1. BULLYING

254K 18.4K 1.9K
                                    

Prang!

Sebuah piring stainless terlempar ke lantai dan bergeser sejauh tiga puluh centimeter dari tempatnya mendarat.

Percikan kuahnya berhasil mengotori rok seragam seorang gadis yang kini terduduk di ujung kafetaria.

Lebih tepatnya, di depan cowok berambut chestnut pekat dengan posisi kedua tangan lurus menumpu tubuhnya yang berkeringat.

Napas gadis itu sedikit terenggah, ia teguk salivanya perlahan sambil berusaha menguatkan diri sendiri.

"Gila, nggak ada capek capeknya tuh anak cari masalah sama Raga."

"Emang masalahnya apaan?"

"Gatau juga gue, gara-gara Manda kali."

"Bau bau bakalan ada yang keluar dari Rothes lagi ya, Sister."

Bola matanya bergerak ke kanan, pekikan beberapa anak Rothes yang menyaksikan kejadian siang ini semakin menggebu, memekakan rungu gadis pemilik nama lengkap Jesslyna Sea Pranadipa itu.

Cowok di depan Sea mulai membuka kaleng minuman yang baru keluar dari freezer, smirk evil itu kian terukir di wajahnya.

Tepat sebelum Sea berhasil mendongakkan wajahnya, cairan dingin berwarna coklat kehitaman mulai membasahi kepalanya.

Sea tidak berkutik. Gadis itu hanya menunduk sambil mengepalkan tangan, mencengkram rok rempel motif merahnya hingga kusut berantakan.

Perih di pipinya semakin terasa ketika luka sepanjang tiga centimeter itu mulai basah oleh air kopi, Sea hanya sedikit menggeser kepalanya untuk melindungi luka di pipi kirinya.

Cairan itu terus mengalir membasahi kepala Sea hingga tiga tetes terakhir, lantas Sea pun memberanikan diri mendongak menatap wajah tegas Raga.

Dia, Raga. Raga Rajendra Alvarez, Ketua Lavegas yang merupakan geng motor terhits seantero SMA Rothy. Orang-orang menjulukinya sebagai Dewa Iblis. Mungkin, karena ia kejam? Atau, karena ia arogan dan cukup brutal?

Entahlah, Sea sendiri sebenarnya tidak tahu apa yang orang-orang sukai dari sosok Raga. Meski semua kepribadiannya jauh dari kata baik, namun ia mampu disegani oleh semua orang.

Raga, dihormati. Mungkin, karena ia peraih peringkat satu paralel selama empat examen berturut-turut? Atau, mungkin juga karena auranya kuat dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tegas?

Ah, sebenarnya Sea sendiri tidak peduli! Berurusan dengan Raga adalah hal yang seharusnya ia hindari, tetapi ... ia gagal.

Netra bulat Sea mengerjap samar, ia tatap manik amber Raga dalam-dalam. "Cupu lo, beraninya sama cewek."

Brak! Klontang! Klontang!

"LO?!" Raga membelalakkan matanya kesal saat menangkap ekspresi tak kenal takut di wajah Sea, selalu saja seperti itu. Raga memiringkan kepalanya, lantas berjongkok di hadapan Sea.

Bugh! Bogem mentah itu berhasil mendarat di dinding samping telinga Sea, membuat gadis itu terkejut dan refleks memejamkan matanya.

"Dengerin gue," Tangan Raga masih menumpu pada dinding, sementara wajahnya mendekati kepala Sea yang berpaling.

"Sekali lagi gue denger lo gangguin Manda, lo bakalan habis di tangan gue!" ancam Raga terlihat sangat serius.

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now