17. Murid Baru

182K 7.1K 37
                                    

Selamat membaca beibers



" Saat hati dan ketulusan mulai di permainkan jangan salahkan

Keadaan yang perlahan akan berpaling darimu."

Sebisa mungkin Lusya menghindari kontak mata, ataupun fisik bersama Orlando. Jika ada celah ia pasti akan langsung pergi menghindar asal jauh dari lelaki itu. Seperti sekarang ini, setelah makan malam bersama Lusya tidak banyak bicara, hanya bersikap seperlunya.

Tentu saja hal itu membuat Orlando bingung. Lelaki itu cukup peka menyadari perubahan sikap seseorang. Apalagi perubahan sikap Lusya kali ini cukup drastis.

"Lo kenapa sih Mel?" tanya Orlando tiba-tiba menghadang jalan Lusya. Tatkala gadis itu berusaha menghindar darinya. Lusya terlonjak kaget oleh perilaku Orlando tersebut.

Namun ia berusaha mengabaikan sosok di hadapannya. Bergesar ke arah kanan ingin melewati tubuh itu. Tapi saat Lusya ingin ke kanan Orlando mengikutinya, ketika ia bergeser ke kiri pun demikian hinga beberapa kali. Lusya pun menghela nafas merasa sebal.

"Minggir gue mau tidur!" ketus Lusya mendorong bahu tegap Orlando menyingkirkan dari jalannya.

"Jelasin dulu lo kenapa? Lo nggak bisa diemin gue kayak gini. Lo marah sama gue?" tanya Orlando menembus tatapan tajam Lusya dengan tatapan penuh keseriusan.

Lusya mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan air matanya yang sudah ingin mengalir keluar. Orlando menarik dagu Lusya melihat manik mata coklat indah mulai bekaca. Tapi dengan cepat Lusya menepis tangan kekar itu dari dagunya, membuang arah lain. Tanpa babibu Orlando langsung menarik pinggang Lusya ke dalam pelukannya yang membuat tangis Melusya sontak pecah. Orlando juga mengelus punggung Lusya mencoba untuk meredakan bahu kecil itu yang bergetar hebat. Entah tiba-tiba Orlando merasa kecewa kepada dirinya sendiri.

"Lo kenapa sih Mel? cerita sama gue, gue ada salah sama lo?" tanya Orlando yang terlihat khawatir. Tanpa menjawab, Lusya mengurai pelukan itu berlalu pergi begitu saja.

Orlando mengusap wajah gusar, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Langkah kaki membawanya menuju balkon. Ia mematik rokok menjadi sedikit penenang isi kepalanya.

Di SMA Antariksa begitu bising tentang kabar yang tengah diperbincangkan oleh para penghuni sekolah. Perihal salah satu siswi pindahan dari Jerman pasalnya siswi itu cukup cantik sehingga mengundang banyak mulut untuk menjadi topik obrolan. Belum lagi tanggapan murid leaki-laki yang berniat gencar mendekati siswi baru itu, berharap bisa menjadikannya kekasih. Bagaikan peribahasa "pucuk dicinta ulam pun tiba" seseorang yang tengah riuh di perbincangkan datang, berjalan anggun melewati koridor mengabaikan tatapan penuh kagum beberapa pasang mata. Siulan beberapa siswa lalaki terdengar bersahutan.

Cathrine dan Audrey dipenuhi rasa penasaran langsung berlari mengintip ke luar jendela, melihat gadis berkulit putih bersih dengan hidung mancung dihiasi titik-titik hitam di bawah kedua matanya. Manik mata dan surai hitam legam asli penduduk asia.

"Wih dia blasteran.. Semoga kelakuannya ngga kaya ikan teri aja," celetuk Cathrine.

"Blasteran hitam putih ngga Cat?," tanya siswa bertubuh gempal.

"Dih lo kira dia zebra cross?," sembur Cathrine menatap teman sekelasnya itu sinis.

"Eh tapi katanya dia itu deket banget loh sama Orlando," ucap Audrey membuat Cathrine membulatkan mata sempurna.

"Serius lo?" sentak Cathrine diblas anggukan mantap oleh Audrey.

"Dia cewe yang gue liat kemaren," ucap Lusya seraya membaca novel di bangkunya.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Where stories live. Discover now