20. SAMU SUMON

87.3K 11.5K 4.5K
                                    

Raga keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya hanya memakai boxer hitam bergambar squidward kecil di bagian kiri bawah.

Tangan Raga bergerak intens mengusap rambut basahnya menggunakan handuk coklat berukuran kecil. Cowok itu duduk di bibir ranjang sambil meraih ponselnya yang baru selesai dicharger.

"Kak Samu!" Bayang-bayang Sea saat menangis tadi sore kembali terngiang di matanya.

"Samu siapa, Sat?! Kenapa gue di sini?! Lo juga apain gue, Freak! Mana main peluk-peluk lagi!"

"Kak Samu--"

"Samu," Raga berhenti bergerak. "Sea.. Samu-Sea. Samu, pacar Sea? Kenapa segitunya dia sama gue? Apa gue keliatan mirip sama Sumon Sumon itu?"

Raga menatap layar ponsel yang mati, lebih tepatnya, pantulan wajahnya sendiri di layar hitam itu.

"Dang, ya jelas gantengan gue lah! Ya kali dimirip-miripin sama Sumon pacarnya Si Jalang Penyusup itu!"

Raga melipat handuk kecil tadi dan meletakkannya di atas nakas. Tanpa Raga sadari, ia adalah tipikal cowok yang sangat rapi. Bisa dilihat di kamarnya, tidak ada barang berserakan sedikitpun.

"Sebentar, Samu? Kayak nggak asing?" Raga berselancar di sosial media mencari akun Samu yang sepertinya pernah ia kenal.

"Samudra?" gumam Raga mengeksplor akun instagram samudraosk. "Samudra Osaka?"

"Bentar, bentar." Raga menelungkupkan ponselnya di atas ranjang. "Gimana sih? Bentar, gue ngelag, sumpah!"

"Samu, Samudra? Samudra Osaka Ketua Veritas?" terka Raga.

"Tapi ... Dia kan udah mati, Kambing!"

Raga menelan salivanya sulit. "Jangan bilang, dia gentayangin gue gitu?"

Raga menatap ke sekeliling, merasa parno sendiri. "Serius lo?! Woy! Samu Sumon siapapun itu, kalo lo ada di sini jawab gue!"

Tok! Tok! Terdengar ketukan pintu dua kali dan Raga refleks tiarap di bawah ranjang. "Maafin gue, jangan ganggu gue plis!"

"Aden!" panggil Bik Ini.

"Aden bagos, Nyoya wes pulang iki!" ulang Bik Ini dengan nada yang naik beberapa oktaf.

DUG! Kepala Raga tak sengaja membentur kayu dipan, cowok itu meringis kesakitan. "Akh, sialan lo!"

Raga memutar pandangannya ke sekeliling, seolah merasa sedang diawasi oleh seseorang. "Apa lo?! Setan, Iblis, Jin, Taehyung, atau apapun itu gue ga takut!"

"Gue yakin, gue lebih setan daripada elo!" Raga pun bergegas keluar dan turun menemui Mamanya yang kata Bik Ini baru pulang.

"Mah!" panggil Raga mendekati Sabita. "Mah, Raga boleh tidur sama Mama nggak?"

"Enteng sekali ya ngomongnya, enggak! Kamu belajar dulu sana, Mama bawain Tentor baru, kamu harus ikut olimpiade sains bulan depan, Mama mau kamu raih medali lagi."

"Mah!" Raga sedikit menyentak.

"Pakai dulu baju kamu kalau nggak mau malu di depan Tentor baru."

Raga menyilangkan tangan di depan dada telanjangnya. "Mah, Raga boleh istirahat bentar nggak?"

"ENGGAK!" Sabita melotot dengan alis menukik tajam.

***

"Aaaah," Sea mengigit bibirnya menahan sakit, tangan Mas Anang terus bergerak maju mundur sehingga menimbulkan perih yang semakin tak tertahankan.

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now