6. DIFFERENT

109K 12.7K 1.7K
                                    

BRAK!

Tubuh Sea membentur dinding karena dorongan kuat Raga, cowok itu baru saja menarik tangan Sea dan melemparnya ke dinding seperti bola kasti.

"Akhh!" Sea meringis, tetapi masih saja berusaha kuat meski sebenarnya rasa sesak di dadanya semakin menjadi-jadi.

"Lo kenapa kasar gitu sama Manda? Dia punya salah apa sama lo?! Harusnya lo--"

"Bocah Squidward mending diem dulu, dipending marah-marahnya. Gue males ngedrama, masih pagi juga--"

Raga mendorong bahu Sea hingga punggung gadis itu membentur dinding untuk yang kedua kalinya. "Apa?! Bocah Squidward?!"

"Mana inhaler gue?!" tanya Sea to the point tanpa merespon protesan Raga.

"Cari sendiri lah, kenapa nanya gue?!"

"Karena cuma lo orang yang paling mungkin ngambil inhaler gue!"

"Ga usah nuduh sembarangan lo!"

"Inhaler gue jatuh di ruang mulmed, tapi sekarang udah ngga ad--" Sea menekan dada, napasnya semakin tersengal. "Pas-ti lo ya-ng ngam-bil--"

"Lo ngomong apaan yang jelas!"

"Bawa sini, please." Sea mencengkram kemeja Raga di bagian dada sisi kiri untuk meredakan sakit yang ia rasakan.

Raga langsung menepis tangan Sea secara kasar. "JANGAN SENTUH GUE, ANJING!"

Sea menahan tangan Raga yang hendak pergi menemui Manda. "Atau ... kasih tau aja ... di mana! Gue ... butuh in-haler gue."

Raga menyibakkan tangannya, begitu kuat hingga Sea tersungkur di lantai. "Seragam gue jadi kotor, Freak!"

"Akkhh," Sea mengigit bibirnya, tidak bisa bernapas adalah suatu hal yang ia benci, Sea muak terus sakit-sakitan seperti ini.

"Lo kenapa sih? Alay banget, jatoh doang juga!" dingin Raga tak acuh.

Sea memukuli dadanya sendiri, matanya memerah diikuti tubuhnya yang semakin melemah. Figur Raga mulai membelah menjadi dua, kemudian terlihat samar.

"Sea!" Suara heboh Kelly mulai terdengar, disusul derap langkah beberapa orang mendekat.

Dean berjalan melewati Raga, ia ingin menolong Sea, tetapi Raga sudah menahan tangannya sambil melayangkan tatapan tajam. "Mau apa? Mau jadi pahlawan kesiangan lo buat dia?"

Dean tidak menjawab, mereka justru saling bertatapan dingin. "Hubungan lo sama Sea apa?" tanya Raga curiga.

"Ga ada," jawab Dean singkat.

"Ya udah, lo nggak perlu repot nolongin dia. Inget semboyan Lavegas, kita saling dukung satu sama lain, kan?"

"Dia sakit, ga." Dean menatap Raga dengan tatapan datar dan cukup membingungkan. Cowok itu pun melepaskan diri dari genggaman Raga, kemudian mendekati Sea.

Sementara Sea mulai mengerjapkan mata, padangannya semakin gelap hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri. Tubuhnya hampir terkapar di lantai, namun tangan Dean berhasil menahan bahunya.

"Aga!" panggil Manda yang masih duduk di lantai, ia tidak mau ditolong oleh siapapun selain Raga.

Raga beralih mendekati Manda, cowok itu menggendong Manda dan berjalan ke arah berlawanan dari Dean yang juga mulai menggendong Sea untuk ia bawa ke UKS.

Manda mengeratkan pegangan tangannya di leher Raga, ekspresinya tertekuk kesal. "Manda nggak suka sama Sea, dia tuh kasar banget, Aga. Masa Manda--"

Tiba-tiba Raga berhenti berjalan, hal itu membuat Manda terdiam dan mengerutkan kening menatap Raga yang terlihat aneh. "Ga?"

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now