5. INHALER

112K 12.8K 1.7K
                                    

Sea
Mah, Mama apa kabar?
06.12 am

Mama Nita
Mau apa lagi kamu?! Minta duit?! Minta sama Tukang Mabuk itu dan jangan panggil saya Mama lagi! Harus berapa kali saya bilang?!
07.02 am

Sea
Maaf, Ma. Aku cuma kangen aja, pengen tau kabar Mama. Kabar aku baik kok, aku ga butuh uang Mama. Aku cuma pengen liat Mama sebentar aja boleh?
07.04 am

Sea mengunci ponselnya, menungu balasan dari sang Mama. Gadis itu menghirup inhaler sementara waktu untuk meredakan sesak yang menyerangnya sejak tadi.

Bus berhenti tepat di halte dekat sekolah, Sea pun turun seorang diri dan berjalan cepat menuju gerbang sekolah. Iya, pada akhirnya Sea memutuskan untuk ke sekolah setelah berdebat dengan Dean.

Drrrt! Ponsel Sea kembali bergetar, Sea segera membukanya kalau kalau itu dari Mamanya. Se-excited itu.

Mama Nita
GAK! SAYA SIBUK! GADA WAKTU BUAT KAMU!
07.12 am

Sea
Yaudah, Ma. Mama semangat kerja ya, jangan telat makan, jangan kecapekan juga. Aku selalu doain yang terbaik buat Mama.
07.14 am

Andai aja aku sehat, Mama pasti ga akan buang aku kan? Aku pengen jadi Manda, Mah. Aku pengen bisa sama Mama terus. Apa sakit itu sebuah kesalahan? Padahal aku cuma asma, apa ga bisa masuk kriteria biar bisa diakui sama Mama?... (not sent)

Sea urung mengirim pesan lagi, pun tidak ada balasan dari sang mama. Yah, Sea cukup beruntung karena kali ini tidak diblokir oleh Nita. Sea hanya tersenyum, kemudian memasukkan ponsel coralnya ke dalam tas hitam bagian depan.

Sea menatap arloji sport coral di pergelangan tangan kirinya, pukul tujuh lebih dua puluh menit. Sea mempercepat langkahnya menuju pintu samping, pintu rahasia yang pernah Kelly beritahu saat mereka terlambat beberapa hari yang lalu.

Dan benar saja, Sea berhasil memasuki kawasan sekolah dengan mulus tanpa omelan Pak Selamet. Gadis berseragam merah kotak-kotak dengan jas kehitaman itu menepuk-nepuk rambutnya yang kotor terkena dedaunan kecil.

Sea berjalan mengendap-endap melewati selasar samping, menatap was-was ke kanan dan ke kiri. Dadanya masih terasa sesak, karena itu ia berjalan sambil menghirup inhaler.

Bug! Beberapa siswa berlari dan salah satu dari mereka tidak sengaja menabrak bahu Sea sehingga inhaler yang semula ada di tangan Sea pun melompat entah kemana.

Sea refleks menatap ke sekeliling, ia merasa benda penyelamatnya masuk ke dalam salah satu ruangan. Gadis itu berjongkok sambil mengulurkan tangan, mencoba meraih inhaler yang ia lihat ada di bawah kursi yang terletak di dekat pintu.

"Iya tapi itu punya Samu!" kata seseorang sedikit tidak jelas.

Mendengar nama Samu disebut membuat Sea gagal fokus sehingga ia hilang keseimbangan dan sikunya membentur pintu. Suaranya sontak menginterupsi anak-anak Lavegas yang tengah mendiskusikan sesuatu di dalam sana.

Raga membuka pintu lebar-lebar dan melihat Sea yang sedang duduk di bawah sana, tatapan Raga jauh dari kata ramah, terasa sangat dingin bin galak. "Puca! Ngapain lo di sini?! Mau nguping?! Nggak usah aneh aneh lo ya!"

Puca, panggilan yang Raga buat dengan menyingkat kata Putri Pecandu. Mendengarnya sekali saja Sea langsung paham akan makna di baliknya.

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now