Light Of Mafia 16

4.6K 754 768
                                    

mari absen lagi!! keluarkan emot '💣🔫'
kalian. btw anggep aja itu emot pistol beneran ya bukan pistol air, soalnya ini di hp aku ga ada emot pistol selain itu 😭

 btw anggep aja itu emot pistol beneran ya bukan pistol air, soalnya ini di hp aku ga ada emot pistol selain itu 😭

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

ENAM BELAS
.
.
.

MEREKA semua telah sampai di mansion milik Taehyung. Semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, seluruh anggota Delvaroz pun sibuk mengamati Taehyung yang tengah diobati oleh dokter pribadi mereka di ruang berkumpul. Kecuali Jisoo, gadis itu tengah sibuk membersihkan diri dan mengurus semua pakaiannya terutama rok yang basah karena terkena ompol.

Jisoo memeras kuat pakaian yang ia pakai hari ini. Beberapa helai pakaian itu jelas sudah sangat wangi, karena Jisoo telah mencucinya berkali-kali. Bahkan jemari tangan dan telapak tangannya terasa panas karena terlalu banyak mengucek bajunya di dalam air rendaman detergen.

"Ya Tuhan. Bagaimana bisa aku memikirkan ide gila seperti itu? Tapi, kalau bukan itu, ide apa lagi yang bisa membuat aku dan Taehyung bebas?"

Jisoo terlihat bermonolog sendiri, melempar baju yang telah diperas ke dalam ember berisi campuran air dan pewangi pakaian. Percikan air dari ember tersebut sampai mengenai wajah pasi Jisoo, namun tak ia hiraukan.

"Bagaimana aku mesti menghadapi Taehyung kali ini? Apalagi tadi Seokjin sangat kentara tengah menahan tawa renyahnya, saat Taehyung mencari sesuatu sebagai alas aku duduk karena rokku yang basah." Jisoo mendengus sendiri, mengeratkan ikatan tali bathrobe yang menutupi tubuhnya. Ia mengambil duduk di atas closet yang tertutup; menunggu beberapa menit pakaiannya yang direndam dengan pewangi.

"Aku tahu sih, Seokjin sepertinya bukanlah orang yang suka untuk mengumbar aib orang."

Pandangannya mengarah pada dinding kamar mandi. Lagi-lagi, helaan nafasnya terdengar berat. Belum usai dengan pikirannya yang pertama, beberapa pikiran lain seolah tengah mendesak masuk ke dalam otaknya pula saat ini.

Tiba-tiba saja Jisoo kepikiran Taeyong. Ah, tapi harusnya dia tak perlu memikirkan pria brengsek seperti Taeyong. Hanya saja masih terasa seperti mimpi, kenapa bisa Taeyong melakukan hal diluar nalarnya dan ya-hal itu merupakan perbuatan buruk yang kelewat gila.

Jisoo bertambah kesal sendiri, beranjak dari duduknya dengan raut wajah yang ditekuk. "Lee Taeyong keparat!" umpatnya lantang. Tangan mungil Jisoo kembali meraih rendaman baju dalam ember dan memerasnya begitu kuat, kemudian melempar baju yang telah diperas itu ke dalam ember kosong lainnya.

"Lupakan dia, Jisoo. Kalau kau dipertemukan lagi oleh Taeyong, jangan segan-segan untuk menghajarnya."

Jisoo meraih ember tersebut secara cepat, kedua tungkainya melangkah keluar kamar mandi. Niatnya, Jisoo akan menjemur pakaiannya di balkon kamar. Dia sebenarnya tidak yakin sih, bisa menjemurnya di sana atau tidak. Tapi, Jisoo akan mencari cara supaya bisa membuat bajunya kering.

Light Of MafiaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora