21. Mama Sakit

181K 6.8K 58
                                    

SELAMAT MEMBACA


*****

Seorang gadis tengah menangis tersedu-sedu di samping seorang wanita paruh baya yang terbaring tak berdaya di brankar rumah sakit.

Gadis itu menggenggam tangan sang mama yang terasa dingin dan lemah. Lusya sangat terpukul mendengar kabar bahwa sang mama yang masuk rumah sakit. Karena ditemukan pingsan di kamar nya oleh bi Asih. Saat ini kondisi mamanya sedang dalam keadaan yang telah stabil. Tetapi Yulita juga belum sadarkan diri.

Kemudian, datang pria paruh baya yang tak lain adalah suami dari Yulita yaitu Avandy. Pria itu juga terkejut mengetahui kabar sang istri yang tiba-tiba dilarikan ke Rumah Sakit.

"Sudah nak... Semuanya pasti akan baik-baik saja," ucap Avandy mengelus bahu Lusya seraya tersenyum simpul kepadanya.

"Tapi pa.. mama.." tangis lusya.

"Ssstt.. mama nggak papa nak.. sudah lebih baik kau pulang lah dulu. Istirahat,"

"Enggak pa.. Lusya pengen disini aja..," tolak Lusya yang masih bersikeras menemani mamanya tanpa memperdulikan penampilan nya yang sudah sangat berantakan.

"Lusya.. dengarkan papa. Mama mu pasti sangat marah ketika melihat penampilan putri nya yang seperti ini. Setidaknya makanlah sesuatu, dari kemarin kamu belum makan apapun," tutur Avandy. Lusya tetap diam dan tak bergeming. Tak lama Orlando datang dan menghampiri Lusya.

"Mel. Makan dulu ya. Jangan siksa diri lo sendiri kayak gini. Mama Yulita juga pasti marah banget kalo tau lo kayak gini," ucap Orlando. Lusya pun mengalah mengisi perutnya yang memang belum ia isi sejak mamanya dirawat.

***

Saat ini Lusya dan Orlando sedang berada di sebuah restoran yang lumayan dekat jaraknya dari rumah sakit tempat Yulita dirawat. Setelah Orlando mengantar pulang Lusya mereka berdua memutuskan untuk mengisi perut Lusya yang kosong sejak kemarin.

"Mel, dimakan dong makanannya. Masa dari tadi diaduk-aduk terus. Mubazir loh!" ucap Orlando Sedari tadi Lusya memang sudah menekuk wajahnya. Ia ingin selalu berada di samping mamanya dan menemani nya di sepanjang waktu.

Meskipun terkadang ia sering perang dunia jika bertemu sang mama. Tapi begitu melihat keadaan memprihatinkan dari sang mama, hati kecil Lusya mulai tersentil.

Ia sungguh tak kuasa saat melihat perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya, terbaring tak berdaya di atas brankar rumah sakit.

"Gue gak selera," jawabnya dengan nada lemah. Orlando mengambil piring milik Lusya dan menyendok kan nya di hadapan gadis itu.

"Ngapain?" tanya Lusya yang masih merasa bingung.

"Buka mulut lo,"

"Enggak mau ah! Gue nggak selera makan."

"Buka atau gue cium lo sekarang disini!" ancam Orlando.

Lusya mengedarkan pandangannya ke sekeliling nya restoran cukup padat pengunjung. Tidak mungkin juga ia mau dipermalukan di hadapan banyak orang. Gadis itu membuka mulutnya dengan malas. Melihat itu Orlando tersenyum senang lalu mulai menyuapkan beberapa sendok makanan kepada Lusya. Kelakuan kedua pasangan remaja itu tak luput dari perhatian para pengunjung sekitar tempat duduk mereka yang menatapnya dengan pandangan iri. Namun, mereka masa bodo' dengan orang-orang itu.

"Ayo mel... kurang sesuap lagi nih!," ucap Orlando

"Enggak mau. Gue udah kenyang,"

"Yaudah... Mau langsung ke mama apa jalan-jalan dulu?" tawar Orlando.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Where stories live. Discover now