2. Asisten Sementara

259K 9.6K 221
                                    


Selamat Membaca beibers :)

" Saat ini aku mulai berpikir ingin menghilangkanmu dari muka bumi "


•••••

Suasana rooftop selalu sepi, langit terlihat berwarna kelabu pertanda akan segera menurunkan tetesan airnya. Sesosok lelaki bertubuh atletis duduk di sofa usang sambil menikmati se-puntung rokok yang terselip pada sela-sela antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Ia menikmati hembusan angin menerpa wajah hingga permukaan kulitnya. Tatkala tengah asik termenung dengan pikirannya sendiri. Kedatangan seorang gadis menyadarkannya dari lamunan sesaat.

"Dateng juga lo," ujarnya dengan senyum meremehkan.

Lusya menghela nafas, lalu memutar kedua bola matanya jengah seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Gak usah basa-basi, gue gak punya waktu buat ngeladenin cowok kayak lo," cibir Lusya. Orlando menghembuskan asap rokoknya santai, lalu bergeser pada sisi sofa yang lain.

"Duduk!" titah Orlando dengan nada tegas nan datar.

Sontak Lusya melayangkan tatapan sinis. "Sorry ya, gue gak bisa duduk deket cowok peroko," ungkapnya terang-terangan.

Orlando mengangkat kedua bahunya acuh. Menjatuhkan rokok di tangannya, lalu menginjak benda ber nikotin itu hingga padam. Lusya menghela nafas pasrah, duduk di ujung sofa mejaga jarak dengan Orlando sejauh mungkin. Orlando hanya melirik sekilas enggan untuk bereaksi lebih.

"Gue mau lo, jadi asisten gue selama seminggu!" ujar Orlando menatap lurus ke depan. Mendengar itu kedua bola mata Lusya membulat tak percaya ke arah Orlando bersamaan mulut yang terbuka seperkian detik.

"Lo bercanda? Buat apa gue jadi Asisten lo? kurang kerjaan banget," protes Lusya nada bicaranya naik beberapa oktaf.

"Terserah, tapi sebagai gantinya gue bakal gangguin kedua sahabat lo!," sergah Orlando penuh penekanan.

"Lo apaan sih? Jangan bawa-bawa sahabat gue! Dasar banci! beraninya sama cewe," cecar Lusya tidak terima atas ucapan dari Orlando ingin melibatkan Catherine dan Audrey.

"hm," balas Orlando lalu bangkit dari duduknya.

"Oke fine! Gue mau jadi asisten lo seminggu! Puas?," putus Lusya lantang.

Orlando menghentikan langkah kakinya, menyunggingkan senyum tipis. Ia membalikkan tubuhnya beralih menghadap Lusya, yang tengah memperlihatkan raut wajah penuh emosi. Ada rasa senang tersendiri melihat wajah memerah dari gadis itu. Aneh, tapi ia suka.

"Oke, perjanjian dimulai dari sekarang. Pertama, lo sekarang nyetir mobil gue anterin gue ke Cafe, gue laper!" titahnya melemparkan kunci mobilnya pada Lusya, lalu berjalan meninggalkan rooftop.

"Dasar cowok nyebelin...!!"geram Lusya menghentak-hentakkan kakinya sebal.

•••••

Lusya mengendarai mobil Orlando diringi sesekali dengusan kesal seraya mengerucutkan bibir. Mood nya benar-benar hancur karena lelaki di sampingnya. Ingin rasanya gadis itu mencabik-cabik wajah sombong dan angkuh lelaki itu.

"Bibirnya biasa aja, nggak usah di monyong-monyongin gitu. Minta di cium?" ujar Orlando.

"Idih.. amit-amit gue dicium lo," tampik Lusya mengetukkan kepalan tangannya ke kepala lalu ke dasboard mobil berkali-kali.

"Gaya nya aja sok nolak padahal pengen kan lo?!" ujar Orlando dengan percaya diri kelas kakap.

"Terserah apa kata lo. Gue gak peduli!" ucap Lusya final mengabaikan lelaki sok ganteng menyebalkan. Padahal Orlando memang tampan dan Lusya juga tidak buta untuk mengakuinya.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Where stories live. Discover now