Chapter 5

12.1K 818 2
                                    

Jangan salah kan aku jika suatu saat aku membenci kalian.

...

Pagi ini, adalah hari ulang tahun sang papah dengan senyum yang mengembang ia mengambil hadiah yang sudah ia siapkan. Evelyn memilih menggunakan dress biru langit dengan motif bunga dandelion. Hari ini adalah hari Rabu, dan kebetulan tanggal merah. papanya  bahkan menggelar meriah hari ulang tahunnya.

Sesekali Eve bersenandung kecil, sambil memoles wajah nya dengan makeup. Dengan senyum mengembang ia mencari sang papah.

Dilihat nya sang papa yang berbicara dengan salah satu tamu undangan yang hadir. Dia menghampiri sang papa. "Selamat ulang tahun papa"ucapnya  sambil menyodorkan hadiah tersebut.

"Papa? Bukannya anak kamu cuma satu yah Daniel, kok dia bisa panggil kamu papa?"ucap tamu tersebut, Clavin memutar otaknya untuk mencari alasan, "salah dengar kali, dia itu anak pembantu saya" jawabnya sambil terkekeh pelan.

Evelyn terpaku mendengar ucapan papanya. Mbok Darmi yang melintas, melihat tatapan sang tuan untuk membawa Evelyn masuk ke kamar nya. Evelyn hanya menurut ketika mbok Darmi membawanya pergi.

Baru saja ia ingin menidurkan tubuhnya, namun suara pintu kamarnya terbuka lebar. Sosok Clavin yang terlihat begitu menakutkan. Kemudian, clavin menutup pintu kamar Evelyn dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Evelyn beringsut mundur ketika melihat wajah papahnya yang begitu menakutkan.

PLAK.. tubuhnya langsung tersungkur kesamping kanan saat clavin menampar pipi kirinya dengan sangat kencang dan kasar, bahkan bibirnya kembali sobek.

"Pah.."Evelyn menatap takut papanya.

"Berulang kali saya ingatkan kepada kamu, untuk tetap didalam kamar, siapa yang menyuruh mu keluar kamar anak sialan!!"

Tanpa memperdulikan rintihan kesakitan Evelyn, clavin menjambak rambut Evelyn dengan sangat kuat, kemudian ia menyeret Evelyn kedalam kamar mandi.

Tanpa bekas kasih ia menenggelam-gelamkan kepala Evelyn di bathtub yang sudah terisi air penuh.
Berulang kali Evelyn meminta maaf dan mohon ampun kepada sang papa. Berharap ia menghentikan aksinya.

"Saya ingatkan kembali, jangan pernah melanggar perintah saya!" Clavin menatap jijik kearah Evelyn yang tengah meringkuk di sudut kamar mandi dengan keadaan basah kuyup dengan luka lebam dimana-mana.

Evelyn hanya mengangguk kecil, tak ada tangis yang keluar dari bibirnya, "Jangan salahkan Evelyn, jika suatu saat Evelyn membenci papa" lirihnya

Deg

Clavin yang mendengar itu terpaku dengan omongan anak perempuan nya lantas ia melenggang pergi.

Evelyn berjalan terseok-seok kearah lemari pakaiannya, ia mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana pendek. Kemudian, dia merebahkan tubuhnya.

...

Hani berjalan tergopoh-gopoh, ketika pembantu nya memberi tahukan bahwa Evelyn kembali disiksa papanya. Hani melihat suaminya keluar dari kamar Evelyn.

"Mas apa yang kamu lakukan lagi"geram Hani

"Bukan apa-apa"ucapnya santai, "mas kamu tau gak, sikap kamu itu sudah keterlaluan dan melewati batasnya!!" Bentak Hani

"Keterlaluan bagaimana?" Hani menatap manik hitam milik suaminya. "Kamu menyiksa Evelyn, dia itu anak kamu mas"

"Dia pantas mendapatkan itu Hani, ayok kita temui para tamu" ucapnya lalu menggandeng tangan sang istri.

Hani meronta-ronta, untuk dilepaskan cekalan. Namun cekalan tersebut berubah menjadi kasar ia kemudian mengikuti langkah sang suami. Ia memang bukanlah ibu yang melahirkan Evelyn namun sisi keibuannya yang tidak terima.

...

Diatas panggung Clavin memberi sambutan bersama Hani, Daniel dan Jinny mereka seperti keluarga harmonis tanpa kehadiran Evelyn. Sosok yang dari tadi  memperhatikan mereka, ia kini beranjak meninggalkan tempat tersebut.

Dadanya sangat sesak, Evelyn kemudian mengambil cutter dari  laci mejanya, dengan gerakan lihai Evelyn menggoreskan cutter tersebut ditangan kirinya. Evelyn semakin menggila, untungnya kesadaran menyadarkan dirinya.

Kemudian ia beranjak mengambil kotak p3k, dengan ringisan kecil Evelyn membersihkan luka yang ia buat.
"Seandainya pergi dari dunia bisa nyelesain masalah gue lebih memilih mati sekarang"


TBC

Evelyn | ENDWhere stories live. Discover now