the good, the bad, and the okay i guess

7.4K 1.2K 175
                                    

Tidak butuh waktu lama bagi Jake untuk menyadari kalau Sunoo adalah anak yang cemerlang. Setiap kali Jake mengajarkan kosakata Bahasa Inggris baru di kelas, Sunoo selalu menjadi salah satu yang tercepat untuk menangkap arti dan bagaimana penggunaan dari kata tersebut. Ia juga selalu mencoba melafalkan kata itu berulang kali sampai Jake berkata, "Yes, that's the correct pronunciation. Good job, Sunoo!"

Sunoo juga anak yang memiliki imajinasi tinggi. Ketika Jake menyuruh kelasnya untuk menggambar hewan kesukaan mereka, banyak dari mereka menggambar anjing, kucing, atau bahkan ikan mas. Namun berbeda dari yang lain, Sunoo memilih untuk menggambar sesuatu yang tidak umum—yang mana, tentu saja Jake sedikit kesulitan untuk mengenali hewan apakah yang Sunoo gambar karena bentuknya sedikit tidak jelas.

"Jake-seonsaengnim, coba tebak Ddeonu gambar apa!"

Menurut Jake, ketika anak kecil menyuruhnya untuk menebak sesuatu adalah hal yang sedikit tricky. One wrong answer and they'll be upset.

Ia menoleh pada si kecil yang menyodorkan selembar kertas berukuran A4 di hadapannya. Dan, wow, satu hal yang Jake tahu, ia tidak mengenali hewan apakah itu selain dari lehernya yang panjang. Namun jika dilihat dari bentuk badannya, jelas itu bukan seekor jerapah.

Jika boleh terus terang, di mata Jake, gambar Sunoo terlihat seperti amoeba dengan leher yang panjang. Tapi, hey, sebagai seorang guru kau tidak boleh menghancurkan harapan murid-muridmu seperti itu, kan? Jadi alih-alih mengatakan "Jake-seonsaengnim ngga tau Sunoo gambar apa...", yang Jake katakan adalah:

"Wow, that's so cool, Sunoo! But, wait, I totally forgot the word. Can you teach me?"

Dan jawaban yang keluar dari mulut Sunoo benar-benar membuat Jake terdiam untuk sesaat.

"Loch ness!"

Well, mungkin Sunoo bukanlah murid terbaik dalam urusan menggambar sesuatu, tapi imajinasinya yang melambung tinggi dibandingkan murid-murid lainnya perlu Jake beri nilai A.

Tak hanya itu saja, meskipun umurnya yang baru setahun jagung, Jake sadar kalau Sunoo memiliki rasa keingintahuan yang kuat terhadap lingkungan di sekitarnya.

Suatu hari, ketika Jake menjadi guru pendamping saat karyawisata ke sebuah museum kereta api, Sunoo menghampirinya dan menanyakan sesuatu yang mungkin akan terdengar sedikit kompleks untuk dijelaskan ke anak kecil.

Singkat cerita, mereka sedang berjalan menyusuri trotoar. Museum yang mereka tuju letaknya berada persis di belakang taman kota. Jungwon memimpin barisan di depan, memandu jalan. Sedangkan Jake berjalan di barisan paling akhir, memastikan kalau tidak ada satu anak pun yang tertinggal.

Di tengah-tengah perjalanan, ia melihat kaki-kaki kecil Sunoo berbalik arah, membawanya mendekat pada dirinya. Anak berumur lima tahun itu kemudian menarik ujung baju yang Jake kenakan, seakan minta diperhatikan saat itu juga. Dan tindakan Sunoo mengharuskan Jake untuk spontan memecah pusat atensinya menjadi dua; mengawasi barisan anak-anak di depannya, dan mendengarkan apa saja yang akan Sunoo katakan kepadanya.

Jake kira, dia minta diantar ke kamar mandi. Namun ternyata ia salah.

"Jake-seonsaengnim, kenapa orang itu tidur di situ?"

Mata Jake mengikuti ke arah tangan Sunoo menunjuk. Dan di sana ia melihat pria tua dengan pakaian lusuh yang sedang berbaring di kursi taman.

"Because he's homeless, Sunoo. Bapak itu ngga punya rumah. Atau bisa disebut juga tunawisma," jawabnya.

"Why?"

Ia menggigit bibir bawahnya sebentar, menyusun kata demi kata di otaknya sedemikian rupa agar yang ia ucapkan mudah dipahami anak kecil.

someone to take you home | HEEJAKEWhere stories live. Discover now