Mata Shani mengitari ruangan yang kata Olla ada Gracia disana. Nyatanya ruangan itu hanya ada dua orang staff yang entah sedang apa. Shani menghembuskan nafas kesal, sejak tadi dia mencari Gracia tapi anaknya entah ada dimana.
Tangan Shani bergerak untuk mengambil hpnya dan menekan ikon telepon di nomor Gracia. Hanya memanggil, bahkan tulisan berdering pun tidak nampak.
"Kalau ketemu awas aja kamu Ge!" kesal Shani.
Shani kembali ke tempat latihan, sebenarnya hari ini Gracia tidak latihan tapi dia sudah janji akan datang sekalian mengambil powerbank yang tertinggal.
"Ci Shani, tadi dicariin ci Gre," ucap Fiony saat Shani baru saja akan duduk.
"Sekarang dia dimana?" tanya Shani.
"Nggak tau ci," jawab Fiony.
"Ya udah, makasih Fio," ucap Shani.
"Sama-sama ci."
Ada chat masuk dari Feni dan Shani langsung membukanya.
"Kamu kalau nyari aku, aku ada di lantai dua. Gege," Shani membaca pesan dari Feni.
Shani menyimpan hpnya, sedikit tenang setelah mengetahui keberadaan Gracia. Dia kembali beranjak ketika sensei memanggil untuk segera latihan lagi.
Setelah latihan selesai, Shani berjalan menuju lantai dua. Sudah hapal dengan tempat favorit Gracia di lantai dua. Senyum Shani mengembang ketika melihat Gracia sedang duduk di dekat chargeran sambil memejamkan mata.
Shani menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang yang mungkin akan melihat keuwuan mereka berdua. Dia berjalan cepat ke arah Gracia yang masih belum menyadari kedatangannya.
"Gege!!" Shani memeluk Gracia dan duduk di pangkuannya.
Gracia yang kaget hampir terjungkal ke belakang jika tangannya tidak siap untuk menjaga keseimbangan.
"Astaga cici, ngagetin aja sih," ucap Gracia.
"Kangen," ucap Shani mengabaikan perkataan Gracia.
"Padahal tadi malem telponan sampai 3 jam, masa masih kangen?" tanya Gracia.
"Nggak tau, pokoknya kangen Gege."
"Kangen cici juga," Gracia menahan tubuh Shani supaya tidak terjatuh.
***
Member yang tadi latihan di theater satu persatu mulai pulang. Hanya tinggal Gracia, Shani dan Olla. Gracia dan Olla sama-sama menunggu jemputan, sementara Shani hanya menunggu Gracia hingga dia dijemput.
"Ci Shani, kak Gre, aku duluan ya," pamit Olla.
"Udah dijemput?" tanya Gracia.
"Udah kak," jawab Olla.
"Hati-hati Olla," ucap Gracia dan Shani kompak.
"Siap kak."
Setelah Olla pergi, Gracia juga mendapat kabar bahwa papa sudah dekat. Akhirnya dia mengajak Shani untuk segera ke depan.
"Mau peluk," rengek Shani.
Gracia yang sedang memasukkan beberapa bawaannya ke tas menjadi bingung, ini Shani apa Muthe?
"Ci? Sehat?" punggung tangan Gracia menempel di kening Shani.
"Mau peluk!" rengek Shani sambil memajukan bibir bawahnya.
"Ci Shani kena-"
"Aku cuma mau dipeluk Gege!" Shani semakin merengek.
Tidak ingin kesayangannya semakin kesal, Gracia mendekat dan memberikan sebuah pelukan hangat. Cukup lama hingga dering hp Gracia menghancurkan suasana hangat mereka.
"Ayo pulang, kalau mau peluk besok lagi. Aku sayang cici."
***
"Ci Shani, sidang tuh bikin grogi nggak? Lebih ngeri mana antara theater sama sidang?" tanya Zee ke Shani.
Saat ini mereka berdua sedang menunggu Gracia yang sedang menjalani sidang. Shani hanya diam dan itu membuat Zee yang bawel menjadi sedikit tidak nyaman.
"Lebih ngeri sidang, kalau theater kan udah biasa," jawab Shani.
"Jadi ikut grogi hehe," cengir Zee.
"Gracia pasti bisa, dia udah belajar juga. Usaha sama doa pasti nggak akan mengkhianati," ucap Shani.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Gracia keluar dari ruangan sidang dengan ekspresi lega. Sontak Shani, Zee dan keluarga Gracia langsung berdiri seperti menyambut dokter yang baru keluar dari ruang operasi.
"Aku lulus," pekik Gracia senang.
"Selamat sayang," mamanya adalah orang pertama yang memeluk Gracia.
"Makasih mama," Gracia membalas pelukan mamanya.
Shani memilih untuk mengalah, memberi ruang untuk keluarga Gracia terlebih dahulu. Tangan Shani masih setia menggenggam satu buket bunga yang sudah dia siapkan hanya untuk Gracia.
"Ci, kapan kita bisa meluk ci Gre?" tanya Zee dengan berbisik.
"Nanti aja, kalau terakhir bisa meluk dia sepuasnya," jawab Shani pelan.
Shani ikut tersenyum kala melihat Gracia yang tampak begitu bahagia hari ini, apalagi saat dia tertawa setelah mendengar candaan dari beberapa temannya yang juga sidang hari ini.
"Ci Shani!!" panggil Gracia.
"Yuk Zee," ajak Shani.
Zee mendekat dan memeluk Gracia terlebih dahulu, mengucapkan selamat dan doa untuk Gracia. Shani menjadi orang terakhir yang akan memeluk Gracia.
"Buat kamu," Shani memberikan buket bunga yang ada di tangannya sejak tadi.
"Makasih cici Shani," Gracia tersenyum dan menerima buket bunga itu.
"Balik badan Ge," pinta Shani.
Meski heran dengan permintaan Shani, Gracia tetap menurut dan kini membelakangi Shani. Shani langsung memeluk Gracia dari belakang, dia sengaja melakukan hal ini.
"Takut bunganya rusak kalau aku peluk kamu dari depan," ucap Shani.
"Hahaha, ada-ada aja deh kamu ci," kekeh Gracia.
Acara pelukan yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto yang juga memakan waktu cukup lama. Hingga akhirnya semua itu selesai dan Gracia akan pergi bersama Shani, Zee dan kak Astrid untuk makan-makan.
END
Gabut banget habis julid
Jangan lupa vote dan komen ✨
See you next part 👋👋👋
