Chapter 3: Ingin Pulang

29.1K 2.7K 29
                                    

Nadine kembali bangun dikamar asing kemarin, namun ada yang sedikit berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nadine kembali bangun dikamar asing kemarin, namun ada yang sedikit berbeda. Gadis itu merasa ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya. Sesuatu yang terbungkus kulit dan sangat keras seperti otot yang dilatih.

Hembusan nafas hangat yang mengenai leher Nadine, membuat gadis itu sedikit geli. Nadine berbalik dan melihat wajah tampan tanpa cela milik Lano. Tangan Nadine menyentuh hidung bangir milik Lano kemudian memencetnya dengan rasa penasaran, apakah dengan begini pria dihapannya akan bangun.

"Kau membuatku sulit bernafas." ucap Lano kesal menyingkirkan jari jari nakal milik Nadine.

Nadine terkekeh geli dan cekikikan hingga Lano membuka matanya yang menampakkan iris berwarna hitam legam yang mempesona. Nadine terpaku dan mengerjap cepat.

"Apa matamu memakai softlens?" tanya Nadine dengan polos.

"Bisakah kau tidak menanyakan hal yang tidak penting." balas Lano datar.

"Tapi aku ingin tahu." ucap Nadine keukeuh.

Gemas, Lano memencet hidung Nadine persis seperti yang dilakukan gadis itu kepadanya.

"Sakit." ucap Nadine kesal menepis tangan Lano dari hidungnya.

Lano terkekeh, melihat hidung putih Nadine yang berubah menjadi sedikit kemerahan karena ulahnya. Kemudian Lano menarik tubuh Nadine supaya semakin merapat padanya.

"Aku ingin pulang."

"Tidak."

Kesal keinginannya ditolak mentah-mentah Nadine mencoba melepaskan tangan Lano yang melingkari tubuhnya erat seperti lintah.

"Lepaskan!"

Nadine memberontak dalam pelukan Lano, tapi Lano tidak tinggal diam dia melilit kaki bar-bar Nadine dengan kakinya. Sepertinya tekad Nadine sangat kuat, gadis itu mencubit pinggang Lano dengan keras hingga pelukannya terlepas.

"Arrgh!"

Nadine kemudian berlari berniat untuk keluar dari kamar itu. Namun Lano lebih cepat dari Nadine, dia menahan tubuhnya Nadine dengan memeluknya dari belakang.

"Lepas! Aku ingin pulang." Nadine terus berontak dalam pelukan Lano.

Lano membalikkan tubuh Nadine, sehingga dirinya bisa melihat dengan jelas wajah cantik matenya yang memerah karena marah.

"Kau tidak bisa pergi kemanapun, sekarang disini rumahmu." ucap Lano datar.

"Ini bukan rumahku, aku mau pulang." pekik Nadine kesal.

Lano tidak suka pembangkang dia menggertakan giginya dengan mata yang berkilat tajam. "Kau milikku." desis Lano mencengkeram rahang Nadine kasar.

"Aku bukan milik siapa siapa, aku milik orang tuaku." ucap Nadine menekan ucapannya.

Gadis itu memukul mukul dada bidang Lano berharap pria itu akan melepaskan. Mata Nadine membulat saat Lano menciumnya bibirnya dengan kasar, bibir Nadine terasa panas. Cairan bening dimatanya bersiap meluncur dengan mata yang terus memanas, seumur hidup Nadine tidak pernah diperlakukan sekasar ini.

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang