Prolog

68 10 0
                                    

Announced :

Cerita ini berdasarkan imajinasi ku, fiktif dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan idol di real life. Mohon bijak sebagai pembaca.

No plagiat!

No Copy!

It's Mine 😁



Happy Reading 🤗

"Lily, sudah kemasi barangmu?"

Gadis berkuncir satu itu memasukkan beberapa kotak liptint kedalam pouch berukuran sedang bergambar bunga Lily putih itu.

"Ini yang terakhir!"

Dia menghela nafas kelewat berat, pasalnya bukan perkara barang make up yang satu dua untuk keperluan pribadi saja, ini untuk artis. Sebuah grup pendatang yang baru-baru ini hangat sekali dibicarakan.

"Kita akan pergi ke Seoul sebentar lagi, pastikan tidak ada yang tertinggal ya?"

Dia mengangguk, ini jelas hari pertamanya bekerja. Sebagai asisten tepatnya. Dia tidak punya cukup uang untuk melanjutkan kuliah, mungkin dengan ikut kursus merias setidaknya dia punya skill yang bisa digunakan untuk mengais uang.

"Inilah kenapa aku memilihmu, kau tidak banyak bertanya dan mengikuti perintah dengan baik!"

Senyumnya mengembang, dia tersipu tentunya. Tidak banyak bicara dan memang penurut, Lily gadis desa, polos juga murah senyum. Tapi jangan lupakan pribadinya yang jauh lebih dewasa daripada usianya.

"Kak, terimakasih sudah memberiku pekerjaan ini. Aku akan lakukan semampuku!"

Dia juga tidak muluk-muluk dalam memberikan sebuah janji. Bukan, tepatnya bukan janji tapi pernyataan meyakinkan.

*****

"Kau dengar?" pria itu menyenggol pribadi disampingnya, pria berambut pink yang tengah sibuk menatapi layar ponselnya sambil tersenyum.

"Dengar apa? Jangan menggangguku, Hyung! Aku senang membaca komentar yang sangat baik ini!"

Heeseung mungkin harus sedikit lebih sabar dalam menghadapi perangai si pria muda didepannya. Sehari bisa sekali dihitung berapa kali dia merotasikan matanya kala membuang rasa kesal pada Sunoo. Ya, Kim Sunoo!

"Dengar tidak kalau nanti coordi Noona mau bawa asisten. Katanya masih muda loh, satu tahun saja diatasmu!"

Jujur saja mungkin bagi Sunoo kakak tertuanya itu terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu. Tidakkah disini bebas dari kamera? Oh ayolah, berhenti membuat semuanya seolah terdengar menarik. Dia tidak perlu melakukan aegyonya itu kan? Mungkin itu yang akan dikatakan pria pucat bermata sipit itu kalau saja dia tidak menghormati Heeseung.

"Lalu? Harusnya jangan beritahu aku. Beritahu saja Sunghoon Hyung, atau Jay Hyung! Jangan aku!"

Dia mendecak kesal, memberi sedikit dorongan pada bahu Sunoo.

"Ck, Mereka tidak peduli pada perempuan!"

Barangkali sunoo perlu juga memberikan sedikit pemberitahuan pada sang kakak kalau dia juga tidak peduli. Iya, jika saja member lain masuk kedalam dorm dengan sedikit lebih santai.

"Akhh!"

Jungwon sedikit memekik sakit kala satu pukulan dilayangkan dengan tidak sopannya di sisi-sisi kanan bahunya.

"Sakit, Hyung!"

Sunoo dan Heeseung tentu yang merasa paling terusik melihat. Memastikan tidak ada yang salah dengan kepala mereka masing-masing.

"Ketuk baru masuk!" Heeseung lebih dulu mengambil suara, sebagai anggota tertua perannya cukup penting untuk mendidik adik-adik nya yang punya beragam jenis kepribadian.

"Hehehhe, Mianhae!"

Pelaku keributan utama dengan wajah tak berdosa nan polosnya langsung menyambar kesempatan menjawab, berkedok permintaan maaf tapi masih turut jahil membalas pukulan manusia jangkung disebelahnya.

"Kudengar kita punya coordi Noona muda, gilanya dia sepantaran denganku!" si pemilik senyum lebar yang penuh kharismatik dengan pahatan wajah campuran itu langsung membuka topik tanpa ba bi bu.

Heeseung menghela nafas, seperti "Ya, kutemukan satu!"

Harusnya sejak tadi dia tidak menjadikan Sunoo rekan bicaranya. Entah kenapa Jake hilang dari daftar nama di kepalanya.

"Lihat saja nanti!" Jay, pria yang mungkin notabenenya adalah si pemilik reputasi keren hanya mengatakan dengan santai. Sambil menyesap teh Boba yang dari tadi tak kunjung tandas.

"Heh, suruh siapa minum? Kau sedang diet!"

Sementara Heeseung tengah ribut dengan adik-adiknya yang lain, Sunoo memilih untuk pergi dari ruangan, menenangkan pikirannya didalam kamar.

"Apa-apaan? Hanya coordi Noona kenapa jadi seheboh itu?"

Dia merebahkan badannya diatas ranjang. Mengusap wajah yang syarat akan lelah itu, "Aku sudah berlatih selama 12 jam, ini melelahkan!"

****
TBC

****TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
More Than Hour || Kim SunooWhere stories live. Discover now