Say It First! | [25]

87.9K 9.7K 1.7K
                                    

Seberapa kangen? XD

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seberapa kangen? XD

Siap nggak nih?

Siap nggak nih?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siap ya?

Jangan nyeseeel bacanya.

Bakar dulu bakar nggak mau tauuu 🔥🔥🔥

***

Chiasa sudah berada di dalam apartemen Janari. Setelah menaruh paper bag berisi hadiah pemberian Mama di atas meja bar, dia duduk di sofa sembari menunggu Janari yang kini masih terlihat sibuk di dalam pantri kecilnya.

Berselang beberapa saat, Janari melangkah menghampirinya dengan secangkir teh hangat yang disangga dengan tatakan kecil di bawahnya. Dia menaruh cangkir teh di atas meja kecil di samping sofa, tepat di samping kanan Chiasa.

Sesaat, tatapan mereka bertemu, dan Janari hanya tersenyum.

Chiasa pikir, Janari akan beranjak, tapi laki-laki itu malah duduk dan bersila di depannya, hanya beralaskan karpet sehingga posisi tubuhnya kini menjadi lebih rendah. "Jadi ...." gumam Janari.

Chiasa melirik teh yang masih mengepulkan uap hangat di sampingnya, lalu kembali menatap Janari.

"Katanya minum teh chamomile bisa membantu lo menenangkan diri dan bikin lo jadi lebih rileks," ujar Janari. "Gue juga nggak tahu sih, karena nggak pernah minum teh dari daun-daun aneh kayak gitu. Itu nyokap yang bawa."

Chiasa masih diam, lagi-lagi hanya menatap laki-laki itu. Dia bertanya-tanya kenapa Janari bisa menebak sejauh itu? Maksudnya, kedatangan Chiasa yang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Lo datang ke apartemen gue malam-malam gini." Janari melihat jam dindingnya yang menggantung di ruangan yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. "Terus ... peluk gue."

Say It First!Where stories live. Discover now