30. Tentang Asgras

8.7K 311 3
                                    

Selamat Membaca beibers :)

Dari sini gue temukan sebuah dunia baru. Dunia yang nerima gue, nggak kayak dunia yang sesungguhnya.

- Orlando Nathaniel Smith -

-----

Lusya berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar, pandangannya langsung tersuguhkan penampakan Orlando yang tengah fokus pada dunia psnya di ruang tengah. Bibirnya mencibik singkat, merasa bosan dengan aktivitas lelaki itu hanya seperti itu sepanjang waktu. Ia menuju lemari pendingin, berharap menemukan suatu hal untuk meredam bunyi nyaring pada perutnya yang terus berseru meminta di isi sesuatu. Raut wajahnya seketika berubah masam, saat melihat kondisi kulkas sedikit mengenaskan. Ujung matanya melempar tatapan sengit pada Orlando. Sementara lelaki itu sama sekali tak menyadarinya tetap sibuk menekan cepat stick ps dengan jari-jarinya.

"Ndo, kulkas kenapa jadi kosong kaya gini?"

"Ngga tau. Sana isi!" balas Orlando teka mengalihkan pandangan dari layar lebar.

Lusya langsung berkacak pinggang merespon ucapan Orlando dengan seenak jidat bisa menyuruhnya layaknya seorang budak.

"Siapa lo? Nyuruh-nyuruh gue seenak jidat!" seru Lusya mulai tersulut emosi.

"Yaudah jangan diisi, ngga usah ribet."

"Oh oke.. Mulai lo masak aja sendiri dan jangan pernah nyuruh gue lagi."

Lusya kembali berjalan menaiki tangga menuju kamar, mengambil sebuah jaket lalu keluar begitu saja meninggalkan rumah. Perutnya sudah sangat lapar, ia tak mau sok jual mahal sampai mogok makan sangat merugikan diri sendiri. Lebih baik, ia mencari nasi goreng di depan komplek mencari angin segar daripada terus beradu argumen dengan Orlando.

Saat Lusya pergi juga Orlando hanya cuek, tak mengucapkan sepatah kata apapun masih sibuk bermain bersama game nya, padahal waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam.

Angin malam sedikit berhembus kencang, beberapa longlongan anjing sesekali terdengar. Lusya mulai terbiasa dengan suara itu, sebab beberapa tetangga banyak yang memelihara. Setelah sampai di depan komplek, ia tersenyum melihat gerobak penjual nasi goreng masih belum beranjak. Ia memesan dua porsi untuk dibawa pulang, tak mungkin Lusya setega itu tanpa membelikan Orlando juga, apalagi mereka memang belum makan malam. Hanya bersikap rasa peduli sesama mahluk hidup.

"Nasi gorengnya 2 ya pak, satu pedes satunya enggak."

"Oh siap neng. Dibungkus atau makan disini?"

"Dibungkus aja pak"

"Oke neng. Ngomong-ngomong neng nya berani bener, jalan sendirian tengah malem gini. Nggak ada yang nemenin neng?"

"Engga pak, orang rumah udah pada tidur"

"Aduh neng.. Besok-besok jangan ya takut ada apa-apa. Anak perawan jalan sendirian udah tengah malem lagi."

Lusya hanya tersenyum simpul. "Iya pak"

Setelah beberapa saat Lusya membayar pesanannya, lalu berjalan pulang seorang diri. Gadis itu melangkah santai, tak merasa takut sebelum ada suara deru motor berisik mulai mendekatinya. Lima pengendara motor sport berknalpot bising berjalan mendampinginya sesekali melontarkan goda-godaan kurang menyenangkan. Mereka sama-sama mengenakan helm full face membuat Lusya sulit untuk mengenali.

"Eh cewek kok jalan sendirian sih malem-malem?," tanya pengendara yang di samping kanan Lusya.

"Mending ikut kita yuk!," ujar pengendara lain.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Where stories live. Discover now