18. MALAIKATNYA SEA

82.1K 10.9K 2.7K
                                    

Bugh! Pyarrrr! Sea memukul kaca besar di belakang Manda hingga pecah, bercak darah menetes dari tangan Sea. "Gue juga bisa hancurin lo kayak kaca ini, Nda!"

"Aga, A-ga to-longin Man-nda!" jerit Manda melihat Raga memasuki toilet.

"Manda!" Raga menarik Sea kuat-kuat hingga gadis itu terhuyung ke dalam bilik toilet dan membentur closet duduk.

Lengannya tak sengaja menubruk pengait kunci pintu yang rusak sehingga menimbulkan luka gores sepanjang tiga centimeter.

"Sakit banget Aga," rintih Manda kesakitan, gadis itu langsung memeluk Raga dan menangis.

Manda menyilangkan kakinya di tubuh Raga, seakan-akan meminta Raga menggendongnya tanpa bersuara. Tentu, karena setelah itu Raga menggendong Manda di depan.

"Tunggu gue di lapangan lo!" titah Raga dengan mata menyala marah.

"Ogah amat," Sea berdiri dengan sendirinya, kemudian pergi dari toilet dengan membenturkan bahunya pada lengan Raga.

"Sea kok jahat banget sih sama Manda, Manda nggak tau salah Manda apa Aga. Manda sedih banget."

"Turun lo!" Suara Raga berubah, tidak khawatir seperti sebelumnya, melainkan terdengar dingin dan cukup menakutkan.

"Aga, kok gitu--"

"GUE BILANG TURUN!" Untuk pertama kalinya, Raga membentak Manda. "Mau turun sendiri, atau gue lempar?!"

Manda ketakutan, ia turun dari tubuh Raga. Gadis itu meraih tangan Raga dengan wajah cemas dan mata memerah yang dibuat-buat.

"Aga kenapa? Aga kok jadi kasar sama Manda--"

"Gue kecewa punya adek kayak lo!" gumam Raga pelan, sebelum akhirnya ia berlari keluar toilet untuk menyusul Seanya.

Samu mendekati Sea dari arah belakang, cowok itu langsung menarik tangan Sea dan menggendongnya ala bridal style. Sea memberontak, merasa aneh melihat Raga melakukan itu.

Bukan hanya Sea, melainkan semua murid yang menyaksikan mereka juga merasa aneh, terutama Manda. Beberapa bisikan mengudara, murid yang sebelumnya menghadang jalan Sea itu pun memilih bubar dari barisan.

"Lo ngapain?!" sentak Sea mengamuk di gendongan Raga. "Turunin gue!"

Raga tidak menjawab, yang ia lakukan hanya berjalan cepat menuju ruang UKS. Cowok itu mendudukan Sea di atas brankar secara lembut, sangat tidak mencerminkan ke-raga-an.

"Lo ngapain?!" tegas Sea lagi, matanya melotot melihat Raga yang sedang membuka kotak p3k.

"Gue nggak suka liat lo diginiin." Cowok itu mengambil salep dan hendak mengolesi luka Sea.

"Tapi elo yang bikin gue kayak gini, Raga!" Sea mendorong Raga. "Belain Manda aja sana, kan emang biasanya kayak gitu!"

Samu memegang tangan Sea. "Tangan lo luka, harus cepet-cepet diobatin--"

"Ga usah sok care, Bocah Squidward! Tadi lo sendiri yang nyakitin gue, sekarang mau ngobatin gitu? Kenapa, ngerasa bersalah udah nyakitin gue?!"

"Sea--"

"Mau lo itu apa, Ga? Bully gue terus peduli, jatohin gue ke kolam terus nolongin, sakitin gue terus tiba-tiba ngobatin? Kalau mau jahat ya jahat aja, baik ya baik aja. Jangan setengah-setengah, gue nggak mau suka sama lo lagi--"

Raga menarik kedua tangan Sea hingga gadis itu berdiri, lalu memeluknya lembut. Sea membelalakkan matanya, terkejut dengan perilaku Raga. "Raga--"

"Kakak nggak suka liat Lautnya terluka. Siapapun yang nyakitin Lautnya Samu, mereka bakalan habis malam ini juga."

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now