10. Wedding

208K 7.8K 160
                                    

SELAMAT MEMBACA

" Sulit untuk di percaya tapi ini sangat nyata "




•••••

Waktu mau tak mau akan terus berjalan melewati setiap detik kehidupan. Hari yang tak di harapkan akan tetap datang. Tak peduli siap atau tidaknya kita dalam menjalaninya. Tapi itulah pilihan takdir, sebagai manusia kita hanya mampu menerima. Mempercayakan semuanaya pada pilihan terbaik dari semesta. Berbalut jas hitam rapi Orlando duduk tepat di depan penghulu dengan Avandy dan Andreas di kedua sisi. Acara akad nikah hanya di hadiri segelintir orang saudara terdekat dari dua keluarga. Ini semua atas permintaan Orlando dan Lusya tak ingin pernikahan mereka di publish ke banyak orang.

Beberapa saat kemudian, Lusya berjalan anggun berbalut kebaya berwarna putih dengan bawahan batik coklat. Rambutnya juga disanggul dengan make-up sederhana. Dituntun Yulita ia duduk di samping Orlando. Kedatangan mempelai wanita, sebagai awal acara sakral itu dimulai. Tatkala Orlando mulai menjabat tangan bapak penghulu sontak jantung Lusya berdetak lebih kencang. Dengan satu tarikan nafas Orlando mengucapkan kalimat ijab kabul itu dengan lancar dan lantang. Lalu, terdengar seruan kata SAH dari para saksi juga tamu undangan. Perasaan Lusya mencelos, Ada rasa ragu memenuhi relung hati membuatnya ingin mundur tapi terlamabat semuanya telah terjadi.

Pada Detik ini status juga hidupnya telah berubah tanpa pernah ia bayangkan sebelumnnya.

Dengan gerakan tangan pelan, Lusya mencium punggung tangan Orlando dan Orlando mencium kening Lusya sekilas. Lusya merasakan getaran aneh dari dalam tubuhnya ketika mendapat perlakuan itu dari Orlando.

Lusya turun dari mobil Orlando seraya kelimpungan menenteng beberapa koper besar dari dalam bagasi mobil itu. Tanpa perasaan peka, Orlando malah berdiam di dalam kursi kemudi tanpa berniat membantu asik dengan ponsel. Lusya melihatnya geram, ia menghampiri kursi kemudi langsung menyemprot Orlando dengan ocehan.

"Cowok abal-abal.. lo itu gimana sih? Harusnya suami itu bantuin istrinya yang lagi kesusahan, bukan malah enak-enakan main game!," cerocos Lusya berapi-api.

Orlando menutup rapat kedua telinganya mendengar pekikan gadis cerewet di sampingnya.

"Iya-iya... Kok lo jadi cerewet kayak bunda sih?," gerutu Orlando turun dari mobil sambil mengangkat beberapa barang membawanya masuk ke dalam rumah.

"Namanya juga cewek, udah takdirnya jadi cerewet. Lagian kalo cowoknya kaya lo, nggak akan mempan kalo nggak di cerewetin," cibir Lusya.

"Terserah lo!," balas OrlandoOrlando mengakhiri perdebatan.

Setelah berbenah rumah baru, Orlando duduk santai sambil menonton televisi di ruang tengah. Sementara Lusya, menyelesaikan menyapu lantai yang terlihat sangat kotor. Di tengah menonton film favoritnya, bunyi kerocongan dari perutnya membuat Orlando merasa tak nyaman terus menahan lapar.

"Cewek aneh..masak gih! Suami lo laper,"titah Orlando seenak jidatnya.

Lusya mendengus singkat sedikit kesal dengan ungkapan dari lelaki itu. "Masak apa ya Ndo? Kita kan belum belanja... kayaknya di kulkas ada pasta, lo mau nggak?," tawar Lusya.

"Tapi gue bosen Mel," balasnya masih fokus pada layar besar di hadapannya.

Lusya mengernyit," Mel? Sejak kapan lo manggil gue Mel?"

"Sejak.. sekarang! Gue manggil lo comel. Lagian nama lo kan Melusya, " ucap Orlando melirik Lusya lalu terkekeh melihat raut wajah gadis itu berubah masam.

"Apa'an sih? Jijik tau gue denger nya," cibir Lusya merasa kesal.

"Biarin," ucap Orlando seraya menjulurkan lidahnya.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang