03. mystery allure

57 7 6
                                    

Pertemuan kedua yang tanpa disengaja, membawa masalah
.
.
.
.
.
.
.
.

"Cari kakel biasa aja lah, gue gamau ngantri-ngantri"

"Kayak apaan, mending nungguin tandatangan bias" Annette melanjutkan kalimatnya, ia menatap tajam wajah Evelyn.

"Tapi ada satu Ketua SC ganteng banget Ann, kita harus dapet tandatangan dari dia!"

"Atleast, bawahan nya juga gapa-"

"Lo mau desek-desekan? Gue sih gamau"

Evelyn menggaruk lehernya yang tak gatal, layaknya orang dilanda kebingungan. Tapi ia harus memilih keputusan nya sendiri, biarlah Annette mencari Kakak Tingkat yang menurutnya pas. Gue tetep harus dapet ttd Anggota SC!!

Evelyn dan Annette akhirnya berpencar, ramai juga anak-anak kelas 10 yang berjalan kesana kemari mencari targetnya.

Langkah Evelyn terhenti melihat banyaknya orang berkumpul tepat di depan sebuah kelas.

Annette tidak salah, prediksinya itu memang benar. Banyak sekali siswi perempuan mengerumuni mereka, tiga lelaki itu layaknya gula yang akan segera habis dimangsa semut-semut ganas.

⚪⚪⚪

Aku pikir sebelum bertarung kita harus mengisi energi dulu kan? Baiklah, pergi ke kantin merupakan opsi yang tepat.

"Mau beli apa ka?"

"Aku mau Cola satu, Ahjumma"

Annette mengambil sekaleng Soda itu dari kulkas, lanjut menyerahkan uang kepada Ibu kantin. Saat tangan nya hendak menutup pintu lemari es, tiba-tiba sesosok jemari yang tampak asing seperti tak sengaja memegang tangan Annette.

"Hei" Annette kaget membuat soda yang dipegang nya jatuh. Beruntung sang pemilik tangan tadi dengan sigap menangkap kalengnya sebelum terbentur lantai dan tumpah berserakan.

"Lo lagi? Udah berapakali lo bikin barang gue jatuh?" Annette tampak tak percaya.

"Baru dua kali"

Ia mengerinyitkan sebelah matanya sebal, Annette tak niat membalas ucapan Everest, ia malah seperti melirik-lirik keadaan sekitar.

"Ah! Sepi, pasti orang ini bukan tipe-tipe cowo terkenal di sekolah"

Ekspresi Annette berubah, dari yang awalnya tampak kesal sekarang malah senyum-senyum sendiri, membuat Everest lebih kebingungan.

Dia pasti berbeda dengan Anggota SC yang Evelyn idam-idamkan itu. Oke, ini kesempatan bagus!

Annette segera melontarkan pertanyaan "Lo kelas berapa?"

"Kepo banget, bukan urusan lo kan?"

Baru saja tersenyum, Annette kembali dibuat kesal olehnya. Ia mencaci maki lelaki itu dalam hati "Wah nantangin ni anak!"

"Plis deh, tinggal jawab! Kali ini gue butuh bantuan lo, Everest Smith?"

"Kelas 11"

Annette menjentikkan jari, prediksinya tak pernah salah! "Bagus, berati sekarang gue harus minta tanda tangan lo"

"Jangan geer, gue gak ngefans!"

Everest tersenyum mendengar hal itu. Ia lanjut mengambil kertas yang disodorkan Annette, menandatangani nya sesuai permintaan adik kelas satu ini.

"Pita-pita lo udah ngejelasin semuanya, lo kan sekarang lagi Masa Orientasi"

Annette memegang pita warna-warni dirambutnya, ia juga baru sadar "Oh iya!" gumamnya dalam hati.

"Cewe kaya lo juga gamungkin ngefans modelan kek gue, lagian gue juga bukan siapa-siapa" Everest kembali tersenyum ramah, bibirnya terlukis indah. Ia mengembalikan bolpoin hitam dan kertasnya pada Annette.

Annette yang mendengar, tak tau mengapa seketika dirinya dilanda rasa simpati. Entahlah?

Belum sempat ia larut dalam kesedihan, cowo ini seolah punya alasan lain untuk membalikkan maksud dari kata-kata nya itu.

"Gue terlalu tampan untuk di sukai cewe-cewe Aneh kaya lo"

"Hah?!"

Jika saja di kantin hanya ada mereka berdua, Everest pasti sudah habis kena tendang Annette. Syukur saja ada Ahjumma, memang nasib sedang berpihak pada lelaki mengesalkan satu ini!

⚪⚪⚪

Evelyn selesai meminta tanda tangan, akhirnya setelah penantian panjang, dapet juga ttd Anggota SC!

Ia berusaha keluar dari lingkaran setan itu, eh bukan lingkaran setan, tapi Lingkaran ular-ular ganas!

Banyak sekali orang berdesakkan, badan Evelyn terjepit diantara siswi-siswi perempuan lainnya. Hingga tak sengaja dirinya menabrak seseorang membuat kacamata Evelyn jatuh, ia berusaha keras mengambilnya dengan penglihatan minim.

"Heh cupu!"

"Kalo jalan liat-liat dong!"

Evelyn mendengar ucapan itu, samar-samar ia hanya melihat sesosok perempuan yang dari mimik wajahnya tampak menakutkan.

"Ini kacamata lo?" perempuan itu mengambil kacamata yang tergeletak jatuh. Gaya rambutnya curly, badas seperti habis dicatok! Bibirnya terpoles merahmuda dengan produk liptint.

Ku akui dia memang cantik, tapi..

"Balikin kak.." Evelyn hanya bisa menunduk, ia berusaha bersikap sesopan mungkin.

"Balikin?"

Wajah perempuan itu terlihat meremehkan, senyum nya terlukis jahat "Gak semudah itu!"

Evelyn berusaha mengambil kacamata ditangan nya, tapi selalu dihalau dengan cepat. Dia ini seperti senang menindas adik kelas.

"Ayo?! Bisa ambil gak? Hahaha"

"Balikin!" hingga Annette datang dengan mudah mengambil kacamata Evelyn kembali.

Perempuan itu tampak kaget "Hah?" Ia tertawa meremehkan.

"Lo siapa? Berani sama gue?"

Annette tidak menggubris, ia mengembalikkan kacamata itu pada Evelyn. "Nih Ev pakai dulu! Biar lo bisa liat wajah jeleknya Kakak Kelas modelan penindas kaya gini!"

Bibir Evelyn bergetar takut, ia segera memakai kacamatanya kembali.

"Wajah Jelek? Kurang ajar!"

PLAK!

Evelyn berteriak histeris, ia tampak ketakutan "Annette!!"

⚪⚪⚪

#To be Continued

oke ada pembully-an disini, jangan dicontoh ya teman-teman!

ini cuma bumbu-bumbu yang sedikit aku tambahkan biar lebih seru dan berkesan, xixixi 🤭

jangan gedeg sama Evelyn yang gaberani lawan yak! disini dia tipe gadis penakut yg butuh pahlawan:)

langsung aja, next gak ya?

luvv -cheeseylis

13/December/2021

Untuk, EverestWhere stories live. Discover now