan tubuhnya pada belakang tempat tidur yang empuk. Masih dengan selimut ditubuhnya, tapi sekarang sudah sedikit turun ke lehernya.

"Hari ini kau akan berlatih dengan mama bukan?" tanya Lano, saat memakai pakaian atas dan jubahnya.

Nadine mengedikan bahunya. "Hm, mungkin." matanya tidak lepas dari Lano.

"Berhati hatilah dan jangan sampai terluka." ucap Lano mengusap surai Nadine lembut dan memberikannya sebuah ciuman dibibir, serta kecupan singkat di kening.

Nadine tersenyum simpul.

Namun, sebelum Lano keluar dari kamar pria itu menyempatkan bertanya dengan sorot mata menggoda. "Apakah kau bisa kekamar mandi sendiri? Atau perlu aku gendong?"

Wajah Nadine merah padam, matanya melotot kesal.

"Jika kesulitan panggil saja aku." ucap Lano mengedipkan sebelah matanya. Kemudian dengan cepat keluar dari kamar dengan menutup pintu.

Buk

Sebuah bantal melayang mengenai pintu, untung saja Lano memiliki insting yang kuat sehingga menutup pintu dengan cepat.

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Where stories live. Discover now