11. basketball?

47 7 8
                                    

Dendam, bukan pilihan terbaik
.
.
.
.
.
.
.
.

Sinar mentari terpancar dengan terangnya, menyinari hampir seluruh luas sudut bangunan sekolah mereka. Langit tampak cerah karena hujan yang tadi sempat mengguyur perlahan reda..

Tepat pada bunyi bel jam istirahat, beberapa siswa menyempatkan diri untuk makan, ada yang memilih bermain basket, atau sekedar keliling menghirup udara segar. Seperti yang dilakukan Annette dan Evelyn sekarang.

Mereka berjalan kearah lapangan basket yang diatasnya terdapat atap. Iya, lapangan indoor yang biasa digunakan untuk berolahraga oleh para siswa. Dilengkapi ring juga beberapa bangku-bangku panjang, mereka mantap untuk duduk di salah satu bangkunya, dan menghabiskan waktu disana. Ini menjadi tempat sempurna untuk menyantap makan siang.

Ritual sebelum makan sudah pasti mencari topik agar tidak merasa bosan. Awalnya memang hanya membahas soal-soal pelajaran, seperti materi atau bahkan sang guru pengajar. Tapi ujung-ujungnya tetep nyerembet ke "review sikap orang".

Lelucon dan tawa mereka terpaksa terhenti disaat sebuah bola basket hampir mengenai kepala Evelyn. Annette yang sedang menyantap makan siangnya reflek menangkap Bola itu. Para siswa lelaki hanya menatap mereka dengan kaget, untungnya hempasan keras dari bola basketnya tidak melukai siapapun.

Everest yang sibuk berlari mengalahkan tim lawan terhalau perhatiannya, ia mematung dan menatap kedua gadis itu dengan rambut yang teracak asal. Nafasnya terengah-engah, ia memukul dadanya pelan, It's Hot!

"Reflek lo- keren juga" salah satu dari mereka menyaut, berjalan menghampiri Annette yang masih duduk.

Ia kemudia berdiri dan mengembalikan bolanya, diam saja dan tersenyum tipis karena lelaki dihadapan nya itu masih melontarkan banyak pujian. Hingga suara tak asing memecah obrolan mereka.

"Oh hebat-hebat" terdengar suara tepukan setelahnya.

"Pasti mau jadi cewe paling keren kan di sekolah?" ia menutup mulutnya, tertawa saja.

Sudah bisa tebak siapa yang datang? Tentu saja, Youna.

Evelyn menarik tangan Annette mundur, gadis itu diam saja. Ia tidak mau berurusan lagi dengan perempuan yang membawa gengnya satu ini.

Lelaki yang bilang Annette keren tadi, ikut mundur. Ia tidak mau mencampuri masalah perempuan.  Lebih tepatnya tidak mau berurusan dengan Youna. Everest masih berdiri diujung lapangan, menatap mereka serius karena terheran tiba-tiba Youna datang. Walaupaun tidak bertindak, ia berusaha tetap mengawasi kejadian.

Masa skors Youna sudah habis, ia bisa dengan bebas kembali bersekolah. Berjalan dengan percaya dirinya, tidak takut membuat masalah baru. Bisa kalian nilai, Youna memang egois. Ia tidak mau berdamai jika ia belum merasa dirinya menang.

Balas dendam? Hanya memperburuk keadaan, tapi itulah pilihannya.

Nafsu makan Annette hilang, ia merapihkan kotak makan siangnya dan berjalan pergi tanpa mengajak Evelyn. Saat ia berusaha pergi, kakinya kehilangan keseimbangan dan barang-barangnya jatuh berserakan. Tentu karena Youna menyelengkat kaki gadis itu.

Evelyn berdiri kaget, ia berusaha membantu merapihkan barang-barang yang jatuh. Youna tertawa keras, meremehkan dan memelet "Loser!"

