Warning!! Chapter ini mengandung mature content! 🔞
Penutupan bulan Maret, mari kita habiskan dengan yang uwaw sebelum puasa ya sayang ya. ☺
yang mau baca silahkan, yang engga juga silahkan. Ohya, ada informasi cerita baru aku di akhir chapter ini. Selamat membaca! 🤍SEMBILAN BELAS
.
.
.PANDANGANNYA mengarah pada Jisoo yang tengah memasang raut bersalah. Tidak, saat ini Taehyung tidak membutuhkan permintaan maaf Jisoo. Dia mesti membuat sesuatu di bawah sana untuk tertidur kembali. Taehyung memejam singkat, kemudian mencoba untuk turun dari mobil dan tersenyum getir ke arah Jisoo.
"I'm okay. Masuklah ke dalam, kita lanjutkan besok saja," ucapnya dengan pandangan yang tak tertuju pada Jisoo. Taehyung pun bergegas untuk masuk ke dalam mansion, meninggalkan Jisoo dengan raut kebingungan menghiasi wajah cantik perempuan itu.
"Taehyung, kau sungguh tidak apa-apa?!" pekik Jisoo sedikit kencang. Ia meringis pelan merutuki kebodohannya tadi, kedua tungkainya melangkah cepat untuk menyusul Taehyung yang sudah masuk ke dalam mansion.
"Kim Taehyung! Kau marah padaku?"
Suara cempreng itu seketika memenuhi sepenjuru mansion ketika Taehyung sama sekali tak membalas pertanyaan Jisoo. Lelaki itu semakin cepat melangkah ke arah ruang kerjanya dan lekas menutup pintu ruangan itu sedikit kuat, lalu suara pintu terkunci kontan membuat Jisoo menghentikan langkah di depan pintu ruangan itu.
"Taehyung! Kau sungguh marah?! Buka pintunya, Mafia Sialan!" Jisoo berteriak nyaring, meraih knop pintu dan menekan ke bawah berkali-kali.
Tidak ada jawaban sama sekali. Jisoo yang tidak tahu apa-apa perlahan menggigit bibir bawahnya mencari cara agar bisa menemui Taehyung sekarang.
"Apa dia terluka? Kenapa mesti menghindariku seperti ini sih," decaknya kelewat kesal. Jisoo masih terus mondar-mandir di depan pintu ruangan itu, menunggu Taehyung yang mungkin akan segera membukakan pintu. Bahkan beberapa pelayan yang lalu lalang di sekitarnya tak ia pedulikan.
Jisoo mencoba untuk kembali mengetuk pintu ruangan itu secara pelan. "Taehyung, kau sungguh marah?" suaranya terdengar lebih rendah dari sebelumnya. Masih seperti semula, tidak ada jawaban sama sekali.
Perempuan itu tidak mau menyerah. Jisoo ingin menunggu beberapa menit lagi. Jika Taehyung tidak memberi jawaban untuk kesekian kalinya, maka Jisoo akan beranjak pergi dari sana. Bukan Jisoo yang salah, tapi Taehyung sendiri. Dia sama sekali tidak meminta untuk diajarkan menyetir mobil kok, tapi karena Taehyung yang memaksa kan mau tak mau Jisoo mesti menerimanya.
Telapak kaki beralas wedges itu mengetuk lantai beberapa kali. Melangkah semakin dekat hingga menyisakan jarak sejengkal terhadap pintu, Jisoo kembali menekan knop pintu tersebut. Ia mendekatkan telinganya hingga menempel ke pintu hanya untuk memeriksakan keadaan Taehyung di dalam sana, siapa tahu Jisoo bisa mendengar amukan Taehyung, kan?
YOU ARE READING
Light Of Mafia
FanfictionKim Taehyung, pimpinan dari komplotan mafia yang paling ditakuti di sepenjuru dunia. Selalu melakukan kegiatan ilegal tanpa meninggalkan jejak apa pun agar tak tertangkap oleh polisi. Meskipun demikian, ada satu wanita yang bisa membuatnya luluh. Ji...