Thirteenth

24 5 0
                                    


Up!

Happy Reading 🤗

Note : Cerita ini fiksi, kejadian dan karakter tokoh hanya pendukung alur.




*****

Lily kira kemarin mungkin hari yang teramat berat untuk Sunoo, sampai pria itu tak sadar memeluknya bahkan memohon untuk tidak pergi. Oh! Sunoo juga berjanji akan berubah, tidak lupakan?

Gadis itu tidak menyangka kalau Sunoo seperti tengah menepati janjinya. Sudah sejak pagi tadi senyumnya tak henti mengembang saat Lily memasuki ruang persiapan artis untuk bertemu dengannya. Dan Sunoo juga tidak banyak protes selama sesi merias, dia hanya diam sambil mengunyah jelly berbungkus mini di tangan nya - entah berapa banyak yang dia punya.

"Sunoo-ssi, sudah tahu kalau sekarang dirimu dan leader Yang jadi DJ di sebuah siaran radio?" Lily memeriksa kertas print di tangan nya, matanya sudah terlalu lelah sebab jam tidur yang kurang sampai susah payah mencetak jadwal dikertas agar dia tidak lelah menatap font minimalis di ponsel.

"Ya, Noona! Aku tahu, mulai malam ini kan?"

Lily mengangguk, bisa pria itu lihat dari pantulannya dalam cermin luas didepannya. Gadis itu terlalu lelah, kantung matanya kian menghitam semakin hari. Anehnya jadwal padat belum saja dimulai, jadi siapa disini yang jadi artisnya?

"Noona!" Panggil nya dengan nada lembut, tatapannya tidak lepas dari Lily yang sedang sibuk menata rambutnya.

"Ya? Mau apa? Mau jelly?"

Dia bertanya antusias, pasalnya jelly sudah tersedia didalam tas khusus miliknya. Sengaja menyiapkan nya mulai malam kemarin sebab dirinya terlalu khawatir akan mood Sunoo yang tak jarang berubah, dia juga sudah berjanji untuk memastikan pria itu bekerja dengan perasaan yang senang, tidak seperti sebelumnya.

Sunoo yang ditanyai menggeleng pelan, ada sedikit yang mengganjal tentang Lily di benaknya. Entah apa Sunoo belum terang menemukan, Lily selalu disamping nya, selalu siap sedia jika dia memerlukan apapun, bahkan sebelum dia yang memintanya sendiri seperti semalam.

"Noona, tidak tidur ya semalam?" Pria dengan kulit seputih susu itu berulang kali menatap awas cermin didepan, kalau biasanya untuk memastikan apakah riasan benar atau mungkin gaya rambutnya berlebihan kali ini berbeda, dia memperhatikan wajah Lily.

"Tidur kok," Lily menjawab sedikit dibumbui keraguan.

"Berapa lama?" Dan Sunoo tampak menemukan topik baru selain 'Kapan aku selesai dirias?'

"Oh?"

Lily tidak terbiasa, namun bukan berarti tidak mengerti. Meski sempat menggaruk tengkuknya gadis itu menemukan jawaban yang pas pada akhirnya.

"Tiga sampai empat jam!" Jawabnya yakin.

Dia hanya berharap Sunoo tidak sedetil itu kalau memperhatikan orang, sebab padanya nyatanya semalam bukan malam yang singkat untuknya, saat pesan dari sang ibu masuk guna membujuk nya kembali ke desa dan tinggal disana sebagai gadis desa pada umumnya

"Disini bisa mengurus kebun kecil keluarga kita kan? Sukses tidak harus selalu di kota!"

Ibunya sungguh telat jika mengatakan itu, perjanjian sudah tertanda jelas hitam diatas putih. Tidak ada yang dikurangi tidak pula dilebihkan. Tidak bisa dibatalkan karena dia telah berjanji dibawah hukum.

"Noona, setidaknya kau perlu meminum beberapa butir vitamin dalam sehari." Itu bukan Sunoo, tapi Jungwon yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya dari jauh - tepatnya disamping pintu.

"Benarkan Hyung? Atau kalau perlu Hyung yang belikan, sebagai bos yang baik!"

Sunoo tidak tahu harus memberi reaksi apa pada si nakal Jungwon, anak itu baru saja mengedipkan matanya sebelah setelah datang dan langsung bicara tanpa pembuka.

More Than Hour || Kim SunooWhere stories live. Discover now