29. LO SIENTO

79.9K 10.6K 6.6K
                                    

Saat itu, Manda tidak sengaja melihat Sea sedang membersihkan luka Raga di area toilet. Keduanya terlihat sangat dekat, bahkan Raga terdiam tak berkutik di depan Sea.

Detik kemudian, Sea keluar dari toilet lebih dulu. Mereka pun berhadapan di depan pintu, tatapan Manda menyalang tidak suka. "Jangan deketin Aga gue!"

"Aga lo?" Sea menertawakan Manda. "Sejak kapan dia jadi Aga lo?"

"Sea--"

"Jangan bilang, lo manfaatin gelang gue buat deketin Raga?!" Sea mendekat ke telinga Manda. "Gelang di tangan Raga itu punya gue, kan?"

"Jadi, Raga punya gue, Manda. Dari dulu juga punya gue," Sea menunjuk pintu area toilet dengan gerakan kepala. "Lo juga liat kan tadi dia pegang tangan gue--"

Manda menarik kerah Sea yang sedang melipat tangannya di bawah dada. "Lo apain Aga, Bangsat! Kenapa dia jadi mleyot gitu sama lo?!"

"Kenapa? Kesel ya pangeran lo udah nemuin ratu lain?" Sea merapikan seragam Manda.

"BRENGSEK LO, PELAKOR!" Manda menarik rambut Sea kasar.

"MANDA!" bentak Raga menarik tangan Manda menjauh dari Sea.

"Aga, Sea dulu--"

Ucapan Manda terhenti manakala Raga menghampiri Sea dan bertanya dengan nada lembut. "Lo nggapapa? Ada yang sakit?"

Enggak," Sea tersenyum menatap Raga yang tengah mengusap rambutnya lembut.

Sikap Raga kali ini berhasil membuat Manda khawatir, rasanya aneh melihat Raga menatap gadis lain.

Manda melebarkan netranya kesal. Seharusnya Manda yang berada di posisi Sea, seharusnya Manda yang Raga khawatirkan. Lalu, mengapa sekarang menjadi seperti ini?!

Raga menatap Manda sekilas, emosinya sedang tidak stabil karena hari-h OSN sudah semakin dekat. Raga pun memilih pergi dari sana dengan langkah besar, lalu Manda langsung mengekorinya di belakang.

"Agaaa," lirih Manda yang hampir menangis. "Sea yang jahat sama Manda."

"Gue capek dengerin keluhan lo! Bisa diem aja, 'kan?! Nambahin beban tau nggak?!" Raga berjalan mendahului Manda.

"Maafin Manda, Agaa." Manda memegang tangan Raga, menghentikan cowok itu yang hendak menuruni tangga. "Aga, Manda boleh ke rumah Aga sebentar nggak?"

"Gak, gue sibuk!" Raga menepis tangan Manda dan kembali berjalan menuruni tangga.

"Aga kok cuek gitu ngomongnya?"

"Gue sibuk, Manda. Harus persiapan olimpiade juga, besok gue berangkat olimpiade."

"Ah, semangat ya Aga. Manda selalu doain yang terbaik buat Aga, semoga aja kali ini bisa juara satu."

"Ya," Raga terus berjalan mendahului Manda, padahal biasanya mereka selalu berdampingan.

Manda harus berkali-kali mempercepat lajunya, hanya karena Raga menyuruh gadis itu bergerak cepat. "Aga, tungguin Manda!"
...

Manda meremas rok lima centi di atas lututnya, merasa sedikit cemas karena sikap Raga yang cukup dingin. Kakinya terus bergerak, sehingga menimbulkan suara yang mengganggu bagi Nita dan Gio.

"Sayang, ada apa?" tanya Nita memegang tangan kiri Manda yang berada di atas meja makan.

Manda mengangkat kepalanya, namun tatapannya menerawang pada empat belas macam masakan di atas meja. "Mah, kalau Manda pengen sesuatu. Mama sama Daddy mau ngabulin nggak?"

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now