Say It First! | [21]

73K 11.4K 3.3K
                                    

Haiii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haiii.




Lama nungguuu?





Nggak dong ya. Baru tiga hari doang ga ketemu Janari xD









Untuk yang ... butuh adegan 'anget', sebelum baca beri api di sini wkwkwk 🔥🔥🔥

***


Chiasa masih duduk di kursinya, menyaksikan Janari yang bangkit lebih dulu lalu berpesan. "Tunggu sebentar di sini. Nanti gue balik lagi." Yang segera Chiasa beri anggukkan.

Ada sekitar tiga mahasiswi yang sama-sama belum beranjak dari ruang rapat BEM selain Chiasa, salah satunya bahkan terang-terangan menatap Chiasa dengan raut wajah penasaran, lalu berjalan menghampiri dan duduk di kursi terdekat dengannya. "Hai, gue Levi." Dia mengulurkan tangan ke arah Chiasa.

"Chiasa," sambut Chiasa seraya balas menjabat tangannya.

"Sori, ceweknya Janari, ya?" tanyanya tiba-tiba.

Chiasa tidak cepat-cepat memberikan jawaban, dia hanya tersenyum dan menunggu perempuan itu kembali bicara.

"Kalau misalnya hubungan kalian masih belum ada kejelasan, kayaknya mendingan lo pergi duluan deh dari Janari," lanjut Levi. "Dia tuh kayak nggak butuh cewek—maksudnya, nggak butuh hubungan serius sama cewek."

"Oh, ya?" gumam Chiasa. Padahal tentu saja dia tahu lebih dari sekadar itu.

Levi mengangguk. "Sebelum lo ditinggalin tanpa kejelasan, gue kasih saran sebaiknya lo pergi."

Chiasa mengangguk pelan, lalu tersenyum. "Sori, lo pernah ... jadi salah satu perempuan yang 'nggak diseriusin' Janari?"

Levi menggeleng. "Nggak sih," jawabnya. "Temen gue yang ngalamin itu. Sampai keluar dari BEM gara-gara nggak mau ketemu Janari lagi." Dia meraih tasnya, beranjak dari kursi. "Gue cuma kasihan aja kalau lihat ada cewek yang mau masuk ke perangkapnya dia lagi karena ... gue rasa Janari tuh sebenarnya punya satu cewek yang dia suka, yang bikin dia nggak pernah bisa mau serius sama cewek-cewek yang deketin dia."

"Deketin dia ...?" gumam Chiasa.

Levi mengangguk. "Janari sejauh ini nggak pernah deketin cewek, kan? Dia cuma nerima-nerima cewek yang deketin dia doang. Dan gue rasa, lo juga gitu?" Dia mengangkat bahu. "Janari akan menyambut baik siapa pun yang deketin dia. Jadi hati-hati."

Chiasa tersenyum lebih lebar. "Thanks, ya." Ucapan terima kasih yang sebenarnya ditujukan untuk hal lain. Dia mendapatkan satu hal baru tentang Janari yang ditulisnya sebagai Brian. Dan hal yang selanjutnya harus dia cari tahu adalah alasan kenapa Janari berlaku demikian.

Say It First!Where stories live. Discover now