Annette tidak menunduk sama sekali, ia menatap tajam perempuan jahat dihadapannya. Saat Youna berjalan pergi ia menggenggam tangan perempuan itu, menghalaunya pergi dari lapangan "Take, this back"

"Awhh!!!!" ia meringis kesakitan hanya karena sebuah genggaman? what?!

"I said! Take this back" nada suara Annette meninggi, ia hanya sedikit memperjelas.

"Udah, Anne.." Evelyn berusaha tenang, ia masih membereskan beberapa barang tumpahan.

Youna tampak tak percaya dan menggeleng kesal. Ia melepas paksa genggaman tangan  dari Annette. Everest yang melihat keadaan kacau berusaha berlari dan datang untuk menghalau keributan dari mereka berdua. "Eh lo mau kemara Rest?!" Dion menghalau Everest.

"Itu-" tangan nya menunjuk, tapi Dion menggeleng. Alva juga ikut menghampiri Everest "Nanggung Rest, udah mau menang!"

"Masa lo mau cabut gitu aja?" sambung Dion.

Akhirnya Everest teguh untuk tidak ikut campur. Ia melanjutkan permainan basketnya.

Pritttt Mulai!

⚪⚪⚪

"Tau gak si El? ORANG KAYAK GITU GA PANTES DISIKAPIN LEMBUT"

Annette dan Evelyn berjalan kearah kelas mereka, langkah Annette dipercepat, ia masih memikirkan kejadian barusan "Gue masih bingung, dia mau apa sih sama gue?"

"Setiap dateng kenapa harus banget cari masalah?" gadis itu menggeleng tak percaya.

"Gue udah diam, dia masih aja koar-koar"

Hingga Evelyn mengemukakan pendapat nya "Udah dendam kesumat sama lo, Anne"

Annette memalingkan badan, ia menatap Evelyn serius. "Ayo buruan, gue udah ga mood" gadis itu menarik sahabatnya masuk ke dalam kelas.

"Iya, iya sabar! sebentar" kakinya terseret.

⚪⚪⚪

Beberapa jam berlalu
"Sekian materi hari ini" seluruh siswa sudah mendapat kalimat yang mereka nantikan.

"Terima kasih, Pak" guru pengajar mereka akhirnya berjalan keluar kelas. Dan suasana nya mendadak ramai. Bel pulang sekolah pun berbunyi. Mereka yang didalam kelas merapihkan buku-bukunya, berjalan keluar dan menunggu Bus di halte sekolah.

Everest berjalan ke parkiran, bersiap dengan motornya untuk lanjut pergi ke Toko Kim, hingga tepat di depan gerbang ia melihat gadis dengan sweater cream yang selalu mencuri perhatian miliknya.

"Pulang bareng?" lelaki itu memberi penawaran untuk kesekian kali.

"Modus lo" respon Annette seperti biasa.

"Serius" Everest membuka helm nya, berusaha meyakinkan gadis itu. Terlihat ia menggelengkan kepala berusaha menghalau rambut dari penglihatan nya, membuat Annette jadi reflek menatap kearah lain, dirinya salah tingkah!

"Gabisa, Rest.." Annette menolak ajakan Everest.

"Kenapa?" lelaki itu penasaran.

"Gue, ada urusan-"

"Mau cari alamat" ia menunjukkan sebuah surat usang yang isinya tulisan lama sebuah alamat.

"Alamat siapa-"

"Bus gue udah dateng, gue duluan ya"

"Bye!" belum sempat Everest mendapatkan jawaban nya, Annette sudah terlanjur masuk ke dalam Bus.

⚪⚪⚪

#To be Continued

welcome back-!🙊🥰

readers lama pasti inget itu surat dan alamat apa😙😙 selamat berteori:>

Everest modus mulu, tapi ga nembak-nembak juga🙏🏻🙏🏻

ati-ati ya Annette, nanti prenjon🤫

ahahah nasib prenjon atau tidak ada di tangan saya, sekian terima kasih.

luvv -cheeseylis

3/March/2022

Untuk, EverestWhere stories live. Discover now