Chapter 13: Taktik Licik

13.4K 1.3K 23
                                    

Pada sore harinya, Lano berhasil menemukan pelaku yang menaburkan racun di cangkir Ane tadi pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada sore harinya, Lano berhasil menemukan pelaku yang menaburkan racun di cangkir Ane tadi pagi. Seorang maid yang bertugas di dapur untuk menyajikan minuman pada Nadine dan yang lainnya.

Namun, maid itu bungkam dan itu membuat Lano murka. Meski Lano cuek pada adiknya, namun bukan berarti dia tidak menyayangi dan tidak peduli pada adiknya sendiri. Lano bersikap seperti itu karena memang itu wataknya dari lahir, dia hanya menunjukkan rasa kasih sayangnya pada Ane dengan cara yang berbeda.

"SIAPA YANG MENYURUHMU, SIALAN!" bentak Lano dengan sorot mata bengis, dengan sebelah tangannya memegang sebuah cambuk.

Lano marah karena maid itu tidak kunjung membuka suaranya. Hanya bisa merintih dan berteriak kesakitan, sepertinya ada sesuatu yang membuat maid itu memilih bungkam.

Ctar

"Arrrggh!"

Ctar

Ctar

"Kuat juga ternyata tekadmu." puji Lano sakras.

Punggung sang maid yang masih tertutupi baju khas maid, dipenuhi dengan bercak kemerahan yang begitu banyak. Terlihat sekali jika luka itu sangat dalam dan Lano mencambuknya tanpa belas kasihan, meskipun itu adalah perempuan, tapi tenang saja Lano tidak akan membuatnya mati, kecuali kebenarannya terungkap dan maid itu benar benar bersalah.

Tubuh maid itu tertunduk lemas. "Maafkan saya, Alpha." lirih maid itu lemah dia tidak mempunyai pilihan.

Lano tersenyum remeh, warna matanya beberapa kali akan bertukar dengan warna biru, menandakan jika Luis ingin mengambil alih tubuh pria itu. Tetapi, sebisa mungkin Lano menahannya, karena jika Luis sampai keluar, maka yang dihadapi maid ini hanya satu jalan yaitu kematian.

"Stev!"

"Iya, Alpha."

Sebuah senyuman mengerikan terlihat menghiasi bibir Lano, membuatnya tampak seperti psikopat. "Jika kematian terlalu mudah untuknya, maka berikan dia siksaan yang sangat menyakitkan karena berani mengusik keluargaku."

Kening Stev mengerut bingung. "Apa itu, Alpha?"

"Bawa seluruh keluarganya kemari dan bakar mereka hidup hidup di hadapannya." tunjuk Lano pada maid itu dengan seringai kejam.

"TIDAK!"

Mata maid itu melotot, dia langsung bersimpuh dikaki Lano memegang erat kaki sang Alpha.

"Jangan.. hiks... Kumohon jangan Alpha... Hiks mereka tidak bersalah." ucap maid itu memohon.

"Bunuh saja aku! Hiks bunuh aku alpha!"

Sret

Lano menjauhkan kakinya dari tangan kotor maid di itu dengan kasar. Matanya menyorot tajam tanpa rasa iba, melihat maid itu menangis.

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Where stories live. Discover now