Chapter 38

8.7K 507 12
                                    

Jangan lupa klik'⭐'

••••

Calvin menatap tajam kearah bawahannya yang tengah bersimpuh didepannya.

"Mengurus ini saja kau tidak becus! sudah berapa bulan kasus ini. 2 Bulan dan kau masih belum menemukan dalang dibalik semua ini!!!" Teriaknya

"Maaf pak, saya akan berusaha mencari lagi tolong kasih waktu saya 1 Minggu lagi pak"

Calvin mengibaskan tangannya dan menyuruh bawahannya untuk pergi, kepalanya berdenyut nyeri. Bagaimana tidak, seseorang karyawannya telah membawa 30% uang perusahaan miliknya, dan Calvin masih belum menemukan pemuda itu, ia bahkan sudah menggerakkan mata-matanya.

••••

Suara bisik bergema di seluruh ruangan, banyak murid berlalu lalang memesan makanan untuk melepas rasa laparnya. Setiap meja kantin berisikan 8 orang. Pada pojok kiri terdapat dua siswi yang tengah menikmati batagor kuah legendaris.

"Ve beneran itu gapapa?" tanya Jeslyn sambil menunjuk tangan Evelyn yang diperban.

"Gapapa sans aja kali"

Jeslyn menatap takut, "Ngeri banget, itu kecipratan kuah, damn shit perih banget itu"

lagi-lagi Evelyn menghela nafas, inilah jika ia selalu berhadapan dengan Jeslyn selalu meredakan emosinya mengingat sifat Jeslyn yang seperti Dora the Explorer

"Shutt, ini, ini, sama ini itu gapapa gue berani sumpah ini bentar lagi sembuh" kata Evelyn sambil menunjukan luka-luka yang ia dapatkan dari Calvin.

"Hey" ucap seseorang yang membuat Evelyn dan Jeslyn langsung berhenti berargumen.

"Lo lagi lo lagi" keluh Jeslyn, sedangkan Evelyn tersenyum kearah seseorang tersebut.

"Berisik lo Jess, gue juga bosen kali lihat lo" ucapnya

"Udah diem, Orlando duduk Jeslyn lanjutin makannya itu keburu dingin" lerai Evelyn

"Mentang-mentang sekarang udah jadi boyfie, gue dilupain"

Orlando menyentil pelan kening Jeslyn yang tertutup poni.

"Aww, sakit bego" rintih Jeslyn sambil mengusap keningnya

Evelyn tertawa kecil melihat pertengkaran dua anak cecunguk tersebut. Ia menikmati momen-momen indah seperti ini, Evelyn pasti akan kangen sekali dengan Orlando dan Jeslyn, jangan lupakan juga dokter Andi yang baik dan budiman itu.

"Ve kok lu mau sih sama modelan reog kaya dia?" ucap Jeslyn sambil menunjuk kearah Orlando yang tengah memakan batagor kuah Evelyn

"Ga tau tuh, keknya dipelet" ucap Evelyn dengan santai

Sedangkan Orlando hanya mendengus kesal mendengarnya, lebih baik melanjutkan makannya yang tertunda.

Evelyn menunjukkan tangannya ke Orlando sambil berkata,"Sarangek,"

"utututu sini peyuk" lanjut Orlando sambil mendekap tubuh Evelyn.

"ANJRT!, Jijik banget iuhhh" protes Jeslyn menatap pasutri yang ada didepannya.

Evelyn dan Orlando tertawa melihat tingkah Jeslyn yang terlihat seperti jomblo ngenes.

Kantin yang tadinya lumayan tenang kini berubah menjadi gaduh, sontak Evelyn, Orlando dan Jeslyn menatap kearah kegaduhan tersebut.

Daniel? Yah pemuda yang tengah berkelahi itu kakaknya yang seharusnya masih di Chicago.

Brakkk....

Evelyn terlonjak kaget kala Daniel menggebrak keras meja yang didepannya gebrakan Daniel sukses membuat Orlando berdiri dari posisi duduknya dan mencengkeram kerah baju Daniel.

"APA-APAAN SIH ANJING!" Teriak Orlando

"Lepas bego" ucap Daniel

"Lo mulai yang mulai duluan! Ga jelas banget tiba-tiba gebrak meja gue" bukannya takut Daniel tertawa renyah sambil menepuk pundak Orlando, "Gue tunggu di gudang belakang" ucapnya

Sorot mata Daniel beralih kearah Evelyn yang tengah berdiri mematung, Evelyn yang sadar ditatap Daniel itu kembali menatap netra hitam milik Daniel dengan pandangan dingin.

Orlando mengendurkan cengkramannya dan mendorong Daniel untuk menjauh dari hadapannya.

Daniel sudah berlalu pergi disaat Orlando hendak menyusul Daniel tangannya dicegat Evelyn, "Jangan" ucap Evelyn sambil menggelengkan kepalanya

"Ga papa, gue janji ga akan ada perkelahian kok" ucap Orlando sambil mengelus pelan rambut Evelyn dan berlalu pergi

•••••

"Jadi kapan lo mutusin dia?" tanyanya

Dia, yang dimaksud Daniel  tentu saja Evelyn

"Tunggu sebentar lagi" ucap orlando

"Kapan? jangan bilang lo udah ada rasa sama dia, mengingat Lo juga hampir membatalkan taruhan kita kala itu" ucap Daniel meremehkan

Orlando tertawa renyah, dirinya tentu akan memutuskan Evelyn tapi tidak sekarang, "Nanti lo lihat sendiri"

"Gue tunggu, kalo ga.." Daniel menyeringai, "remember Thalita? she is beautiful" lanjutnya dan pergi meninggalkan Orlando yang sudah mengepalkan tangannya.

Orlando menatap tajam kepergian Daniel, dirinya harus segera memutuskan Evelyn agar adiknya bisa bebas dari incaran setan seperti Daniel.

Ah ia kembali mengingat awal-awal mereka pacaran, dirinya dan Evelyn sebelumnya sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka. Namun, mereka terciduk sedang berpelukan dan berita itu langsung beredar ke seluruh penjuru sekolah, bahkan Evelyn langsung terkena bully oleh Cherry dan Jinny untungnya Jeslyn selalu disamping Evelyn kala hubungannya dan Evelyn beredar.

"Sorry ve, gue emang brengsek banget tapi lebih brengsekan kakak lo" lirih orlando dan pergi

••••

"Cari dia" ucap lelaki paruh baya tersebut.

"Buat apa? emang papa ga punya bawahan?"

"DANIEL!" teriaknya

Calvin menatap geram putra sulungnya itu, Daniel memiliki sifat keras kepala sama seperti dirinya tidak ada satupun sifat Margareth pada diri Daniel.

"Kamu itu akan mengurus perusahaan papah! Niel!" ucapnya lagi, terlihat jelas guratan di wajah Calvin.

"Justru itu karena pewaris papah cuma Daniel, bagaimana kalo Daniel terluka karena menangkap cecunguk itu?" tanyanya

Calvin menggeram marah, "Lalu kamu mau duduk doang!" ucapnya

"Enggak, Daniel mengurus perusahaan kalo masalah yang suka penggelapan dana itu tugas Fadli sekertaris papa dong" ucapnya dengan enteng

"Hey, papah memanggil kamu untuk pulang itu untuk menangani kasus ini, papa ingin kamu terjun langsung"

"Papah cuma punya pewaris Daniel! emang mau kalo Evelyn tiba-tiba mengendalikan perusahaan papa?"

"Jangan pernah sebut nama itu! lebih baik kamu keluar tidak ada gunanya papa menyuruhmu untuk pulang" kata Calvin sambil memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut.

Evelyn | ENDWhere stories live. Discover now