Light Of Mafia 3

6.4K 1.3K 1.6K
                                    

TIGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIGA
.
.
.

GERUTUAN kesal dari Jisoo terdengar jelas dari balik meja bartender. Bisa-bisanya Taehyung membuat moodnya bertambah hancur hari ini. Sebenarnya apa sih mau lelaki itu? Jujur saja, atas insiden kemarin Jisoo sama sekali tidak ada masalah dengan Taehyung, melainkan dia kesal setengah mati terhadap Jungkook. Tapi, kenapa Taehyung yang justru masih mengusiknya sampai sekarang? Sangat menyebalkan, pikir Jisoo.

Ia melirik ke arah jam dinding yang berada sisi kanan cafe. Sudah menunjukkan jam kerjanya, mengharuskan Jisoo merelakan waktu istirahatnya hanya untuk meladeni Taehyung tadi.

Deringan singkat yang berasal dari ponselnya membuat Jisoo kontan menghentikan aktivitasnya sesaat. Merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Raut wajahnya kontan berubah drastis menjadi masam setelah beberapa saat menatap ke arah layar ponsel yang menyala.

"Dari mana dia mendapatkan nomorku?" Jisoo bertanya sinis. Menyandarkan punggungnya pada dinding seraya berpikir kembali sambil sesekali membaca pesan teks masuk dari nomor tak dikenal, alias dari Taehyung.

"Simpan katamu? Jangan harap! Bisa-bisanya dia mendapatkan nomorku entah darimana," decaknya kelewat kesal. Jisoo memilih untuk mengabaikan pesan itu, menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana tanpa membalas pesan dari Taehyung.

Jisoo memulai pekerjaannya dengan berjalan ke arah box penyimpanan es batu, mengecek isinya yang mungkin harus ditambah lagi. Benar saja es batu di dalam box itu tak sampai setengah lagi, ia bergegas menuju dapur dan membiarkan satu rekan kerjanya yang menjaga bagian depan.

"Kau akan pulang?" tanya Jisoo ketika melihat Seulgi yang sudah berganti pakaian. Gadis itu mengangguk kemudian berlari kecil menghampiri Jisoo yang tengah membuka kulkas besar yang ada di dapur.

"Hei, siapa pria tadi? Kekasihmu?" Seulgi bertanya antusias, membuat Jisoo yang mendengarnya menggulung mata jengah. Gadis itu hanya menatap Seulgi tanpa minat.

"Kalau kau mau, dekati saja. Aku tidak mengenalnya," tandas Jisoo begitu acuh. Ia pun sibuk mengambil stock es batu dari dalam kulkas.

"Sungguh? Kalau kau tak mengenalnya mana mungkin dia tahu namamu, bahkan sampai datang kesini mencarimu." Jisoo menilik ke arah Seulgi tanpa minat, mrngeluarkan kantung plastik es batu dari dalam kulkas tanpa ingin menjawab pertanyaan Seulgi. "Kau tak menjawab pertanyaanku, berarti aku benar kan? Lelaki tampan tadi kekasihmu?"

"Bukan," tukasnya cepat. "Bukankah kau ingin pulang? Pulanglah aku akan melanjutkan pekerjaanku." Jisoo membawa kantung stock es batu tadi ke arah meja bartender kembali, sedangkan Seulgi sudah mengerucutkan bibirnya kesal lantaran mendapat respon tak sesuai ekspektasinya.

"Padahal kan tinggal bilang iya saja kok," decak Seulgi kemudian bergegas keluar lewat pintu belakang cafe.

Jisoo sudah disibukkan dengan es batu yang diambil dari kulkas beberapa saat lalu, menuangkan es-es tersebut ke dalam box penyimpanan yang dingin. Sesaat kemudian teman rekan kerjanya menoel bahu Jisoo hingga membuat gadis itu sedikit tersentak kaget dan menoleh ke arah belakang seraya menutup box penyimpanan.

Light Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang